04

136 33 100
                                    

Aroma khas dari kamar Jimin memenuhi indera penciuman Hara.

Ia berkali-kali mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi terakhir kali sebelum ia berakhir di kamar Jimin.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, sayup-sayup ia mendengar seseorang sedang membicarakannya sebelum Jimin melangkah masuk bersama Hoseok.

Hara mencoba duduk dengan sandaran bantal saat Jimin melihatnya sadar.

"Manajer kau sudah sadar?" tanya Jimin mendatangi Hara sambil membantunya untjk duduk

"Eoh, Hara-ssi syukurlah kau sudah siuman. Bagaimana keadaanmu?" tanya Hoseok khawatir

Hara tersenyum simpul lalu menjawab, "Keadaanku lebih baik, Hoseok-ssi. Ngomong-ngomong apa yang terjadi padaku?"

"Kau tak ingat?" tanya Jimin yang sudah duduk disamping Hara, di tepian kasur.

Hoseok ikut bergabung, ia menyeret kursi ke samping kasur.

Hara menggeleng sebagai jawaban, "Kalau aku ingat kan aku tidak bertanya, Jimin pabo"

Jimin melotot mendengar kata-kata Hara, "Berani sekali kau manajer!"

Setelah mendengar kekesalan Jimin, Hara malah tertawa.

"Mianhae" ujarnya, "Tapi aku benar-benar tidak mengingat apapun, Hoseok-ssi bisa kau ceritakan?"

Hoseok mengangguk, "Kau mimisan, Hara-ssi. Kau yakin tidak apa-apa? Dokter bilang--"

"Kau memanggil dokter?"

"Hyungku, lebih tepatnya." koreksi Hoseok

Hara menoleh cepat, "Benarkah? Kau memiliki hyung seorang dokter? Wahhh" Hara sedikit terkejut dengan pengakuan Hoseok.

Bahkan ia baru tahu kalau Hoseok punya saudara dokter.

Melihat raut wajah Hara yang tidak seperti orang sakit malah membuat mereka tertawa.

"Baiklah-baiklah sepertinya kau memang sudah baikan!" ujar Jimin mengakhiri dengan tawa.

"Jimin-ssi, oh Hara kau sudah siuman? Kalau begitu bangunlah aku membuatkan bubur untukmu."

"Benarkah?!"

Jin mengangguk, "Ada di dapur."

"Jim, minggir-minggir"

Setelah mendengar ucapan Jin, Hara bergegas turun dari kasur, mengenakan alas kaki, dan berlari kearah dapur untuk menyantap bubur demi perutnya yang mulai kelaparan.

"GOMAWO JIN-SSI!"

***

"Jungkook ANDWAE!"

Mendengar namanya disebut, Jungkook menoleh cepat dengan raut wajah terkejut melihat seorang Hara yang berlari kecil menghampirinya.

Jungkook mundur beberapa langkah, "WAE WAE?"

"Itu buburku!" Hara berhenti beberapa langkah sambil menunjuk mangkuk yang dipegang Jungkook.

Jungkook melahap satu sendok bubur di mangkuknya, "Tidak ini buburku!" protesnya.

Hara berkacak pinggang masih dengan tatapan tajam mrlihat Jungkook, "Itu punyaku, berikan padaku!"

"Ani!"

Mendengar jawaban Jungkook membuatnya semakin kesal, "Jungkook-ssi! Berikan atau tidak?"

[PJM] The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang