Chapter 18

290 22 28
                                    

(Untuk gambarnya bayangkan Erza ada di samping Boruto, Boruto pake hitai-ate Kirigakure dan bawa tongkat penuntun yaa)

Naruto mendatangi Ichiraku Ramen untuk makan.
"Paman aku pesan 1 ramen spesial", katanya. Teuchi lalu membuatkan pesanan mereka. Kemudian ada seorang anak dengan ibunya yang masuk ke restoran. Mereka berdua duduk di samping Naruto.
"Selamat datang, mau pesan apa?", tanya Teuchi.
"How can I supposed to order? I'm blind", kata anak itu. Anak itu melambaikan tangannya di depan wajahnya.  Teuchi baru sadar bahwa anak itu buta.

  Teuchi baru sadar bahwa anak itu buta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Mata Boruto)

"Biar kaa-san saja yang memesan Boruto", kata Erza.
"Tak apa mama. Aku bisa semdiri. Apakah ada buku menu?".
"Tentu". Teuchi mengambilkan buku menu dari dalam laci. Ia memberikannya pada Boruto. Boruto membuka itu dan mulai "membaca" dengan menggunakan chakranya.
"Dia menggunakan chakra untuk membaca tulisan itu? Bagaimana bisa?", batin Naruto. "Tunggu dulu, kok dia mirip Boruto waktu bayi ya?".
"Kok si Hokage mirip sekali dengan Boruto ya?", batin Erza. "Kau mau pesan apa Boruto?".
"Aku mau ramen miso yang jumbo kaa-san", kata Boruto.
"Kalau begitu kaa-san pesan ramen seafood".

Teuchi membuatkan pesanan mereka. Naruto sendiri terus melirik anak itu.
"Hei kenapa kau menatapiku terus Hokage-sama?", tanya Boruto.
"Kau mengingatkanku pada seseorang", katanya. "Kau mengingatkan aku akan... ummm... almarhum ayahku".
"Aku turut berduka Hokage-sama".
"Mungkin saja dia terlahir kembali dalam diri anakku", kata Erza.
"Ummm maaf apabila ini hanya kesamaan nama", kata Naruto. "Sebenarnya dulu aku punya seorang anak laki - laki bernama Boruto. Tapi waktu itu desa sedang diserang Geng Byakuya. Makanya istriku membawa Boruto jauh dari sini dan menyembunyikannya di sebuah kuil. Setelah Geng Byakuya sudah musnah, aku ingin mencarinya, tetapi dia sudah tidak di kuil itu".

"Dulu kan aku menemukan Boruto di kuil. Apakah bayi itu...", batin Erza. "Mudah - mudahan kau segera bertemu dengan anakmu ya".
"Ini pesananmu, Hokage-sama", kata Ayame.
"Selamat makan". Naruto menikmati ramennya. Boruto sendiri asyik dengan buku Icha - Icha miliknya.
"Aduh Boruto sampai kapan kau baca buku itu?", tanya Erza datar.
"Buku ini bagus mama. Tenang aja aku kan nggak akan pernah bisa ngintip". Boruto melambaikan tangan di depan wajahnya. "Aku kan buta😜🤪😜🤪".

BLETAK!

"Ittaiii". Boruto mendapat jitakkan keras dari Erza.
"Kalau kau masih baca buku ini tidur di luar sana!".
"Ampuuunnn...😱😱😱".
"Hiii dia lebih menyeramkan daripada kaa-san", batin Naruto. "Bagaimana kau bisa baca buku itu?".
"Gampang". Boruto mengalirkan chakra ke jarinya dan meletakkannya ke buku itu. "Dengan ini aku tak perlu bergantung dengan huruf braille".
"Souka".

Tak lama kemudian, ramen pesanan Boruto dan Erza datang.
"Selamat makan". Erza segera memakan ramennya.
"Enaaaaakkk". Boruto menyeruput kuah ramennya. Ia lalu menambahkan cabe bubuk yang banyak ke ramennya.
"Hei gaki itu sudah merah", kata Teuchi. "Sayangi usus dong".
"Ini enak banget paman", kata Boruto santai.
"Coba ah". Naruto mencoba sesuap ramen itu. Begitu memakannya...

Boruto Scarlet: The Blind Mage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang