Episode 2 - "Tampan"

3.2K 316 19
                                    

Tak lama Chaeyoung datang menghampiri kedua kakaknya.

“Dahyun!!,” kaget Chaeyoung sekaligus khawatir.

“Tekan dadanya lebih kuat,” pungkas Chaeyoung.

Sana menurutinya, ia menambahkan sedikit powernya ketika menekan dada Dahyun, sebelum kemudian meluncurkan nafas buatan melalui mulutnya ke mulut Dahyun.

Uhuk! Uhuk! Dahyun terbatuk-batuk mengeluarkan air yang sudah beberapa menit mengendap di saluran pernafasannya. Sana langsung membuat posisi tubuh Dahyun terduduk kemudian menepuk-nepuk punggungnya.

Puk! Puk! Sana menepuk-nepuk punggung Dahyun lumayan keras untuk mengeluarkan air yang menyumbat saluran pernafasannya.

Uhuk! Uhuk! Sekali lagi Dahyun terbatuk-batuk.

“Ya Tuhan! Dahyun kau membuat jantungku hampir copot,” ucap Sana pada seseorang yang baru saja diselamatkannya.

“Anak ini begitu merepotkan,” kata Sana lagi dalam hatinya.

Bruk! Dahyun malah pingsan, Sana langsung menahan tubuh Dahyun. Tepat sepersekian detik sebelum Dahyun tergeletak di lantai.

“Sepertinya dia syok atau kelelehan, air dari saluran pernafasannya sudah keluar semua,” kata Chaeyoung.

“Ya sudah kita bawa ke mobil saja,” ucap Sana.

Chaeyoung segera menggendong Dahyun dengan kedua tangannya. Ia mengerahkan semua kekuatan otot bisepnya. Mengangkat seseorang yang tidak menyadarkan diri itu tentu  sangat berat, belum lagi orang itu dalam keadaan basah kuyup. Tidak sia-sia selama ini ia melatih ototnya setiap pagi. Otot lengan yang tidak terlalu besar tapi enak dipandang dan cukup kuat untuk menggendong seorang gadis.

Air menetes dari tubuh Sana dan Dahyun meninggalkan jejak di lantai koridor tanda mereka telah berjalan disitu.

Dengan hati-hati Chaeyoung memasukkan Dahyun ke dalam mobil. Ia memangku kepala Dahyun di atas pahanya. Dalaman Dahyun bisa dengan jelas terlihat karena seragamnya yang basah menjadi tembus pandang. Chaeyoung lantas membuka jaketnya kemudian menutupi bagian atas tubuh Dahyun.

“Aku tidak menyangka...,” lontar Sana memulai percakapan seraya matanya tetap fokus kala mulai melajukan mobil.

“Tidak menyangka apa?,” tanya Chaeyoung.

“Ini baru pertama kalinya aku memberi nafas buatan pada seseorang dan itu berhasil,” jawab Sana.

“Ada gunanya kau belajar CPR,” ujar Chaeng.

Sesampainya di rumah, Sana membantu menaikkan tubuh Dahyun ke atas punggung Chaeyoung, membuat punggung namja itu menjadi basah. Dengan langkah hati-hati ia menggendong Dahyun sampai ke kamarnya.

“Berat juga,” keluh Chaeng sembari menyimpan tubuh Dahyun perlahan di atas kasur Dahyun.

“Sekarang kau keluar Chaeng, aku akan menggantikan bajunya,” ujar Sana.

“Apa aku boleh lihat hehehe?,” tanya Chaeng cengegesan lalu mengulas senyum simpul di wajahnya.

“Yak!, cepat keluar, lihat punyamu sendiri saja sana,” ujar Sana.

“Hahaha aku hanya becanda, ya aku keluar sekarang,” kata Chaeyoung kemudian segera meninggalkan kamar.

Tiga puluh menit berlalu, jarum jam baru merangkak di angka tiga. Dahyun mengerjap-ngerjapkan matanya, ia langsung tersadar kalau ia sedang berbaring di kasur milik Sana. Dari selimut putih dan tebal yang tersingkap di tubuhnya, ia tau bahwa kasur tempatnya berbaring adalah kasur Sana. Dahyun menyapu ruangan itu dengan pandangan matanya, penglihatannya langsung terhenti kala ia melihat seseorang yang sedang tertidur di sebelahnya sembari memunggunginya.

Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang