Chapter 7 : Luna

5.9K 374 21
                                    

Hai! Natashila comeback! Monggo dibaca ceritanya.... Baca juga cerita author yang 'I Want Your Love' ya! Makasih buat para readers yang udah baca dan voment cerita author sampai chapter ini ya! Enjoy the story ya!

Light bisa merasakan jantungnya berdetak kencang. "Tidak mungkin..." gumannya pelan. Gadis cantik yang dipangil Luna senpai itu hanya tersenyum tipis melihat reaksi sang pangeran sekolah. "Kenapa kau begitu terkejut Light? Apakah kamu tidak merindukanku?" Perlahan namun pasti gadis itu berjalan mendekati Light yang hanya terdiam membeku. "Light?" Luna meraih lengan Light, PLAAK! "Jangan sentuh aku!" Luna tampak terkejut, matanya melotot tidak percaya. "Wow! Sabar Light." Seorang lelaki tampan berkacamata memasuki ruangan OSIS. Lelaki itu mendekati Luna dan meraih bahunya, "Maaf ya, mungkin saja Light terkejut karena kepulanganmu dari Vienna yang tiba-tiba." Luna melirik lelaki berkacamata itu lalu tersenyum, "Tidak apa Wataru, aku maklum kok." Light hanya memandangi mereka.dengan pandangan tidak suka. "Apa maksudnya ini Wataru? Dan kau..." Light menudingkan jarinya kearah Luna, "Sedang apa kau disini? Mau menghancurkan hidupku lagi hah!" Wajah Luna memucat, dia memang tahu Light akan memberikan reaksi negatif atas kepulangannya, tapi dia tidak pernah menyangka akan seperti ini. Wataru maju kedepan Luna seolah ingin melindungi gadis itu, "Sudahlah kau berlebihan Light." Light hanya memasang wajah dingin lalu keluar meninggalkan dua orang itu.

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Wataru pada Luna. Gadis itu hanya terdiam dengan wajah pucat,"Aku tidak menyangka Light akan bereaksi seperti itu. Sebelumnya dia tidak pernah sekasar itu padaku." Wataru tersenyum simpul, "Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, mungkin dia hanya syok. Ayo kuantar berkeliling sekolah ini." Wataru meraih tangan gadis itu dan menariknya keluar dari ruang OSIS. Wataru mengajak gadis itu mengelilingi Wammy High School, namun pikiran Luna seperti tidak ada disana. Dia hanya terdiam dan menerawang jauh.

BRUUK! Tubuh Luna terpental, namun Wataru dengan sigap menangkapnya. "Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya, lalu melirik kearah sesuatu atau seseorang yang ditabrak Luna. "Kau?" Wataru menaikkan sebelah alisnya, Ryuzaki sedang terduduk dilantai sambil memegangi bokongnya. "Sakit..." erang Ryuzaki. Luna yang sadar telah menabrak seseorang segera menghampiri Ryuzaki. "Apa kau baik-baik saja?"

RYUZAKI POV

Aduh, bokongku sakit. Siapa sih orang bodoh yang melamun dan menabrakku disiang bolong begini. "Apakah kau baik-baik saja?" kudengar suara lembut dan sebuah uluran tangan mengangetkanku. Aku mendongkak, sebuah wajah manis ada dihadapanku. Ya tuhan! Apakah gadis manis ini yang menabrakku? Kalau dia yang nabrak, aku rela ditabrak ribuan kali. Bukannya aku alay atau apa, hanya saja gadis ini benar-benar manis. Lihat saja wajahnya yang oriental, rambutnya yang hitam bergelombang, kulitnya yang putih dan matanya yang berkilau itu. Siapa laki-laki yang bisa menepis pesonanya?

Aku meraih tangan lentiknya dengan wajah memerah malu, "a..aku baik-baik saja." Entah mengapa dihadapan gadis ini aku merasa malu. Gadis itu tersenyum manis, "Maaf ya sudah menabrakmu. Aku Luna Viel." Aku tersipu, "Tidak apa-apa. Aku Ryuzaki Lawliet." Gadis itu menatapku, "Oh begitu. Tapi ngomong-ngomong bisa lepaskan tanganku" Aku menatap tanganku, benar saja sedari tadi aku terus menggenggam tanganya. Aku segera melepas genggaman tanganku dan dari tangannya, Luna hanya tersenyum tipis. "Kalau begitu aku permisi dulu Lawliet-san." Dia melambaikan tangannya, lalu berjalan kearah sebaliknya bersama seorang pemuda berkacamata.

Kyaaa! Ini pertama kalinya ada gadis yang begitu manis dan baik padaku. Biasanya sih para gadis menjauhiku, aku sendiri tidak tahu alasannya, tapi menurut teman-temanku mereka takut tersaingi dengan keimutanku. Dasar mereka bodoh, aku kan laki-laki jadi tidak mungkin aku imut kan? Iya kan? "Oi Ryu!" Seseorang menepuk pundakku, aku menoleh "Oh kamu Matt. Sedang apa disini?" Aku melihat kesekelilingku, sepi, maklum aku sedang ada diperpustakaan. Dan untuk apa Matt ada disini? Dari pada membaca buku, Matt lebih suka berkencan dengan 'pacar PSP-nya'. Matt menguap, lalu berkata "Aku disuruh menjemputmu sama si Near. Teman-teman sudah menunggumu di kantin." Aku mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Matt kekantin.

Killing You Softly (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang