Bab 6: Suasana baru dan latihan fisik

2K 175 32
                                    

"Reynal, gimana masakan Tante hari ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Reynal, gimana masakan Tante hari ini?"

Raka mengalihkan pandangannya yang semula ke ponsel, kini mendongak menatap Bundanya tersenyum manis pada Reynal. Raka beralih memandang Reynal yang duduk di sebelahnya, masih tak menyangka bahwa teman se-tim basketnya itu adalah sepupu kecilnya sendiri.

Baru dua hari Reynal tinggal bersamanya, tapi Raka sudah tidak merasakan kesepian lagi seperti hari-hari biasanya. Latihan pun, kini Raka lebih terbuka pada Reynal. Ia juga sudah berani mencurahkan isi hatinya tentang bebannya menjadi seorang kapten.

Raka menghela napasnya, kembali memandang ponselnya yang sedang ramai membahas dirinya dengan Reynal di base sekolah. Awalnya Raka tak berani membuka base itu, takut ada hal yang menyakitkan hati hingga berpengaruh pada pertandingan nanti, tetapi untungnya tidak ada.

"Enak banget, Tante. Ini makanan kesukaan Raka, ya?" Reynal menjawab dengan senyumannya yang kini semakin terangkat, tidak tipis lagi seperti hari-hari kemarin.

"Betul! Reynal suka makanan apa? Tante mau coba masakin buat kamu!" Safira mengucapkannya dengan semangat.

"Reynal suka apa aja kok, Tante," jawab Reynal, masih dengan senyumnya yang manis.

Haris tertawa kecil mendengarnya. "Sama banget kayak ayahmu, Rey. Suka makanan apa aja."

Mendengar itu, Safira menoleh, memandang Haris yang ada di sebelahnya, raut wajah itu ... raut wajah yang Safira tunggu-tunggu. Raut wajah senang tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Safira tahu suaminya itu selalu menjalani hari-hari dengan rasa perih yang selalu singgah di hatinya. Kini ... rasanya lega sekali melihat suaminya itu bahagia karena memang benar bahagia, bukan bahagia karena menyembunyikan luka.

"Ayo segera dihabiskan makanannya. Nanti siang jangan lupa makan ya. Latihan sore ini mau habis-habisan soalnya."

Haris membuat Raka dan Reynal yang sedang nikmat-nikmatnya makan, langsung membulatkan matanya.

🏀🏀🏀

Reynal memasuki kelas dengan langkah lesu. Ia meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di bangku depan Arkan. Arkan menepuk pundak Bima yang ada di sebelahnya, mengajaknya untuk meledek Reynal yang baru saja datang ke kelas.

"Widih ... yang lagi rame di base," kata Arkan.

"Ganteng banget ya, temen kita ini," Bima menambah.

"Bentar lagi juga terkenal kayak sepupunya, Bim." Arkan menambahkan lagi.

Reynal tampak tidak tertarik dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Arkan dan Bima. Mata legamnya memandang bergantian dua temannya itu dengan heran.

"Rame apaan, ya?" tanyanya pura-pura tidak tahu.

Bima terkekeh. "Makanya, punya handphone tuh pake, Rey! Aneh gue mah. Punya handphone jarang banget dipake."

Reynal; Dribble of Destiny √ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang