Chapter 14

2.4K 220 7
                                    

Plak

"Berani banget ya lo. Bisa begitu mudahnya pergi sama Arka. Gue muak sama lo!" Sarah membentak Agatha dengan nafas yang memburu. Sungguh ia ingin sekali memusnahkan gadis bernama Agatha ini.

Sarah dan anteknya membawa Agatha ke dalam toilet wanita. Lalu mengunci guna tak ada yang masuk selain mereka.

Plak

Satu tamparan kembali menghiasi pipi Agatha.

"Denger ya, lo itu cuman murid baru yang dengan gampangnya merusak semua ekspetasi gue sama Arka! Dan lo gak pantes bersekolah disini. Karena lo itu cuman sampah. Gausah sok kecantikan deh. Lo itu gak menarik, aneh dan juga bodoh. Cuman gue yang bisa jadi queen di sekolah ini. Semua orang juga tau gue ini pinter, rangking dua seangkatan, gue juga cantik, dan tentu gue lebih menarik daripada lo! Lo norak apaan coba Pake Headphone kaya begini, iyuh. Lo gausah sok," Sarah mendorong kepala Agatha dengan telunjuknya, membuat kepala Agatha tersentak ke dinding.

"Cih. Lo tidur ya. Kok ga bangun sih dari mimpi lo! Listen... people who always look down on others, do not end up being highly regarded," ucap Agatha pelan namun tajam.

(Orang yang selalu memandang rendah orang lain tidak akan berakhir di hormati)

Sarah mendelik kesal. "Maksud lo apa ngomong gitu hah, lo nyindir gue!" Sarah mendorong keras Agatha.

"Git, artinya apasih?" Bisik Fiona pada Gita. Gita mendengus.

"Otak tuh dipakek, pikir aja sendiri," jawab Gita.

Fio mencibir, "bilang aja lo ga tau!"

"Gue bukan google translate!" Sewot Gita.

"Ya gausah sewot dong!"

"Gue gak nyindir lo, tapi kalo lo merasa. Baguslah lo sadar diri," lirih Agatha.

"Bener-bener ya lo!" Kini Sarah benar-benar marah. Ia mencekal kedua pipi Agatha. "Kalo lo ngomong sekali lagi, gue robek mulut lo!"

"Sar boleh gak gue keluarin jurus uler keket gue?" tanya Gita dengan tangan yang masih menahan lengan Agatha.

"Not bad. Boleh banget Git," jawab Sarah tersenyum lebar dihiasi dengan sedikit smirk nya. Kini suara bel masuk pun sudah mereka abaikan sejak tadi.

"Oke. Pengangin Sar," ucap Gita mulai meregangkan ototnya.

"Okee. Ahh seneng banget gue bakal ngeluarin jurus!" Gita pun mulai mengeluarkan kuda-kuda.

Pipi Agatha saat ini terasa perih dan kebas. Tapi ia tidak boleh terlihat lemah. Ia pun berancang-ancang untuk menghindar.

Gita mulai mengangkat tangan dan membentuk seperti kepala ular. Aneh memang.

"Hiyaa," Gita pun mulai mengarahkan tangannya pada Agatha.

Meleset.

Agatha berhasil menghindar dengan merundukkan kepalanya.

Plak

Pukulan Gita mengenai wajah Fio.

"Auww! SAKIT TAU GAK!" Bentak Fio mengelus pipinya yang mulai memerah.

Gita mulai merasa bersalah. "Sorry Fio gue gak sengaja sumpah. Ni anak minta gue slepet ya!"

"Kalian semua sama aja... sampah. Cuih" Agatha meludah lalu tersenyum tipis.

"Apa lo bilang?!" Sarah kembali mencekal pipi Agatha dan menekankan kuku panjangnya di pipi Agatha.

"Minggir! Biar gue aja yang abisin dia," Sarah pun mulai melihat ke sekeliling dan melihat tempat sampah di dalam toilet. Ia pun berjalan ke arah toilet lalu melihat isi tempat sampah itu.

MISOPHONIA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang