(Author POV)
"Pyeha," panggil Ji Mong dari luar kamar Hae Soo. "Ini sudah hampir dua puluh jam sejak Wanghu mengalami kontraksi, tetapi sampai sekarang bayi anda belum lahir. Tampaknya persalinannya mengalami kendala. Mengapa anda tidak menengoknya sebentar?"
Sudah berkali-kali Ji Mong membujuk Wang So, namun sang raja tak juga keluar dari ruangan itu.
"Pyeha, saya tahu cinta anda hanya untuk Nyonya Hae, tetapi bayi yang dikandung Wanghu adalah anak anda. Berikanlah sedikit perhatianmu."
Seorang perawat berlari kencang menuju kamar Hae Soo.
"Tuan Ji Mong, Wanghu... Wanghu..."
"Apa yang terjadi?"
"Bayinya sudah lahir, tapi Wanghu mengalami pendarahan. Beliau sekarat!"
Ji Mong tak dapat menahan diri lagi, ia menerobos masuk meskipun dihalangi oleh pengawal. Ia tak peduli pada pedang yang terhunus di depan lehernya.
Ruangan itu sangat gelap tanpa penerangan sama sekali. Aroma di dalam kamar itu tak sedap diendus, karena sudah berminggu-minggu So tidak mandi, juga bercampur dengan bau busuk makanan yang tidak ia sentuh. Ji Mong tidak tahu bagaimana caranya So masih dapat bertahan hidup tanpa makan selama beberapa minggu. So tampak duduk meringkuk sambil memeluk guci abu di atas ranjang.
"Sadarlah, Pyeha! Anda sangat kacau. Negara ini akan hancur jika anda seperti ini terus. Anda juga akan kehilangan ratu anda. Ia sedang meregang nyawa. Apa anda ingin menyesal sekali lagi?"
"Dia tidak akan mati."
"Apa?"
"Yeon Hwa tidak akan meninggalkanku seperti yang Hae Soo lakukan. Ambisinya terlalu besar untuk mati."
Ji Mong menghela napas panjang, "takdir tidak ada yang tahu. Kematian bisa datang kepada siapa saja, mau tidak mau."
"Yeon Hwa tidak akan mati. Yeon Hwa tidak akan meninggalkanku."
~~~
(Yeon Hwa POV)
Aku tidak boleh mati.
Aku tidak akan mati.
Bagaimana nasib putraku jika aku mati sekarang?
Bagaimana kalau Wang So mengingkari janjinya dengan tidak menjadikan putraku sebagai pewarisnya?"Wanghu, syukurlah, anda sudah sadar," kata seorang perawat yang sedang mengecek denyut nadiku.
"Sudah berapa lama aku pingsan?" Tanyaku usai menelan air seteguk.
"Hampir dua hari, Wanghu."
"Apakah Pyeha pernah datang melihatku?"
Mata perawat itu tampak bergerak-gerak gelisah, menghindari tatapanku.
"Dia tidak datang, iya kan?"
"Pyeha sudah melihat Pangeran. Beliau memberinya nama Wang Ju. Tetapi beliau menunda untuk memperkenalkan Pangeran kepada publik, menunggu anda pulih, Wanghu."
"Baiklah, setidaknya ia melihat putranya. Di mana Wang Ju? Apa aku boleh menyusuinya?"
"Akan hamba panggilkan inang pengasuhnya, Wanghu."
Semangatku kembali ketika putraku berada di dalam pelukanku. Hanya dialah sumber kekuatanku. Hanya dialah alasanku untuk tetap hidup.
~~~
(Author POV)
Beberapa hari kemudian, Wang So menobatkan Wang Ju sebagai putra mahkota. Ia melirik Yeon Hwa yang memasang senyum penuh kebanggaan di wajahnya. Wajah pucatnya tertutupi oleh make-up berwarna cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[IDN-MoonloverFF] Daemok: The Lonely Queen ✔
Fiksi PenggemarKau sudah berjanji, akan menikahiku ketika kita sudah dewasa nanti. Tetapi kau mengingkari dan melupakan janji yang telah kau buat, setelah kau bertemu dengan perempuan itu, Hae Soo, gadis yang juga telah menghancurkan masa depan kakakku. Meskipun p...