"Yeon Hwa... Yeon Hwa... Yeon Hwa."
Kedua kelopak mata Yeon Hwa sudah terbuka, namun belum jiwanya. So memanggil namanya beberapa kali, namun tidak ada respon. Ia bagi mayat yang sedang bernapas.
"Kondisi fisik Wanghu sudah kembali normal, Pyeha," jelas Tabib.
"Tetapi mengapa dia seperti ini?"
"Sepertinya, mentalnya masih terganggu, Pyeha."
"Rahasiakan kondisi Wanghu dari siapapun. Katakan saja dia sedang demam."
"Dan kalian..." So menuding para pelayan pribadi Yeon Hwa. Mereka semua gemetaran, merasa hidup mereka tidak akan lama lagi, "jaga Wanghu siang dan malam secara bergantian. Kosongkan kamarnya dari barang-barang yang berbahaya. Singkirkan semua perhiasannya. Jangan sampai ia ditinggal sendirian dan membahayakan dirinya lagi. Jika sampai terulang lagi, kalian akan kuhukum mati!"
"Baik, Pyeha..."
So menyentuh perban yang membalut luka Yeon Hwa dengan sangat pelan, seperti sedang menyentuh barang yang mudah pecah. Ia juga melihat memar dan luka di pergelangan tangan kiri Yeon Hwa, serta di pergelangan kakinya. Memar itu didapatkan saat ia berusaha melepaskan diri dari ikatan untuk bertemu Hyohwa. Melihat semua itu, membuat hati So makin digerus oleh rasa bersalah.
Ketidakpercayaan dan perasaan tidak aman.
Sejak pertama kali duduk di kursi tahta, ia sudah mencurigai semua orang, di tambah satu per satu orang kepercayaannya meninggalkan dirinya. Ia bahkan mencurigai putranya sendiri karena Ju akrab dengan para bangsawan Seokyeong yang selalu menentangnya. Karena Won pernah menggerakkan bangsawan Seokyeong untuk menggulingkan dan menggantikannya dengan Pangeran Gyeongchunwon, ia pun berpikir bahwa Ju bisa saja dihasut untuk menggulingkan ayahnya sendiri. Belum lagi anak itu memprovokasi emosinya dengan membantahnya.
Tetapi So bukan benar-benar ingin menghukum mati putranya. Ia hanya sekedar ingin memberinya pelajaran. Namun seharusnya ia tidak menghukum Yeon Hwa. Meskipun wanita itu memiliki sifat ambisius, dia tetaplah seorang ibu yang hanya ingin menyelamatkan anak-anaknya.
Pada awalnya, So menganggap Yeon Hwa sama seperti ibunya, Ibu Suri Yoo yang ambisius dan menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan tertinggi, bahkan membuang anak-anak yang ia anggap sudah tak berguna lagi dalam mempertahankan posisinya.
Tetapi melihat Yeon Hwa berjuang agar dia membatalkan hukuman atas Ju, padahal ia sudah menjanjikan bahwa Hyohwa yang akan menggantikannya, sadarlah ia bahwa Yeon Hwa jauh berbeda dari Ibu Suri Yoo. Yeon Hwa bukan takut posisinya sebagai Ibu Suri di masa depan akan terancam, melainkan takut kehilangan nyawa putranya.
Dan ia telah kehilangan nyawa satu putranya yang lain, Hyohwa. Seharusnya So tidak memisahkan ibu dan anak itu. Ia sungguh menyesal. Sifat keras kepalanya selalu membawa masalah dan mengakibatkan penyesalan yang tak berujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[IDN-MoonloverFF] Daemok: The Lonely Queen ✔
FanfictionKau sudah berjanji, akan menikahiku ketika kita sudah dewasa nanti. Tetapi kau mengingkari dan melupakan janji yang telah kau buat, setelah kau bertemu dengan perempuan itu, Hae Soo, gadis yang juga telah menghancurkan masa depan kakakku. Meskipun p...