Pengakuan Ara

2K 120 1
                                    

Hari Ini adalah hari terakhir siswa-siswi SMA Kartika Jaya melakukan ujian. Ara, Elena dan Alia sedang berada di perpustakaan.

Mereka sedang belajar di perpustakaan, mereka sengaja datang awal agar bisa belajar bersama di perpustakaan, dua puluh menit lagi bel masuk akan berbunyi itu kesempatan Ara, Elena dan Alia untuk belajar.

Mereka saling support, mereka tidak ada bekerja sama. Karena bagi mereka itu curang. Sungguh indah persahabatan mereka.

Disis lain Ara takut, takut Elena dan Alia benci dengan Ara karena sudah berbohong akan identitasnya, semoga saja Elena dan Alia tidak marah dan benci kepada Ara.

Tidak terasa bel masuk sudah berbunyi, Ara, Elena dan Alia bangkit berjalan beriringan menuju kelas.

Saat masuk, sudah sebagian teman sekelas Ara yang berada di kelas.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, hari ini hari terakhir ujian, ibu harap kalian semua mengerjakan dengan teliti tidak terburu-buru."

"Elena, tolong, bagikan lembaran soalnya" ucap Bu Indi.

"Siap Bu," ucap Elena.

Setelah lembaran soal terbagi, mereka mulai mengerjakan soal-soal dengan serius, Bu Indi memantau mereka dengan cara berkeliling di dalam kelas. Takut ada siswa-siswi yang menyontek atau bekerjasama.

Setelah satu jam mengerjakan soal, bel pulang berbunyi. Karena khusus hari ini hanya ada satu mata pelajaran.

Mereka segera mengumpulkan lembaran jawabannya di ibu Indi.

"Tidak ada lagi yang mau mengumpulkan," tanya Bu Indi.

"Tidak ada Bu," jawab semuanya.

"Baik, setelah ujian kalian masih tetap sekolah Minggu depan, itu aturan dari kepala sekolah, jadi ibu harap, kalian tidak ada yang meliburkan diri" tegas Bu Indi.

"Yaah, kok gitu Bu," protes Ambar.

"Kita perlu nge refresh otak bu" ucap Juan.

"Guys, syukuri apa yang adaaa hidup adalah aturan kepsek" ucap Lintang dengan nada yang ia buat.

Mereka semua tertawa.

"Baik, ibu pamit ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Di parkiran, Alia mengajak Elena dan Ara bermain di rumah besok. Ara–pun setuju karena tidak seharusnya Ara bersembunyi terus.

Keesokan harinya, Garrel mengantar Ara menuju rumah Alia. Di jalan Ara mampir di indoapril membeli Snack.

Tidak lama Ara sudah sampai di rumah Alia. Ara pamit kepada Garrel. Kemudian Ara–pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke pekarangan Alia.

Ara memencet bel, tidak lama di buka oleh Mami Alia. Mami Alia terkejut melihat Ara, sedetik kemudian Mami Alia tersenyum.

"Nyari siapa," tanya Mami Alia ramah.

"Alia Tante, aku temannya Alia," jawab Ara sopan.

"Oh, langsung masuk aja ke kamar Alia. Elena juga ada di dalam" ucap Mami Alia.

"Iya Tante," ucap Ara.

Mami Alia menunjukkan kamar Alia, Ara segera mengetuk pintu Alia dan di buka oleh Elena.

"Eh, masuk….masuk" ucap Elena senang.

"Wahh, Ara, ini baru pertamakali nya loh, kita ngumpul" ucap Alia girang.

"Hehe iya," ucap Ara.

"Guys, gue mau curhat" ucap Alia.

"Mau curhat apa," tanya Elena.

"Sebenarnya gue suka sama Kak Garrel" ucap Alia malu-malu.

Ara tersedak air liurnya sendiri.

"Sejak kapan," tanya Ara.

"Sejak masuk SMA" jawab Alia. Ara mengangguk.

"Lo mau gue urus sama kak Garrel nggak," tanya Ara.

"Maksudnya," tanya Alia.

"Ara kan, dekat sama Garrel" sahut Elena.

"Lebih dari itu" cicit Ara.

Melihat raut wajah bingung Elena dan Alia, Ara terkekeh.

Sudah saatnya Ara membongkar penyamarannya, ia sudah yakin kepada Elena dan Alia.

Ara meminta micellar water Alia. Alia langsung mengambilnya di atas meja riasnya.

"Sebelumnya gue minta maaf banget udah bohong ke kalian dan baru jujur saat ini, tapi itu semua gue punya tujuan."

"Gue harap kalian masih mau berteman sama gue" lanjut Ara.

Ara menghapus foundation di wajahnya dan terakhir di tangannya.

Diam. Elena dan Alia bungkam, nggak tau lagi mereka berdua mau bilang apa, mereka berdua terlanjur kaget.

"Maaf," cicit Ara.

Elena tertawa hambar. Syok karena Ara. Ara hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Tolong jelasin kenapa lo nyamar jadi nerd," tanya Elena.

Ara menjelaskan semuanya, Elena dan Alia mendengarkan dengan baik.

"Dan… Garrel itu kakak gue" cicit Ara.

"Berarti lo…" ucap Elena terpotong.

"Iya, anak pengusaha kaya ke satu" ucap Ara. Elena lemas.

"Gue nggak tau harus ngomong gimana," ucap Alia.

"Gue juga, gue syok banget" ucap Elena.

"Maaf, tapi kalian nggak benci gue kan," tanya Ara.

"Nggak kok, kita berdua cuma speechless" ucap Elena.

"Kalau gitu gue pulang, tenangkan pikiran kalian" ucap Ara.

"Jangan, mending kita ngedrakor" usul Elena.

"Ayo" ucap Alia.

Setelah menonton drama Korea, Ara pamit pulang karena Delia dan Agas ingin berangkat ke Thailand.

Di luar sana sudah ada Garrel yang menunggu Ara. Elena dan Alia mengantar Ara sampai ke depan mobil.

"Akhirnya dek, lo jujur sama sahabat lo" ucap Garrel.

"Iya kak," balas Ara.

"Hati-hati Ra," ucap Elena.

"Kak, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" peringat Alia.

"Ekhem…" deheman Elena dan Ara.

Garrel yang tidak tau apa-apa hanya bisa memasang muka bingung.

Saat sampai di rumah, Delia dan Agas sudah siap dengan barang-barangnya. Tinggal menunggu putrinya pulang.

Ara segera memeluk Delia dan Agas secara bersamaan lalu menangis.

"Hiks…kalian perginya lama banget, sebulan Ara jadi kesepian" ucap Ara menangis.

"Panggil teman kamu, suruh mereka bermalam" saran Agas.

"Iya Pi, jangan lupa sering hubungi Ara yah," ucap Ara.

"Iya sayang," ucap Delia lembut.

Agas mengecup kening Ara lama. "Kamu jangan nakal ya," titah Agas.

"Siap," ucap Ara

Agas memeluk Garrel ala laki-laki pada umumnya, "jaga adik kamu" titah Agas.

"Iya pih," ucap Garrel.

Delia mengecup pipi kanan Garrel. "Kamu jangan pulang larut, Ara sendiri di rumah, Bi Ninit juga nggak bisa nginep ada anak dan suaminya yang dia urus" ucap Delia.

"Iya bundaa" ucap Garrel.

Delia dan Agas keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Sopir memasukkan barang-barang tuannya ke dalam bagasi.

Setelah barang-barang tersusun rapi, sopir itu masuk kedalam mobil lalu menjalankan mobilnya.


Fake Nerd And Her Mission  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang