"Chaeyoung..., bukumu tertinggal," suara lembut seorang perempuan membuatnya menoleh.
"Tampan...". Kosakata itu refleks terlontar dari mulut Mina dan disaat yang bersamaan Chaeyoung menoleh ke arahnya.
"Hah apa katamu?,"
"Astaga aku keceplosan...." kata Mina dalam hati, lalu mematung sembari menutupi mulutnya dengan buku Chaeyoung, wajahnya memerah menahan malu.
"A...ak...aku tidak bilang apa-apa," sangkal Mina lalu segera menyerahkan buku itu pada Chaeyoung. Mina segera bergegas menciptakan langkahnya untuk keluar dari ruangan itu.
"Tunggu!, kau mau kemana?," sahut Chaeyoung menahan langkah kakinya yang hanya tinggal semeter lagi keluar dari ambang pintu.
"Aku.., aku mau ke taman menemani Dahyun," jawab Mina sambil berbalik, berhadapan dengan Chaeyoung.
"Untuk apa ke taman?," tanya Chaeyoung.
"Menemaninya. Karena Dahyun bilang kau dan Sana Eonni akan menghabiskan waktu di sekolah selama dua jam setelah pulang, Dahyun akan menunggu di taman dan aku mau menemaninya," jawab Mina lagi.
"Bagaimana kalau kalian berdua disini saja, maksudku... tidak usah ke taman," kata Chaeyoung lalu berjalan mendekatinya menuju ambang pintu.
Deg! Deg! "penyakit macam apa ini, kenapa jantungku jadi berdegup lebih cepat tiap kali berada di dekat namja ini, ya ampun dia begitu tampan, belum pernah aku menemukan namja setampan ini," gumam Mina.
"Hei.., kenapa melihatku begitu.., dimana Dahyun?," tanya Chaeyoung membuyarkan konsentrasi Mina yang sedang menganguminya.
Belum sempat Mina menjawab, Chaeyoung berjalan melewatinya kemudian menyembulkan kepalanya di sebatas pigura pintu, menoleh ke kanan-kiri mencari sosok kakak angkatnya.
"Dahyun-ah!, kemarilah..., tidak usah menungguku dan Sana di taman," kata Chaeyoung agak berteriak, membuat manusia yang tengah anteng membaca majalah dinding itu lantas menoleh dan menghampirinya.
Ketiganya mulai menghabiskan waktu di ruang melukis.
*
*
*
Di lain tempat, tepatnya di kantin sekolah yang lumayan sepi. Hanya ada beberapa bangku kantin yang terisi, rata-rata diisi oleh murid yang sedang berpacaran.
"Dimana Jeongyeon dan Nayeon?," tanya Sana yang baru saja datang.
"Biasa, dia sedang di perpus.., Nayeon tidak masuk sekolah hari ini karena orang tuanya mengajak Nayeon pergi ke Singapur," jawab Jihyo.
"Dia itu.., hanya akan ada kalau pacarnya ada.., kita ini kan berenam bersahabat, rasanya tidak enak kalau tidak lengkap begini , aku akan menyusulnya," ujar Sana kemudian beranjak, ia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju perpus, sesekali langkahnya berubah jadi berlari kecil.
Clek! Sana membuka pintu perpus, dan benar saja namja bernama Yoo Jeongyeon itu tengah anteng membaca sebuah buku tipis di samping jendela yang terbuka. Semilir angin bertiup masuk dari luar, membuat tirai yang menutupi jendela perpustakaan itu melambai terbang.
"Jeongyeon..., kenapa kau tidak ke kantin bersama kami?," tanya Sana yang baru saja menutup pintu.
"Untuk apa?, pacarku tidak ada disana...," jawab Jeongyeon dengan nada datar, tanpa melepas pandangannya dari novel fiksi yang tengah dibacanya.
Sana melangkah mendekati laki-laki yang dulu pernah membuatnya terjebak di labirin kebaperan. Ia memandang lurus pada Jeongyeon, yang masih terfokus membaca. Kehadiran Sana membuat Jeongyeon terusik dari dunia fiksi yang masih tersangkut di angan-angannya, hingga membuat laki-laki itu akhirnya menutup bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)
FanfictionPeringatan!!! mengandung konten LGBT dan Sex🔞 Tiga orang gadis. Mina, Sana dan Dahyun dan seorang laki-laki yang merupakan adik kandung dari Sana bernama Chaeyoung. Keempat manusia tersebut awalnya tidak percaya dengan cinta. Sampai akhirnya mereka...