Episode 16

280 21 4
                                    

Periode ketiga masa pemerintahan Raja Gwangjong - Masa Pembersihan (959-975) -- (beberapa peristiwa berdasarkan sejarah Goryeo, tapi konflik kutulis berdasarkan imajinasi yang didramatisir)

.
.
.

(Yeon Hwa POV)

"Soo-ya..." gumam Wang So sebelum ia mendaratkan bibirnya ke leher jenjangku.

Lima orang anak telah kulahirkan untuknya, dua putra dan tiga putri. Namun dia masih menyimpan wanita itu di dalam hatinya. Dia selalu dalam keadaan mabuk setiap kali berhubungan intim denganku, dan menganggapku sebagai mantan kekasihnya yang sudah mati itu. Terkadang ia menyuruhku memakai gaun milik Hae Soo, dan berdandan seperti Hae Soo. Dia selalu mengakhiri sesi hubungan intim kami dengan terisak sambil memanggil nama wanita itu.

Apakah hatiku tidak terasa sakit?

Tentu saja sakit. Tetapi sepertinya aku sudah kebal dengan rasa sakit itu. Selama aku masih bisa berada di dalam dekapannya, aku akan berusaha mengubur rasa sakit itu dalam-dalam. Aku bersyukur, dia tidak mencari wanita lain tiap kali ia merindukan Hae Soo. Tidak seperti raja-raja lain yang memiliki banyak selir dan gundik, dia hanya memilikiku sebagai ratu satu-satunya. Aku tidak tahu alasannya, namun aku bersyukur, tidak perlu merasa cemburu dengan wanita lain. Sudah cukup aku cemburu kepada orang yang sudah mati.

"Aku mencintaimu, Hae Soo..." igaunya di tengah lelapnya.

Kuseka air mata yang muncul di ujung kelopak matanya yang terpejam

"Kapan kau benar-benar dapat menghapus dia dari ingatanmu? Kapan kau dapat melihatku sebagai diriku sendiri, bukannya sebagai pengganti dirinya yang telah pergi? Aku, Yeon Hwa, di sini, di sisimu, selalu. Tidak bisakah kau melihatku sekali saja?" Gumamku. Semoga ia mendengarnya, meski itu tidak mungkin.

Tubuhnya bergerak menghadapku. Kedua lengan besarnya menarik tubuhku untuk masuk ke dalam dekapannya yang hangat. Ia masih menyebut nama perempuan itu sesekali. Dada telanjangnya basah, oleh air mataku. Ternyata hati ini masih terasa sakit, sangat sakit.

~~~

(Author POV)

Ketika Wang So terbangun, ia mendapati Yeon Hwa tertidur pulas di dalam pelukannya. Ia mengernyit, merasakan dadanya yang agak basah. Ia melihat ada sisa air mata yang hampir mengering di wajah Yeon Hwa. Disentuhnya pipi wanita itu, disekanya perlahan. Ketika ia mendaratkan bibirnya ke atas kening Yeon Hwa, kedua mata wanita itu terbuka, menatapnya.

"Siapa aku?" Tanya Yeon Hwa tiba-tiba.

"Hah?" So mengernyit, tak mengerti.

"Siapa aku di matamu?"

"Wanghu?"

Tiba-tiba Yeon Hwa memeluk So erat, seolah tak ingin melepaskan.

"Ada apa ini? Pagi-pagi sudah bertingkah aneh. Apa kau masih bermimpi?"

"Kau mencium keningku."

"Lalu kenapa?"

Yeon Hwa hanya menggeleng.

"Ayo, aku mau rapat pagi," So hendak melepaskan pelukan Yeon Hwa, namun wanita itu makin mempererat dekapannya.

"Hanya semenit saja. Tidak. Tiga puluh detik. Biarkan aku memilikimu tiga puluh detik sebagai diriku. Kumohon, Pyeha."

So menghela napas panjang, menyerah.

"Kasim Cho," panggilnya.

"Ya, Pyeha?" Jawab sang kasim dari luar kamar.

[IDN-MoonloverFF] Daemok: The Lonely Queen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang