Hello! Natashila hadir kembali dengan chappie 5! Enjoy the story please!
RYUZAKI POV
Setelah kejadian pemukulan beberapa hari yang lalu, aku dirawat dirumah sakit selama 3 hari. Sedangkan Yoshi senpai... aku tidak tahu, aku berulang kali bertanya pada Light tentang keadaan Yoshi senpai, tapi dia tidak pernah mau memberi tahu. Sebenarnya aku sedikit mengkhawatirkan Yoshi senpai, bagaimana pun kejadian itu juga merupakan salahku...
FLASHBACK
Aku melangkah kakiku keluar dari kelas, hari ini melelahkan sekali. Lebih baik aku segera mencari Tsuki dan mengajaknya pulang bersama. Drtt....drtt...drtt... Handphoneku bergetar. Aku meronggoh kantungku dan mengeluarkan handphoneku, sebuah SMS dari nomer tak dikenal baru saja masuk. "Ini nomer siapa ya?" Batinku dalam hati. Mungkin nomer Light, tapi aku belum memberikan nomer Handphoneku padanya. Aku membuka SMS itu, "Temui aku diatap sekolah sekarang juga." Aku menaikkan sebelah alisku, siapa orang ini? Apakah aku harus menuruti perintahnya atau pulang saja? Sebaiknya aku menuruti perintahnya saja, siapa tahu dia ini seorang gadis yang ingin menyatakan cintanya padaku.
Aku membuka pintu atap sekolah dengan tergesa. "Yoshi senpai!" Aku berseru kaget, bukannya gadis manis yang menungguku diatap sekolah, malah pria perkasa seperti Yoshi senpai yang muncul. Jangan-jangan Yoshi senpai ingin menyatakan cintanya padaku, aku merinding geli hanya dengan memikirkannya. "Akhirnya kau datang juga bocah tengik..." Dia memandangku tajam, lalu berjalan mendekatiku. Aku hanya terdiam, Yoshi senpai mendorong tubuhku keras hingga menabrak pintu. "Ah..." aku mengerang, punggungku sakit.
"Ini semua salahmu..." suara Yoshi senpai bergetar, aku menengadah, dia menangis! "Ini semua salahmu, karena kau Wataru memutuskanmu." Aku hanya terdiam dan mendengarkannya. "Karena Wataru melihatku sedang menjahilimu dia memutuskanku. Dia bilang dia tidak ingin berpacaran dengan berandalan sepertiku. Ini semua salahmu!" Yoshi senpai berteriak marah. Buugh... Dia meninju perutku, "Jika saja waktu itu kau segera menyerahkan uangmu pasti tidak seperti ini jadinya! Dasar brengsek! Karena kau aku kehilangan orang yang paling kucintai!" Yoshi senpai terus memukuli perutku dan menendangi tubuhku, aku merasa tubuhku melemah. "Berhenti..." aku berkata lemah. Yoshi senpai terus memukuliku, "Kembalikan Wataru!" Dia berteriak frustasi dan .mendorong tubuhku kelantai. Pandanganku kabur, "RYUZAKI!" Semua gelap.
END FLASHBACK"Oi Ryu!" Sebuah tangan menepuk pundakku, aku terkesiap lalu menoleh kearah orang itu. Light berdiri didepanku dengan senyuman yang mengembang dibibirnya, "Hai..." Sapanya, aku tersenyum senang. Sejak aku dirawat dirumah sakit Light selalu ada disini merawatku. Bahkan dia rela melalaikan tugasnya sebagai ketua OSIS untuk sementara.
"Sudah siap?" Tanyanya, aku mengangguk. Dokter bilang hari ini aku bisa pulang. Luka-lukaku sudah mulai sembuh dan tidak terasa sakit. Light meraih lenganku dan menarikku berdiri, dengan hati-hati dia membawaku keparkiran. Disana sudah ada mobil limosinku dan Watari yang menunggu. "Selamat siang Ryuzaki-sama. Bagaimana keadaan anda?" Tanya Watari seraya membungkukkan badannya hormat. Aku tersenyum kepada lelaki tua yang selalu menemaniku ini, "Aku baik-baik saja Watari. Gomen sudah membuatmu khawatir." Aku menoleh kearah Light yang tersenyum, pipiku memerah, entah kenapa aku menjadi terpesona padanya.
Aku memalingkan wajahku, "Bisa kita pulang sekarang Watari?" Watari mengangguk. Dia membukakan pintu untukku dan Light. Didalam mobil kami hanya terdiam dengan pikiran masing-masing, hingga aku segera membuka percakapan agar semua tidak menjadi lebih kaku. "Yagami-san, sejak kapan mengenal Watari? Aku rasa aku belum mengenalkannya padamu Yagami-san." Light menoleh kearahku, lalu tampak sedang mencoba mengingat sesuatu. "Ah iya! Saat itu kau baru saja dirawat dirumah sakit, saat itulah aku bertemu dengan Watari-san" Aku mengangguk mengerti, jadi begitu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing You Softly (boyxboy)
Storie d'amoreRyuzaki 'ditembak' oleh sang pangeran sekolah, Light Yagami. Ryuzaki bimbang akan perasaannya, dan benarkah sang pangeran memiliki sebuah rahasia gelap?