“TUNGGU DULU!” Teriakan kencang mengalihkan perhatian orang-orang yang ada diruangan itu. Beyond Lawliet berdiri tegap dipintu masik, seringaian terpantri dibibirnya, ditangannya sebuah senjata laras panjang terangkat. “Beyond-kun! Apa yang kau lakukan!” Ryuzaki menatap adiknya itu dengan pandangan horror. Beyond menatap kakaknya, “Diamlah kak! Ini bukan urusanmu!” ujarnya kasar. Dia menoleh kearah Light lalu menatapnya tajam, “Ini urusanku dengan pria berengsek ini.” Soichiro meraih senjatanya, “Jangan berani-berani melakukannya Soichiro-san. Aku bisa saja menembak anakmu kapan saja” Beyond mengancam. Soichiro berdecih lalu menjauhkan tangannya dari senjatanya. “Apa masalahmu denganku Beyond?” tanya Light tenang. Beyond tersenyum ganjil, “Masalahku denganmu? Tidak ada. Aku hanya tidak suka kau berpacaran dengan kakakku, sebelum kau datang, dia adalah MILIKKU. Kau tahu?” Light tersenyum sinis, “Dan sekarang dia telah menjadi istriku, KAU TAHU?”Wajah Beyond berubah menjadi penuh amarah, “Kalau begitu, apa gunanya aku membunuh si jalang itu!” Beyond berujar geram. Light dan Ryuzaki berpandangan, lalu mereka saling melempar senyum, “Sudah kuduga bukan kau pelakunya.” Ryuzaki tersenyum bahagia lalu memeluk Light. “MENJAUH DARINYA RYU-NII!” Beyond berteriak marah. Dia meletakkan jarinya dipelatuk. Ryuzaki mundur perlahan. “Jadi kau yang membunuh Luna?” Tanya Light. Beyond mengangguk lalu tertawa keras, “YA! YA! Aku yang membunuhnya! Aku membunuh si jalang itu.” “Dan kau menjebakku.” Tanya Light lagi. Beyond mengangguk, “Aku menjebakmu, kau benar. Aku yang meletakkan katana itu dikamarmu, dan aku mencuri saputangan dari kamarmu lalu menaruhnya disamping mayat Luna.” Light memandang Beyond geram, “Kenapa kau lakukan itu?” Beyond tertawa lagi, kali ini lebih keras, “HAHAHAHA! KENAPA? TENTU SAJA AKU INGIN KAU MASUK PENJARA BODOH! DENGAN BEGITU AKU BISA MEMELIKI RYU-NII HANYA UNTUK DIRIKU SENDIRI!” “Kau gila.” Guman Light. Beyong berjalan mendekati Light masih dengan senjata teracung tinggi, “Aku memang sudah gila dari dulu Light. Aku gila karena cintaku pada Ryu-nii. Aku tahu benar, aku tidak akan bisa memiliki Ryu-nii karena kami kakak beradik. Tapi selama dia ada disisiku, dia akan selalu menjadi milikku. Lalu kau datang, mengacaukan semuanya! Kau merebut hatinya, membuatnya jatuh cinta padamu, merebutnya dariku. Dan ditambah lagi kau dan si jalang itu berciuman didepannya! WAW, luar biasa.” “Aku mencium Luna bukan karena kemauanku, dia memaksaku!” Light berkata membela diri.Beyond mengacungkan pistolnya, “Diamlah sialan! Kali ini aku akan melenyapkanmu.” Beyond mengangkat senjatanya, membidik Light, “Ucapkan selamat tinggal…” Light memejamkan matanya. “BEYOND JANGAN LAKUKAN ITU!” “BEYOND-SAMA!” “OTOUTO JANGAN!” DOOR!
Light membuka matanya begitu menyadari tidak ada yang terjadi. Dia hampir saja bersorak gembira, jika saja dia tidak melihat pemandangan didepannya. Ryuzakinya, Ryuzaki yang dicintainya, istrinya… “RYUZAKI!” Light berteriak panik. Dia menghampiri Ryuzaki yang tergeletak ditanah, memegangi perutnya yang berlumuran darah merah. Pandangan Light terasa berkunang-kunang. “Ryuzaki… bertahanlah sayang!” Light meraih tangan Ryuzaki yang penuh darah dan menggenggamnya erat. “SESEORANG… PANGGIL AMBULAN!” Light berteriak depresi. Beyond jatuh terduduk menatap tubuh kakaknya yang terbaring lemah, Soichiro dengan sigap menangkapnya, “Aku… aku tidak bermaksud melakukannya. Itu hanya kecelakaan…kecelakaan… MAAFKAN AKU KAK! KAK!” Beyond memukulkan kepalanya sendiri kelantai. Soichiro menahannya, “Diamlah! Kau yang melakukannya padanya brengsek! Yang kau rasakan padanya bukan cinta, tapi OBSESI! Dan sekarang kau akan membusuk dipenjara.”
Ryuzaki mendongkrak, menatap Light masih dengan pandangan penuh cinta. Dia memaksakan senyum dibibirnya yang bergetar karena menahan sakit. “Jangan menangis Light-kun, ini… bu…bukan salahmu.” Ryuzaki berujar dengan suaranya yang melemah. Light menggeleng-gelengkan kepalanya, air mata membanjiri matanya, “Ssst… Jangan mengayatakan apa pun, Ryuu. Aku ada disini untukmu. Dan bantuan akan segera datang. Bertahanlah.” Ryuzaki menggeleng pelan, “aku sudah tidak kuat Light.” Light terisak, dia menciumi tangan Ryuzaki, “Jangan bodoh, kau kuat. Kau Ryuzakiku yang kuat, kau pasti mampu bertahan.” Ryuzaki hanya tersenyum, genggamannya ditangan Light melemah. “MANA AMBULACENYA!” Teriaknya. Dia menatap Ryuzaki yang semakin melemah, “Jangan, jangan tinggalkan aku. Kalau kau meninggalkanku, aku bisa apa?” Ryuzaki menatap Light dalam, lalu memejamkan matanya, “Aku mencintaimu…” saat itu juga, Light merasakan tangan Ryuzaki manjadi dingin. “RYUZAKI!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing You Softly (boyxboy)
RomanceRyuzaki 'ditembak' oleh sang pangeran sekolah, Light Yagami. Ryuzaki bimbang akan perasaannya, dan benarkah sang pangeran memiliki sebuah rahasia gelap?