Patah hati

2.2K 125 0
                                    

HAPPY READING



Siang tadi, sahabat-sahabat Ara mengajak Ara menonton bioskop setelah isya. Ara sudah siap tinggal menunggu kabar dari Novlin dan Tasya.

Setelah mendapatkan kabar bahwa Novlin dan yang lainnya sudah ada di mall, Ara langsung masuk ke dalam mobilnya.

Tapi sebelum itu Ara sudah izin ke Agas dan Delia. Mereka mengizinkan Ara tapi pulangnya tidak tengah malam.

Karena jarak Mall ke rumah Ara tidak begitu jauh, lima menit Ara sudah sampai, di basement Ara memarkir mobilnya dan di pintu lift sudah ada sahabatnya.

Ara yang melihat Bima menggendeng Tasya membuat hatinya sedikit sakit. Ara sudah tahu kalau Bima dan Tasya pacaran, Ara mendapatkan berita itu dari Novlin.

"Ayo guys," ucap Ara tersenyum.

Ara pandai membohongi sahabatnya, terlihat bahagia nyatanya tidak.

Salah Ara sendiri, setahun yang lalu Bima kembali menembak Ara, tapi Ara menolaknya. Alasan Ara adalah Ara tidak ingin kehilangan Bima.

Biarlah rasa sakit hati Ara, Ara tanggung sendiri.

Karena banyak menghayal Ara tidak sadar kalau mereka sudah sampai. Terlihat Novlin memesan tiket dan popcorn.

Untung saja mereka sampainya cepat, karena filmnya sudah dimulai dua menit yang lalu. Mereka segera masuk dan mencari tempat duduknya.

Kebetulan, Ara berada di samping Tasya, dan di samping Tasya ada Bima.

Karena Novlin memilih genre horor. Di pertengahan film itu semakin horor. Membuat Tasya ketakutan dan langsung memeluk Bima. Bima tertawa.

Ara tidak tahan melihat adegan pelukan itu, Ara izin ke toilet tapi nyatanya gadis itu ingin pulang.

Ara membeli minuman di tokoh Menantea milik Jerome Polin. Ara sudah beberapa kali meminum Menantea dia sangat menyukainya.

Ara berjalan ke tokoh donat, Ara membeli beberapa donat untuk dia makan di rumah. Pada dasarnya Ara suka ngemil.

Ponsel Ara bergetar, ada notifikasi dari Novlin.

Lo lama banget sih.

Gue pulang, gue nggak enak badan tiba-tiba.

Astaga Ra, iya, Lo hati-hati.

Saat di basement, Ara tidak sengaja melihat Elena. Elena sempat mengajak Ara, tetapi Ara menolaknya karena sudah ada janji dengan sahabat-sahabat nya.

Semoga aja, Elena nggak ngenalin gue, batin Ara.

Elena hanya melewati Ara, Ara menghembuskan napas lega. Saat ingin masuk ke dalam mobil. Garrel menahan Ara.

"Eh, kakak juga ada disini" ucap Ara.

"Iya, teman-teman lo mana," tanya Garrel.

"Masih nonton, gue pulang, males" ucap Ara.

"Ya udah, gue masuk ya, Lo bawa mobil jangan ngebut" pamit Garrel.

"Bye Ara," ucap Galang.

"Eh, iya" jawab Ara.

Ara mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang sambil mendengarkan lagu 'secret love songs.'

"WHY CAN'T I SAY THAT I'M IN LOVE" teriak Ara melepaskan amarahnya.

"I WANNA SHOULD IT FROM THE ROOFTOPS."

"CAUSE I'M YOURS......"

Ara mengehentikan mobilnya di alun alun kota, karena tak ingin cepat pulang gadis itu lebih memilih mencicipi jajanan kaki lima yang ada di alun alun.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan baik, Ara keluar dari mobil lalu menyusuri jajanan yang ia akan cicipi.

Ara terhenti tepat di hadapan penjual bakso bakar mercon. "Makan yang pedes-pedes bisa ngurangin kegalauan gue."

"Pak, saya mau satu tusuk ya,"

"Siap dek,"

Lima menit menunggu bakso bakarnya di bakar, akhirnya selesai juga, Ara membayarnya lalu meniup-niup bakso tersebut dan memakannya.

"Emm, pedesnya pas masih bisa di toleransi, enak banget pak," ucap Ara girang. Penjual itu hanya tersenyum.

Ara kembali mencari makanan yang mengugah seleranya, "baby crabs, gue gak pernah coba gara-gara liat di fyp tiktok lagi makan kulit manusia, tapi penasaran juga sih, nggapapa kali ya sekali-kali hehehhe."

"Kak, saya mau satu porsi ya,"

"Rasa apa dek?"

"Ada apa aja rasanya?"

"Balado, jagung manis, pedas manis, boncabe."

"Pedas manis aja kak."

Setelah mencicipi berbagai jajanan kaki lima Ara mendudukkan dirinya dikuris alun alun sambil menikmati angin semilir.

Ara dibuat iri kepada dua sepasang yang berada di sampingnya sedang suap-suapan memakan ice cream.

"Mending pulang aja, bikin iri aja" gumam Ara.

Ara berjalan santai menuju mobilnya dan tidak sengaja menabrak pelan seorang anak kecil perempuan yang tengah menangis.

"Eh, kamu kenapa dek," tanya Ara sambil menyamai tinggi anak itu.

"Aku sedang cari mamaku kak, tadi aku pamit ke toilet tapi saat aku kembali ke mama sudah tidak ada" isaknya, Ara yang tak tega melihatnya menemani anak kecil itu mencari mamanya.

"Kamu berhenti nangis ya, kakak beliin ice cream mau?" Ucap Ara.

"Mau kak," gadis kecil itu menghapus jejak air matanya dipipinya.

Ara tersenyum lalu mengusap kepala gadis itu, "nah gitu dong, ayo kita beli ice cream lalu kita cari mama kamu."

"May! May! Kamu dimana nak," teriak seorang wanita.

"Kak, itu suara mama, ayo kita kesana" ucapnya.

"Ayo!"

Saat sudah sampai dihadapan Mama May, May berlari lalu memeluk mamanya.

"Kamu dari mana saja May, mama nyariin kamu sayang."

"Aku kan tadi izin ke toilet Ma,"

"Masa sih, mama ngga dengar,"

"Aku pikir Mama dengar."

"Maaf sayang."

"Bagus deh kalo gitu, em May, Kakak pulang ya," ucap Ara.

"Eh, makasih ya nak,"

"Nggapapa kok tante, lain kali hati hati ya, jaman sekarang ngga ada orang baik" ucap Ara.

"Iya, ohiya nama kamu siapa nak,"

"Ara tan,"

"Sekali lagi makasih ya nak, Ara,"

"Tante ngga perlu berterima kasih, kalo begitu aku pulang, selamat malam."

Ara menaiki mobilnya lalu menancap gas pulang kerumah. Tidak-lama Ara sudah sampai, Ara segera keluar dari Ara mobil lalu berjalan masuk kedalam rumah.

"ARA PULANG!."

"Astagfirullah Ara," kaget Delia. Ara hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ara ke kamar dulu ya," pamit Ara.




Fake Nerd And Her Mission  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang