“Aku tidak bisa menunggu terlalu lama Dahyun..., aku cinta padamu.., maukah kau jadi –“ ucapan Sana terhenti kala Dahyun menutup mulut Eonninya itu dengan tangannya yang dingin.
“Pacarku...?” lanjut Dahyun lalu melepas tangannya yang membekap mulut Sana.
“Kenapa kau menutup mulutku?,” tanya Sana.
“Karena itu rencanaku Sana.., aku yang harusnya menembakmu lebih dulu”
Sana tertegun, Dahyun menatap matanya lamat. Membuat hati Sana lagi-lagi meleleh.
“Jadi, mau kah kau jadi pacarku?,” tanya Dahyun.
Mata Sana berkaca-kaca, ia kemudian mengangguk pelan.
Pluk! Sana memeluknya sangat erat, semakin erat seakan tak ingin Dahyun yang detik itu menjadi miliknya hilang. Dahyun membalas pelukan Sana, membelai lembut punggung manusia yang dicintainya.
Bintang berjajar sempurna di langit, dan di antara cahaya buatan yang sinarnya berwarna oranye. Siluet dua manusia yang sedang berpelukan itu hadir.
Angin malam menyelisik rambut Sana dan Dahyun, menerbangkan beberapa helai rambut. Mencuri aroma harum rambut keduanya, kemudian pergi membawanya ke seluruh penjuru.
Ketika manusia berada di pelukan seseorang yang begitu ia cintai, rasanya -- satu miliyar kali di pelukpun tidak akan terasa bosan, kamu akan selalu dibuat terpesona oleh pelukannya, seperti apapun jenis pelukan itu. Percayalah.
Dahyun melepas pelukannya.
“Ayo ke mobil.., aku tidak mau kau kedinginan pacarku,” ajak Dahyun kemudian menganyam jemarinya dengan jemari Sana.
Sana tersenyum senang, keduanya berjalan menghampiri mobil.
Mereka pulang membawa perasaan terbahagia yang sulit di jelaskan dengan kata-kata.
Sesampainya di kamar. Riuh rendah suara detak jarum jam selalu memenuhi kamar kedua gadis itu. Jarum jam baru merangkak di angka sepuluh malam. Dan kali ini untuk pertama kalinya dengan menyandang status pacar, Sana dan Dahyun sama-sama bermanja mesra. Kepala Sana berbaring di atas dada Dahyun, mendengar alunan suara jantung manusia yang paling ia cintai. Dan Dahyun, ia hanya diam memandangi wajah Sana seraya sesekali tangannya membelai lembut puncak kepala Sana.
Belaiannya begitu lembut, lebih lembut dari sweater rajut-- hingga membuat Sana terbuai dan sedikit mengantuk. Tapi mata Sana belum benar-benar tertutup, ia masih betah melihat wajah cantik Dahyun dari posisinya berbaring.
Mereka hanya diam tak bicara sepatah katapun.
Dahyun maupun Sana memang senang diam dan berlama-lama memandangi wajah satu sama lain. Saling menatap mata dalam hingga tenggelam ke samudra cinta. Sesekali Sana tersenyum tipis lalu Dahyun membalas senyumnya tak kalah manis.
“Aku bahagia Dahyun, terima kasih ya,” ucap Sana seraya matanya terpejam, berkonsentrasi menikmati belaian lembut tangan Dahyun.
“Aku juga sayang. Betulkan posisimu.., kita harus istirahat, aku tidak mau kita telat bangun besok,” tutur Dahyun.
Ia bangkit dari posisinya kemudian berbaring di samping Dahyun, menjadikan lengan Dahyun sebagai bantalnya. Ia menautkan jemarinya dengan jemari tangan Dahyun yang satunya. Menggenggam erat tangan manusia kesayangannya.
“Dahyun..?, kalau aku tidak punya mata, apa kau akan tetap mencintaiku?” Sana melontarkan pertanyaan unik.
“Aku akan menjadi mata untukmu, membantumu berjalan dan mendeskripsikan pemandangan indah padamu.., kenapa kau bertanya begitu?, ada apa dengan matamu?,” Dahyun balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)
FanfictionPeringatan!!! mengandung konten LGBT dan Sex🔞 Tiga orang gadis. Mina, Sana dan Dahyun dan seorang laki-laki yang merupakan adik kandung dari Sana bernama Chaeyoung. Keempat manusia tersebut awalnya tidak percaya dengan cinta. Sampai akhirnya mereka...