HAPPY READING
"Satya cepat bawa mobilnya lelet banget sih! Sudah jam berapa ini, nanti gue kena omel lagi" kesal Novlin.
Satya-pun menginjak pedal gas melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Woi, anjir nggak usah ngebut juga!" tegur Novlin.
"Kan, lo yang bilang harus cepat biar nggak dimarahin, gimana sih lo," kesal Satya.
Satya kembali menambah kecepatan mobil nya.Novlin refleks memeluk Satya dari samping. Satya pun senyum-senyum sendiri sambil sedikit demi sedikit mengurangi kecepatan mobil.
Plak....
Novlin memukul lengan Satya.
"Awss sakit njir," ringis Satya sambil mengusap lengannya.
"Makanya jangan ngebut-ngebut bodoh!" Novlin kesal.
"Iya-iya," ucap Satya. Mereka akhirnya sampai didepan rumah Novlin.
Saat Novlin ingin turun, Satya mencegah Novlin. Novlin yang sedari tadi kesal menatap Satya tajam. Satya menyalakan lampu.
"Lo ngapain peluk gue, cari kesempatan ya lo," Satya.
"Ihh itu tadi refleks anjir, gue takut jadi gue nggak sengaja meluk lo, Jangan ge-er deh lo," simbar Novlin.
"Masa sih, kok pipi nya merah," Goda Satya.
"Apaan sih lo, g-gue masuk bye," pamit Novlin gugup lalu turun dari mobil.
Satya hanya terkekeh geli lalu mematikan lampu, menyalakan mesin mobil dan pergi.
***
Pagi hari, seperti biasa setelah sarapan bersama, Ara dan Garrel pamit berangkat ke sekolah. Begitu juga dengan Agas yang pamit dengan Delia.
Ara dan Garrel berangkat bersama ke sekolah karena itu permintaan dari Garrel sendiri. Ara juga sudah bodo amat dengan fans-fans Garrel.
Setelah memasang sabuk pengaman, Garrel menginjak pedal gas, mobil Garrel sudah keluar dari mansion besar itu.
Beberapa menit kemudian, Ara dan Garrel sudah sampai di sekolah. Seperti biasa seluruh siswa-siswi yang kecentilan menggoda Garrel.
"Gila, Garrel ganti mobil lagi," ucap Resty takjub.
Ara dan Garrel turun dengan bersamaan, wajah siswi berubah menjadi datar. Ada yang menatap Ara sinis, ada juga secara terang-terangan menghina Ara.
Ini sudah seperti sarapan setiap pagi Ara jika datang ke sekolah, Ara sudah kebal. Gadis itu hanya berjalan tanpa memperdulikan perkataan orang-orang.
Garrel ikut senang, karena Ara hanya bersikap biasa saja, seolah-olah itu hanya angin lewat.
Sesampainya di kelas, Ara tidak melihat Elena maupun Tasya. Dengan memberanikan diri menghampiri Ambar.
"Lo lihat Elena nggak," tanya Ara.
Ambar menatap sinis Ara. "Kantin." jawabannya singkat. Ara berterima kasih lalu menyusul Elena di kantin.
Karena Ara sibuk bermain ponsel, Ara menabrak dada bidang seorang cowok. Ara segera menunduk minta maaf.
Ara mencoba melihat cowok yang ditabrak, ternyata itu Rayhan. "Maaf kak," Rayhan hanya memasang wajah datar lalu melenggang pergi.
Dingin amat bos, batin Ara.
Ara-pun melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Di kantin, sudah ada Elena duduk memakan batagor. Ara langsung duduk di samping Elena.
"Tumben, pagi-pagi udah ngantin" ucap Ara.
"Gue nggak sarapan pas berangkat" kata Elena. Ara mengangguk.
Pelajaran hari ini adalah olahraga, seluruh teman kelas Ara berganti pakaian di toilet. Setelah berganti pakaian, mereka berbaris di lapangan voli dan disana sudah ada Pak Bohari sedang memegang bola voli.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Minggu kemarin kita sudah melakukan praktek, dan minggu ini bapak akan ambil nilai kalian."
"Pertama-tama, kalian pemanasan dulu, setelah itu lari tiga putaran mengelilingi lapangan ini, setelah itu saya langsung panggil nama sesuai urutan absen untuk mempraktekkan gerakan yang bapak sudah ajarkan minggu kemarin."
"Baik pak,"
"Ketua kelas, pimpin pemanasan" ucap Pak Bohari.
Setelah melaksanakan pengambilan nilai olahraga, murid kelas 11 IPS 2 mengganti pakaian. Setelah itu melanjutkan pelajaran ke dua yaitu seni budaya.
Setelah dua jam lamanya, bel istirahat pun berbunyi, Bu Indi mengakhiri pembelajaran dengan memberikan tugas melukis.
Ara dan Elena memesan bakso dan juga air mineral, dua gadis cantik itu berbincang sambil menunggu pesanannya tiba.
Di seberang, Rayhan cs, sedang asyik menyantap mie ayam nya. Garrel menepuk bahu Rayhan yang memang sedari tadi memperhatikan Ara.
"Ekhem, kenapa mandang Ara kayak gitu," tanya Garrel penasaran.
"Biasa aja" sela Rayhan.
"Emangnya kayak gimana," tanya Galang.
"Kayak jatuh cinta gitu" goda Garrel.
"What! Lo jatuh cinta sama cupu," ucap Galang kaget.
"Nggak!" tegas Rayhan.
"Seandainya Ara cantik, nggak kayak gitu, lo bakal suka," tanya Garrel.
"Sebenarnya dia itu cantik, kalo putih, nggak pakai kacamata dan rambutnya di gerai, dia cantik" ucap Rayhan.
Garrel tersenyum, mendengar perkataan Rayhan.
Bagus jadi adik ipar, batin Garrel terkekeh.
***
"Ra, gue cabut duluan" pamit Elena.
"Iya, hati-hati ya," ucap Ara.
Garrel datang menarik Ara masuk kedalam mobil. Ara sedikit terkejut, Ara kira itu Caramel yang ingin menyakitinya lagi.
Seluruh siswi yang melihat itu, berpikiran bahwa Garrel dan Ara ada hubungan.
Di jalan, Ara mengeluarkan micellar water dan kapas, Ara mulai menghapus foundation yang ada di tangan,leher dan wajahnya.
Garrel yang melihat kegiatan Ara lewat mata ekornya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Ra, lo mau pacaran sama Rayhan," tanya Garrel tiba-tiba.
Ara menghentikan kegiatannya lalu menoleh menatap sinis Garrel. Garrel tersenyum.
"Nggak!" Jawab Ara.
"Why," tanya Garrel.
"Rayhan nyebelin, apalagi dingin" ucap Ara jujur.
Garrel tertawa, mendengar Garrel tertawa Ara menaikkan alisnya.
"Dek, sebenarnya Rayhan itu perhatian. Dia memang kayak gitu ke semua cewek. Pasti kalau Rayhan udah cinta sama lo, dia mencair" jelas Garrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd And Her Mission [ SUDAH TERBIT ]
Teen Fiction[ SUDAH TERSEDIA DI PLAYBOOK/PLAYSTORE ] Ara gadis badgirl yang ingin menyamar sebagai nerd disekolah elite. Misinya adalah ingin mencari teman tanpa melihat fisik dan harta. Pernyamarannya berjalan dengan lancar, tetapi seiring berjalannya waktu Ar...