Chapter 2

10.4K 716 23
                                    

Agatha memasuki rumah besarnya itu dengan malas, seperti biasa suasana begitu sepi dan sunyi.

"Selamat sore non" sapa bi Inah dengan spatula ditangannya dan celemek kerropinya. Agatha mengangguk saja. "Bibi akan masak makanan kesukaan non loh, rendang dan cumi bumbu hitam. Huuh mantap buatan bibi mah!" Ucap bi Inah tersenyum tulus. Dan dibalas tersenyum pula oleh Agatha. Jarang sekali ia tersenyum, ia dapat tersenyum hanya pada orang terdekatnya seperti bi Inah, mang Mamat, dan pak Agung sequrity rumahnya.

***

Setelah mandi dan mengganti baju, Agatha pun pergi kebawah untuk makan malam seorang diri. Karena ia merasa sepi ia memanggil bi Inah "Bi, ayo makan bareng" ajaknya

"Tid--"

"Gada penolakan" tekan Agatha pada setiap kata nya. Bi inah pasrah dan menuruti saja kemauan anak majikannya itu.

Setelah makan malam Agatha pergi ke kamarnya. Ia menidurkan dirinya pada kasur kingsize, bisa dibilang kamar nya terlalu luas untuk ia seorang. Sudah 4 tahun lamanya ia tinggal di rumah besar ini tanpa adanya orang tua dan saudara sekali pun.

Agatha mengambil figura dirinya bersama keluarganya yang lengkap, ditatapnya figura itu. Tanpa disadari ia menangis dalam diam.

***
Pagi telah tiba namun Agatha masih menjelajah mimpinya.
"Non Agatha ayo bangun non, udah jam setengah 7, nanti terlambat loh non" ucap bi Inah mengguncangkan tubuh Agatha

Agatha yang merasa terganggu dari mimpinya bertemu Albert Enstein pun terbangun. Ya orang genius mah mimpinya ketemu Albert Enstein wkwk. "Iya bi, aku berangkat" dengan sempoyongan Agatha berjalan ke kamar mandi, dia biasa mandi selama 5 menit saja. Setelah rapi dengan seragamnya ia tergesa-gesa memakai sepatu tanpa menyentuh sarapan sama sekali. "Mang ayo aku dah telat nih" ucap Agatha langsung masuk ke mobilnya.

"Siap non"

***

Gerbang tertutup rapat, dengan pasrah Agatha akan mendapat hukuman.

"Arkh ditutup gerbangnya lagi" Agatha menoleh terdapat lelaki yang kemarin tak sengaja ia ketuk dadanya yang ia kira itu adalah pintu, mengingatnya saja membuat ia menggulum tawanya dan mencoba kembali dengan wajah datarnya. Lelaki itu menoleh

"Eh cewek cabul" seenak jidatnya lelaki itu menyebut nya cabul. "Lo mau masuk tanpa ketauan gak?" Tanya lelaki itu, namun Agatha hanya melihatnya datar.

"Ck, ikut gue" lelaki itu menarik lengan Agatha tiba-tiba dan mengajaknya ke gerbang belakang sekolah.

Lelaki itu membuka gerbang dengan hati-hati, lalu masuk sembari menarik Agatha.

Lelaki itu tidak melihat jika ada guru BK yang menghampirinya begitu juga dengan Agatha.

"Ekhem"

Mereka berdua menoleh

"Eh ibu Della, lagi ngapain bu? Mau liat muka ganteng saya ya bu" sapa lelaki itu dengan watadosnya.

"Ihh geer kamu Zio, lah kamu kan Agatha murid baru, kenapa kamu bisa terlambat? Oh karena si nakal Zio ini ya, mempengaruhi kamu" jelas bu Della mengintimidasi.

"Enak aja bu, saya gak git.. Aduduh bu sakit kuping saya bu" ucap lelaki yang bernama Zio itu mengaduh

"Ikut saya, dan kamu juga ikut saya" ucap bu Della menjewer telinga Zio dan menunjuk Agatha.

Bu Della membawa Agatha dan Zio ke lapangan. "Oke, sekarang kalian pegang kuping, kaki diangkat satu. Agatha bisakah kamu lepas headsetnya?" tanya bu Della membuat Agatha bingung menjawab. Sedangkan Zio hanya menatap nya penasaran.

MISOPHONIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang