Peringatan!!!🔞🔞🔞
Untuk kalian yang berumur di bawah 18 tahun harap segera meninggalkan episode ini. Karena episode ini mengandung adegan seks yang cukup vulgar.
"Dahyun..., ketika bersamamu hal sederhana bisa menjadi begitu berarti" kata Sana dalam hati.
"Aku tidak akan pergi meninggalkanmu Kim Sana, apapun yang terjadi, aku tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi" kata Dahyun juga dalam hati.
Dan malam itu keduanya tertidur dengan saling mendekap erat, menggantungkan kerinduan pada hati masing-masing dan membuang jauh-jauh ego yang dari kemarin menguasai logikanya masing-masing. Bagaimanapun yang namanya cinta akan mengalahkan jenis perasaan apapun.
Beberapa menit kemudian, hujan mengguyur Seoul dengan angkuh. Semilir angin berembus meniup pepohonan, kilat menyambar tanpa ampun membuat Sana sedikit merasa takut.
*
*
*
06.00 KST
Waktu berlalu cepat, beberapa jam berlalu, Dahyun terbangun dari tidurnya. Sana masih mendekapnya erat. Dahyun memperjelas pandangannya yang blur, sudah pukul enam pagi. Sudah tiga jam berlalu sejak hujan turun dan sekarang bisa dibilang suhu dingin luar biasa, membuat siapa saja ingin terus bermesraan dengan selimut.
"Sayang...," bisik Dahyun lalu membelai lembut kepala Sana.
"Baru jam enam..," gumam Dahyun. Ia memandangi wajah Sana yang masih tertidur pulas. Luka memar di pelipisnya masih terpampang jelas membuat siapa saja yang melihat bisa ikut merasakan nyeri. Dahyun melepas pelukannya dari Sana perlahan, ia menciptakan langkahnya menuju jendela kemudian membuka tirai jendela itu, masih ada gerimis sisa-sisa hujan semalam, ia membuka jendela itu sedikit, membiarkan udara pagi itu masuk ke dalam kamarnya untuk membawa hawa segar.
Dahyun bergeming memandangi langit yang mendung -- tidak mendung-mendung amat. Matanya memang memandangi langit, tapi di benaknya ia terjerembab pada bayangan kejadian tadi malam.
"Sayang...," panggil seseorang yang memberinya pelukan hangat dari belakang.
"Eonni.., coba ku lihat lukamu.." Dahyun membalik tubuhnya kemudian memegang wajah Sana dengan kedua tangannya.
"Masih terlihat mengerikan, apa kau akan pergi ke sekolah dengan kondisi seperti ini?, kau terlihat seperti anak nakal," ujar Dahyun.
Sana tersenyum sembari tertawa ringan. Dahyun memeluknya lagi.
"Mau bolos bersama?," tanya Sana dalam pelukannya.
"Ide bagus...," jawab Dahyun.
Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Clek! membuka pintu kamar itu sebelum si pemilik kamar mengizinkannya untuk masuk. Chaeyoung langsung melihat kedua kakaknya yang sedang berpelukan mesra.
"Eo?." Chaeyoung tercekat, langkahnya tertahan oleh pemandangan itu.
"Chaeng..., kenapa?," tanya Sana lalu melepas pelukannya.
Chaeyoung menyibak rambutnya yang sekarang sudah lumayan panjang dan sering turun menutupi matanya. Sibak-menyibak rambut menjadi kebiasaan baru anak laki-laki itu. Chaeyoung masuk, menutup pintu kamar itu lalu menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk Sana.
"Aku malas sekolah kak...," keluh anak bungsu itu.
"A, aku dan Dahyun juga mau bolos hari ini,"ucap Sana.
"Tapi aku akan merindukan Mina," kata Chaeyoung kemudian terduduk. "Baru jam enam pagi, apa dia sudah bangun...," gumam Chaeyoung.
"Yak!, apa yang kau lakukan di sini?, cepat kembali ke kamarmu aku dan Dahyun mau..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)
FanfictionPeringatan!!! mengandung konten LGBT dan Sex🔞 Tiga orang gadis. Mina, Sana dan Dahyun dan seorang laki-laki yang merupakan adik kandung dari Sana bernama Chaeyoung. Keempat manusia tersebut awalnya tidak percaya dengan cinta. Sampai akhirnya mereka...