“Kita harus membuat keputusan bersama-sama..., itulah yang ku inginkan darimu Chaeng...,” lirih Mina. Air mata Chaeyoug jatuh lagi, ia tak tega melihat Mina begitu.
“Kaulah orang yang sangat ku cinta dengan sepenuh hati Chaeng!, seseorang yang paling membuatku bahagia...”
Chaeyoung memeluk gadis itu. Keduanya menangis di dalam pelukan masing-masing.
“Aku akan tetap tinggal di sampingmu..., kemana pun kau pergi..,” bisik Chaeng.
Cup! Chaeng mengecup ubun-ubun kekasihnya.
“Chaeng hiks, aku mau mempertahankan anak ini..., tapi. Apa kata Appa dan Eommaku nanti hiks,” kata Mina sembari tersendat-sendat.
“Kau tenang ya sayang..., sudah ya ..jangan dulu memikirkan soal itu..., aku akan selalu ada untukmu, kita bisa mempertahankan anak ini” Chaeyoung mencoba menenangkan gadis yang sedang sesenggukkan itu di dalam pelukannya.
Keduanya kembali ke kelas, Chaeyoung memegang erat tangan Mina, menuntun perlahan gadis yang kini telah mengandung anaknya. Dan mereka memulai sesi belajar seperti biasa.
Dahyun yang sedang menulis sembari sesekali melihat ke papan tulis lantas berhenti melakukan kegiatan itu kala ia mengingat sesuatu. Ia melepas pulpen dari tangannya, membiarkan pulpen itu menggelinding di atas meja.
“Wae?,” tanya Tzuyu teman sebangkunya.
“Kau bawa pembalut?, aku sedang datang bulan dan lupa tidak membawanya,” jawab Dahyun.
“Tidak.., aku tidak bawa, coba kau tanyakan pada Mina,” usul Tzuyu, Dahyun mengangguk menyetujuinya.
“Mina-ya!, Son Mina!,” panggil Dahyun dengan mode berbisik.
Mina menoleh, matanya yang sembab masih jelas terlihat, namun Dahyun tak terpikir untuk menanyakan hal itu.
“Mwo?,” tanya Mina tanpa suara, tapi gestur bibirnya terlihat jelas.
“Kau punya pembalut?,” bisik Dahyun.
“Ada..., ikut aku,” ajak Mina.
“Ssaem!, aku dan Mina izin ke toilet,” suara Dahyun memecah suasana kondusif di kelas. Keduanya pun berdiri kemudian keluar dari kelas itu.
Mina menuntun Dahyun ke loker pribadinya, semua murid di sekolah itu mendapat loker pribadi masing-masing, dan memang kebanyakan anak perempuan menimbun pembalut di lokernya. Mina membuka lokernya kemudian menyerahkan satu dus besar pembalutnya pada Dahyun.
“Ini.., ambil semua saja, aku sudah tidak membutuhkannya,” kata Mina sambil menyerahkan pembalut itu.
“Eo?, satu dus besar begini?,” heran Dahyun seraya menerimanya.
“Iya..., ini persediaan pembalutku untuk berbulan-bulan, ambil saja,” kata Mina.
“Kau serisu tidak memerlukannya?,” tanya Dahyun lagi.
“Ne...,” jawab Mina singkat.
“Kalau begitu terima kasih!,” ucap Dahyun antusias mendapat pembalut sebanyak itu. Dahyun membuka lokernya dan memasukkan pembalut ke dalam situ.
Kedua gadis cantik itu kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.
*
*
*
10.00 KST
YES! Semua murid serempak berkata begitu kala suara bel istirahat terbagi ke semua penjuru sekolah mewah itu.
Chaeyoung, Mina dan Jeongyeon tengah duduk berkumpul di ruang melukis. Itu satu-satunya ruangan yang aman untuk membicarakan hal penting ini. Chaeyoung menyerahkan test pack itu pada Jeongyeon. Jeongyeon menerimanya, kemudian melihat dua garis yang terpampang jelas disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)
FanfictionPeringatan!!! mengandung konten LGBT dan Sex🔞 Tiga orang gadis. Mina, Sana dan Dahyun dan seorang laki-laki yang merupakan adik kandung dari Sana bernama Chaeyoung. Keempat manusia tersebut awalnya tidak percaya dengan cinta. Sampai akhirnya mereka...