Episode 13 - Dingin

2.8K 215 61
                                    

“Darah!, ada darah di hidungmu, apa kau sakit sayang?,” panik Dahyun seraya jemarinya mencoba untuk menampung tetesan darah dari hidung Sana.

“Eo?! Ini..., aku hanya...,”

“Kau kenapa sayang??!!,” panik Dahyun.

“Aku memang begini saat terlalu bahagia,” jawab Sana kemudian nyengir.

“EO?!, respon bahagiamu sama seperti respon bahagia seorang anak kecil yang di belikan anak anjing,” ucap Dahyun.

Dahyun mengambil tisue lalu membersihkan jejak darah di hidung Sana. Dan Sana ia mendongak berusaha menghentikan aliran darah.

“Gara-gara aku kau jadi begini.., maafkan aku..,” ujar Dahyun.

Sana tersenyum. “Tidak usah minta maaf Dahyun, aku memang begini ,” balas Sana lalu menormalkan posisi kepalanya yang semula menengadah kala dirasa aliran darah di hidungnya sudah berhenti.

“Mau lanjut?,” tanya Sana, alisnya terangkat.

“Tidak..., nanti kau mimisan lagi...,” tolak Dahyun.

“Boleh ku cium pipimu sekali saja?,” tanya Sana.

“Tentu saja ” Dahyun menyodorkan pipi putihnya.

Sana mendekati wajah Dahyun.

Slurp! Dengan jahil ia menjilat pipi hingga ke pelipis Dahyun seperti menjilat es krim.

“Yak!!, ini sangat basah hahaha...,” protes Dahyun lalu tertawa, tangannya menyusut pipinya yang basah karena air liur Sana.

“Hahahaha..., maaf Dahyun, aku tidak tahan melihat pipimu, ingin rasanya ku makan habis pipi ini” Sana mencubit pipi Dahyun gemas.

“Aw!” Dahyun mengusap-usap pipinya yang merah akibat cubitan Sana.

Kedua manusia yang sedang kasmaran itu memang lucu tingkahnya. Siapapun yang melihatnya pasti akan ikut cengar-cengir, suka melihatnya, tak mengundang bosan, atau bahkan malah mengundang candu. Cinta, memang tak ubahnya sebuah nikotin, kafein atau alkohol. Membuat candu, menyusup dalam tiap keping hemoglobin dan menjejal adiksi pada setiap penjuru syaraf.

“Kau mau lanjut menonton filmnya?,” tanya Dahyun, ia menatap sambil satu tangannya mengusap-usap pipi Sana dan menyingkap rambut Sana ke belakang telinga.

“Aku lebih suka bersamamu disini...,” tolak Sana kemudian menggenggam jemari Dahyun yang sedang mengusap-usap pipinya.

“Kemarilah sayang...,” ajak Dahyun kemudian beranjak dan menuntun tangan Sana menghampiri meja belajar Chaeyoung.

“Kau mau mengajariku matematika?,” tanya Sana. Dahyun tertawa ringan.

“Bukaan.., mau mengajakmu duduk di atas meja belajar, dari sini pemandangan bulan purnamanya bagus,” kata Dahyun sembari duduk lebih dulu di atas meja belajar itu. Namun Sana malah berdiri di hadapan Dahyun.

“Benarkah?,” tanya Sana yang badannya semakin mendekat pada tubuh Dahyun.

 “Ya tentu saja, bulannya indah jika dilihat dari sini,” jawab Dahyun.

“Tapi Dahyun lebih indah,” puji Sana.

Cup! Ia mengecup bibir Dahyun sekilas kemudian tersenyum.

Cup! Ia mengecup bibir Dahyun sekilas kemudian tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang