13

87 20 45
                                    

I'm the one I should love in this world
BTS Jin - Epiphany

🌸🌸🌸

Klek

Sosok wanita berkaki jenjang mengambil langkah panjang membuat helaian rambutnya mengayun, atensinya tak lepas dari seorang wanita muda yang seumuran dengannya sedang duduk di kursi kebesaran di sudut ruangan.

Namun tampaknya, wanita itu sama sekali acuh, mendongakkan kepala pun enggan membuat wanita di depannya mengepalkan tangan menahan amarah, toh ia datang kemari bukan untuk mengumandangkan amarahnya. Percuma, batinnya.

Park Jieun

Melihat nama yang terpampang di meja lalu menghela napas panjang, sebelum melemparkan lembaran foto --yang sejak tadi berada di genggamannya-- tepat di depan wanita itu.

"Ada hubungan apa kau dengannya?" nada dingin keluar dari bibirnya tanpa rasa takut.

Di sisi lain, wanita bernama Jieun memungut lembaran foto seraya menengadah, kini kedua netra mereka bersibobrok, bibir yang dipoles lipstick merah menyala itu tak lepas menyunggingkan senyum miring.

"Semacam ... mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikku?"

"Cih," wanita itu berkacak pinggang, "dengan mengorbankan calon tunanganmu sendiri?"

"Tunangan, lebih tepatnya."

Kim Bora, ia menghela napas kasar, jari-jemarinya mengepal, rahangnya mengeras dibalik senyumannya,tak habis kesabaran menghadapi wanita egois ini, kalau bukan karena bayaran, tak mungkin juga ia repot-repot membantu sahabatnya.

Eh, mana ada sahabat yang datang ketika butuh saja?

Mantan sahabat lebih tepatnya.

"Lakukan saja apa yang kuperintahkan."

Jieun melemparkan lembaran foto yang menampakkan beberapa potret pria dan wanita, ada satu-dua foto yang hanya menampakkan si wanita saja.

"Kalau perlu bunuh saja dia."

"Oh wow! Sekarang kau berani menyuruhku membunuhnya? Dimana sih akal sehatmu?"

Srett

Jieun bangkit dari kursinya, meraih jas putih, ada sorot keraguan sebelum ia kembali menoleh kearah Bora yang masih berdiri tegap, menanti jawabannya.

Namun, manusia tetap manusia yang menuruti ego ketimbang akal sehatnya. Jadi, Jieun kembali bersuara.

"Tidak usah banyak komentar. Lakukan saja atau sepuluh juta won mu hilang!"

***

Beberapa minggu ini, kegiatan Hara sangat padat. Mengurus tujuh orang ketika sang fajar terbit hingga terbenam lalu bekerja part time di sebuah kedai sampai dini hari untuk menambah penghasilan agar tetap hidup di Seoul.

Seperti hari-hari biasa, pagi-pagi buta ia akan bangun, memasak sarapan untuk para member, menjadi oknum yang membuat satu persatu member terbangun karena kebisingan dan aroma khas masakan yang menggiurkan.

"Selamat pagi, Hara!"

Sapaan khas seorang Jung Hoseok terdengar disela suara bising gesekan spatula dan teflon namun untungnya Hara tidak begitu terkejut, ia pun hanya menolehkan kepalanya sekilas.

"Selamat pagi juga, tuan Hoseok!" jawabnya sembari melanjutkan aksi menumis.

Beberapa detik kemudian, Kim Taehyung datang saat Hara menyajikan tumisan yang ia buat di meja makan. Salah satu alisnya terangkat tinggi ketika mendapati pakaian dua pria itu sudah rapi dan sepertinya sedang dikejar waktu.

[PJM] The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang