19

81 13 49
                                    

Give me your hand save me save me, I need your love before I fall, fall
BTS - Save Me

🌸🌸🌸

"Latihan selesai, kalian boleh istirahat lima belas menit."

Son Sung Deuk akhirnya memerintahkan para member untuk beristirahat. Hal ini membuat mereka bernapas lega terlebih Jimin yang sejak re-take ketiga sudah mulai merasa pusing.

Para member lantas meninggalkan panggung satupersatu dan memilih untuk beristirahat di ruang artis, kecuali Jimin.

Pria itu masih berada di panggung, tepatnya di pinggir panggung, duduk sambil mengayunkan kakinya, matanya menjelajah setiap sudut aula ini, hanya ada beberapa staff yang sedang memindahkan kursi, mengurus lighting panggung, ada backdancer juga bersama Hoseok.

Sorot matanya berhenti saat ia melihat Hoseok tengah menatapnya lalu sebisa mungkin Jimin langsung membuang pandangan kearah lain, memilih merebahkan dirinya menatap langit-langit gedung dengan hiasan lighting warna ungu.

"Neo gwaencanha?"

Derap langkah kaki diikuti suara Hoseok semakin jelas tak membuat Jimin merubah posisinya.

"Tentu saja. Hyung. Memangnya aku terlihat tidak baik-baik saja?" jawabnya malas.

"Eoh," Hoseok menjeda kalimatnya, "jangan memaksakan diri, Jimin-ah."

Jimin bangkit dan menatap Hoseok seraya tersenyum kecut, "Kalau aku tidak memaksakan diri, kita tidak akan merayakan anniversary tahun ini bersamaku, Hyung."

Jimin menunduk, sambil memainkan ujung jarinya.

"Maksudku, jangan memaksakan diri memendam masalahmu. Aku tahu kau sangat tidak fokus latihan," ucap Hoseok setelah duduk disamping Jimin sambil menepuk bahu pria ini,"Sebenarnya apa yang mengganggu pikiranmu?"

Sedikit terhenyak, namun sebisa mungkin Jimin menutupinya.

"Apa maksudmu, Hyung?" tanya Jimin setelah mendongak sekilas menatap Hoseok dan lagi, ia tersenyum kecut.

Membuat Hoseok menghela napas berat, "Jangan membohongi dirimu sendiri, Jim."

"Apa aku terlihat membohong--"

"Eoh," jawab Hoseok memotong ucapan Jimin.

"Diantara kita bertujuh, siapa yang selalu berusaha menutupi sesuatu kalau bukan Jimin?"

Merasa tertampar, Jiminpun memilih diam, hatinya menyetujui ucapan Hoseok walau mulutnya masih gatal ingin mengelak.

"Mengenalmu sejak pertama kali kau menginjakkan kakimu ke agensi itu bukan waktu yang singkat, Jim. Kita sudah mengenal sifat masing-masing member, terlebih kau yang selalu menutup-nutupi masalah dari kami semua."

Benar, mereka sudah lama bersama sampai mengenali sifat satu sama lain. Mengelakpun tak ada gunanya kalau mereka sudah paham apa yang terjadi dengan Jimin, pria dengan sejuta rahasia yang tidak pernah diungkapkan.

"Aku tidak tahu, Hyung."

Setelah beberapa detik akhirnya Jimin kembali bersuara, meski berat, dan tidak tahu apa yang akan ia ceritakan.

Jimin saja tidak paham dengan apa yang sedang ia pikirkan. Namun yang jelas, pikirannya sedang tidak baik-baik saja, bisikan-bisikan yang tidak jelas pun memenuhi pikirannya.

"Kalau boleh aku tebak," Hoseok menoel lengan Jimin seraya tersenyum, "Jung Hara, kan?"

Terkejut, Jimin segera menoleh dengan tatapan 'bagaimana kau tahu?'

[PJM] The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang