Luna baru saja menyadari ada sesuatu yang aneh belakangan ini, dia sama sekali tidak pernah melihat Light dan Ryuzaki berduaan lagi disekolah. Dia tahu seharusnya dia bahagia dan berusaha membuat Light lebih tertarik kepadanya. Tetapi, tetap saja ada sebuah perasaan yang mengganjal dihatinya, entah apa itu. “Honey, kau tidak apa-apa?” Light mendudukkan dirinya disebelah Luna, ia lalu menyodorkan sebuah gelas kepada Luna. Luna mengangguk, “Aku tidak apa-apa Light-kun. Aku hanya memikirkan, dimana Ryuzaki akhir-akhir ini, aku jarang melihatnya.” Light mendudukkan dirinya disebelah Luna lalu memutar bola matanya bosan, “Tidak usah memikirkan dia, aku sudah bosan dengan semua tentangnya. Mungkin saja dia sudah mati atau semacamnya.” Luna terkikik pelan lalu memeluk lengan Light mesra, “Kau benar, lebih baik kita tidak usah memikirkan si bodoh itu lagi.” Light mengangguk lalu mengecup puncak kepala Luna, “Kau benar honey, kita lupakan saja tentang dia.”
“Ahh, bukankah itu Ryuzaki dan kembarannya itu?” Luna bangkit dari duduknya ketika melihat Ryuzaki dan Beyond yang berjalan memasuki ruang kantin. Mata Luna berbinar, dia akhirnya bisa memiliki kesempatan untuk bisa mengolok-olok Ryuzaki atas kemenangannya. Luna lalu berjalan mendekati Ryuzaki diikuti dengan Light dibelakangnya. “Hello loser,” Luna berujar sinis ketika dia berada didepan Ryuzaki. Seluruh murid yang ada dikantin langsung mengalihkan pandangan dan menatap mereka. Ryuzaki hanya memasang wajah datar, “Apa maumu?” Luna menaikkan sebelah alisnya, “Wow… sikapmu sangat tidak sopan untuk seorang junior pada seniornya. Aku bertanya-tanya, kemana saja kau beberapa hari ini? Apa kau tidak masuk sekolah dan menangis seharian dikamar karena Light telah mencampakkanmu? Poor boy…” Ryuzaki tersenyum sinis, “Itu bukan urusanmu, sekarang permisi. Aku malas berbicara dengan gadis tidak penting sepertimu.” Ujar Ryuzaki seraya berjalan melewati Luna. Wajah Luna langsung berubah kesal, dia meraih semangkuk ramen dari salah satu meja dikantin lalu menuangkannya tepat dikepala Ryuzaki, “Take that Teme!” “What are you doing bitch!” Beyond yang sedari tadi hanya melihat segera menghampiri Ryuzaki yang masih syok dengan tubuh yang penuh mie ramen. Beyond segera membawa Ryuzaki berjalan keluar dari kantin. “Kerja bagus honey.” Ujar Light yang berdiri disebelah Luna. Luna tersenyum lalu mengecup pipi Light, “Kau lihat saja honey, aku akan membuat Ryuzaki lebih menderita.”
~~~NATASHILA~~~15~~~
Siang itu Ryuzaki tengah berjalan sendiri dikoridor sekolah, dia baru saja kembali dari ruang Guru. Gurunya, Mika sensei, memintanya untuk membantu memeriksa hasil ulangan Matematika. Ryuzaki terhenti sebentar lalu terdiam, teringat akan sesuatu, “Ah… aku meninggalkan baju olahragaku dikelas, baka!” Ryuzaki berujar, dia lalu berlari kembali menuju kelasnya. Kreek… Ryuzaki membuka pintu perlahan. Tapi pemandangan yang menusuk tampak didepannya. Luna dengan mesranya merangkul Light dan mencium pemuda itu. Hati Ryuzaki terasa hancur, dia hanya berdiri disitu, terdiam. Luna tampaknya menyadari kehadiran Ryuzaki, dia melirik pemuda itu dan semakin memperdalam ciumannya dengan Light. Setelah dia melepaskan ciumannya, dia menoleh kearah Ryuzaki dan tersenyum penuh kemenangan, “Suka pada yang kau lihat huh?” Light yang melihat Ryuzaki terkesiap, tidak menyangka pemuda itu ada disini, “Ryuza…” “Aku tahu kau tidak sengaja meninggalkan baju olahragamu dikelas, dan aku sudah menyangka kau akan kembali kesini. Jadi aku membawa Light kesini, dan menciumnya TEPAT DIDEPANMU! Aku ingin kau tahu diri bahwa kau bukan apa-apa lagi bagi Light. Jadi jangan sampai kau berani mendekatinya lagi. Aku sengaja mencium Light disini, agar kau bisa melihatnya. Aku ingin menunjukkan bahwa Light sudah bukan milikmu lagi, dia MILIKKU. Jadi, go away teme…” Luna memotong perkataan Light dan mengusir Ryuzaki. Air mata turun dari mata obsidian Ryuzaki, dia menatap Light yang tidak mampu berkata-kata sekali lagi, lalu berlari keluar.
Ryuzaki menangis keras, Beyond yang duduk disebelahnya berusaha menenangkan kakaknya. “Sudahlah kak, berhentilah menangis.” Gumannya untuk menenangkan kakaknya. Ryuzaki tetap terisak, dia menoleh kearah adiknya, “Bagaimana aku bisa berhenti menangis, perilaku gadis kurang ajar itu sudah kelewatan, aku tidak mau bersabar lagi. Aku ingin dia lenyap dari kehidupanku dan Light. Aku ingin dia lenyap!” Beyond terkesiap mendengar ucapan kakaknya, dia sama sekali tidak menduga kakaknya yang manis akan mengatakan hal seperti itu. Beyond terdiam lalu memeluk Ryuzaki, “Tenanglah kak, aku akan memastikan dia tidak akan mendekatimu lagi.” Sementara itu, mereka tidak menyadari, Light tengah mengawasi mereka dari jauh, mendengarkan pembicaraan mereka. Dia menghela nafas, tidak menyangka bahwa rencana balas dendamnya pada Luna akan berakhir seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing You Softly (boyxboy)
RomanceRyuzaki 'ditembak' oleh sang pangeran sekolah, Light Yagami. Ryuzaki bimbang akan perasaannya, dan benarkah sang pangeran memiliki sebuah rahasia gelap?