Episode 6 - Cemburu

3K 245 64
                                    

Appa melangkah mendekati putrinya, sudah berminggu-minggu Appa tidak memeluk putrinya itu.

Ia akhirnya memeluk Sana.

“Cinta” satu kata yang membawa perubahan hebat pada manusia. Jika diibaratkan, cinta itu seperti mesin yang bisa mengubah tangis menjadi bahagia. Cinta bukan hanya soal dua remaja yang sedang kasmaran seperti Chaeyoung dan Mina. Namun, ada juga cinta yang mengalir dari hati seorang Ayah yang bermuara kepada anaknya, seperti Appa dan Sana. Cinta yang dapat mengalahkan ego dan ambisi.

Canggung, mungkin satu kata yang menggambarkan suasana di rumah itu. Karena ada seorang anak bertengkar dengan ayahnya dan berakhir dengan pelukan. Sayangnya ini bukan seperti di drama-drama, dimana anak dan ayah dapat memeluk satu sama lain tanpa ada perasaan aneh yang muncul, biasa disebut “awkward”.

Apalagi kalau mengingat jika keluargamu bukan tipe keluarga yang bisa dengan mudah memberi pelukan, bahkan ketika dirimu pulang setelah sekian lama merantau. Rasa “canggung” selalu menghampiri, perasaanmu bak seseorang yang datang untuk bertamu.

Appa, Eomma, Chaeyoung, Dahyun dan Sana akhirnya memutuskan untuk segera beristirahat di kamarnya masing-masing.

Chaeyoung kembali ke kamarnya setelah kejadian dramatis itu berlalu. Namja itu kini perlahan terlelap sembari dengan mesra memeluk gulingnya

Sedangkan di kamar yang lain, Sana. Ia terus membolak-balikan tubuhnya, mencari posisi ternyaman. Namun sayang sudah hampir dua puluh menit berlalu, yeoja itu masih gusar, sibuk memaksakan dirinya untuk pergi ke alam mimpi.

 “Kenapa Eonni?,” tanya Dahyun pada kakaknya.

“Aku tidak bisa tidur,” jawab Sana datar.

Tubuh Dahyun mengendap, menghapus jarak di antara keduanya. Ia langsung memeluk Sana tanpa izin. Menaruh kepalanya tepat di atas dada Sana, membuat Dahyun bisa dengan jelas mendengar lantunan detak jantung Eonninya.

“Aku takut barusan..., kata Chaeyoung kau akan kabur, aku takut kau tidak kembali Eonni..,” kata Dahyun yang setengah mengantuk seraya matanya terpejam.

“Aku masih bergantung pada rumah ini Dahyun, aku masih perlu keluarga..,” jawab Sana, kali ini tangannya mulai terangkat untuk membelai lembut kepala Dahyun yang ada di atas dadanya.

“Kau masih sedih Eonni?,” tanya Dahyun sembari mendongak menatap mata sendu kakaknya.

Sana menghelas nafas. “Tadi sedih.., sekarang sudah lebih baik,” jawab Sana, lalu terpaku memandagi Dahyun.

Ia menatap nanar wajah Dahyun yang disorot oleh sinar rembulan malam itu, cahayanya tembus melalui serat-serat tirai.

“Jangan sedih lagi Eonni, aku jadi ikut sedih kalau kau juga sedih,” kata Dahyun kemudian kembali menyimpan kepalanya di atas dada Sana. Kembali memanjakan indra pendengarannya dengan suara detak jantung Sana.

“Aku punya banyak masalah Dahyun..., selain soal Suho, pertengkaranku dengan Appa, masa depanku dan soal...”

“Jeongyeon,” kata Sana melanjutkan kalimatnya yang terputus.

“Apa kau masih mencintai Jeongyeon?,” tanya Dahyun.

“Iya sedikit...,dia yang selalu ada untukku ketika aku sedang terpuruk.., aku selalu menceritakan semua masalahku padanya” cerita Sana sembari tangannya anteng membelai-belai rambut Dahyun.

“Kau pasti akan menemukan seseorang yang jauh lebih baik dari Jeongyeon, kadang...yang selalu ada bisa hilang, yang sedang di kejar justru menjauh, takdir menyuruhmu untuk berjuang, tapi takdir tidak akan membiarkanmu berjuang sendirian... ” tutur Dahyun.

Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang