“Kau tidur di sebelahku?, apa kau sudah memaafkanku Dahyun?” kata Sana bicara sendiri.
“Aku sayang padamu, maaf sempat meragukanmu, maaf karena aku menemui Mark kemarin” lanjut Sana, ia mengelus pipi Dahyun.
“Aku ingin terus mencintaimu, hanya kau yang bisa membuatku merasa berharga...” bisik Sana.
Dahyun yang merasa terusik dari mimpi indahnya lantas bangun, ia mengerjap-erjapkan matanya, memperjelas penglihatannya.
“Eungghh” lenguh Dahyun sambil meregangkan persendiannya.
“Dahyun..., kau sudah bangun?,” Tanya Sana.
“Aku baru tidur dua jam yang lalu,” jawab Dahyun dengan nada datar.
“Eo? kau begadang. Dahyun..., maafkan aku...,” ucap Sana.
Dahyun menghela nafas berat.
“Lupakan saja, tidak penting,” kata Dahyun, gadis itu masih saja dingin.
“Dahyun..., jangan lama-lama marahnya..”
Dahyun duduk, ia bergeming memandangi lantai yang dingin.
“Dahyun.., kau masih marah yaa...,” kata Sana manja.
Ia duduk kemudian mengendap, mendekati Dahyun.
“Sayaangg...,” panggil Sana.
Dahyun menoleh, Sana tersenyum padanya ia mendekati wajah Dahyun lalu memejamkan matanya.
“Kenapa?,” tanya Dahyun.
Mata Sana spontan terbuka. Lalu menghunuskan tatapan kecewa pada mata Dahyun.
“Aku sudah pernah bilang padamu, kalau seseorang menutup matanya, itu artinya minta dicium,” kata Sana.
“Aku sedang tidak mood Sana.., sudahlah aku mau bersiap, sudah jam enam, tidak ada waktu untuk main-main.” Dahyun bangkit, ia menciptakan langkahnya menuju kamar mandi, meninggalkan Sana.
“Memangnya menciumku butuh waktu berjam-jam,” keluh Sana, bibirnya mengerucut sedih.
Beberapa menit berlalu. Dahyun keluar sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“Sekarang giliranmu,” ucap Dahyun.
Sana duduk bergeming di kasurnya, tangannya bersedekap, mimik wajah sedihnya terpampang jelas.
“Kau tidak mau sekolah?, ayo.., nanti kau terlambat,” pungkas Dahyun.
Ia memakai baju seragamnya, lalu pergi meninggalkan Sana di ruangan itu.
Di meja makan. Hanya ada Dahyun, Chaeyoung, Eomma dan Appa. Ketika makanan mereka sudah hampir habis, anak sulungnya Sana justru baru selesai menuruni anak tangga dan bergabung di meja makan.
“Eomma dan Appa akan pergi selama tiga hari untuk keperluan bisnis yaa...,” Appa buka suara.
“Kapan berangkatnya?,” tanya Chaeyoung.
“Siang ini...,” jawab Eomma.
Ketiga anaknya pun mengangguk menanggapi itu.
Sana meneguk air putih hangat. Hari itu ia benar-benar tidak mood untuk sarapan. Bisa jadi karena tingkah Dahyun pagi ini.
Chaeyoung melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.
“Sudah hampir jam 7, aku berangkat dulu ya,” pamit Chaeng, ia menyomot salah satu stroberi untuk mengakhiri sesi sarapannya kemudian pergi meninggalkan meja makan.
“Hati-hati di jalan ya, jangan ngebut,” kata Appa pada anak bungsunya. Chaeyoung tidak menjawab, namun ia mendengar baik pesan Appanya.
“Kita harus pergi juga, ayo Eonni,” ajak Dahyun pada Sana. Keduanya lantas mengenakan tas ranselnya masing-masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/190879956-288-k13868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Sebuah Cinta / Eonni Im In Love (END)
FanfictionPeringatan!!! mengandung konten LGBT dan Sex🔞 Tiga orang gadis. Mina, Sana dan Dahyun dan seorang laki-laki yang merupakan adik kandung dari Sana bernama Chaeyoung. Keempat manusia tersebut awalnya tidak percaya dengan cinta. Sampai akhirnya mereka...