Part 12

20 3 0
                                    

"Jadi? Sudah sejauh apa kau mencari tau tentang aku?" Ellie membuka pembicaraan setelah mereka diam dalam keadaan canggung di kamar itu. Ellie sudah berbaring membelakangi Gio sedangkan Gio masih duduk bersender di kepala ranjang sambil memegang Ipad, memeriksa laporan-laporan yang masuk ke emailnya.

"Semuanya?" kata Gio tak yakin. Ia berhenti dari aktifitasnya, melihat ke arah Ellie yang berbalik menatapnya dengan pandangan menuntut

"pekerjaan ibu mu, Ayahmu, adik-adikmu, bahkan jadwal kelas kuliah mu" Ellie menatap Gio dengan ekspresi tak percaya yang sangat lucu di mata Gio.

"Dasar penguntit" desis Ellie

"Hei... Aku hanya mengawasimu karena mendengar adikmu berkata akan menjualmu" Kata Gio tak terima

"Dimana kau mendengarnya?"

"di bar. Aku tidak sengaja menguping pembicaaran kalian. Dan saat kamu masuk ke bar, dia menghubungi ibumu."

"karena itu kamu menyuruh ku bersembunyi?" Gio mengangguk

"kenapa kau tidak langsung memberi tahuku apa yang telah kau dengar?"

"Apa kau akan mempercayaiku? kita bahkan baru bertemu sehari saat itu. Kamu hanya akan menganggapku orang aneh jika memberi tahumu saat itu" Ellie diam, membenarkan perkataan Gio. Dia memang tak akan mempercayainya, tapi setidaknya mungkin dia bisa waspada.

"Lalu apa yang kau ketahui, tapi aku tidak tahu? Kau bilang kau lebih tahu aku dari diriku sendiri" Gio terdiam

"apakah itu hal yang menyakitkan untuk ku ketahui?" tanya Ellie lagi

" Apa kau ingat ingatanmu saat beusia 7 atau 8 tahun?" tanya Gio ragu

"entahlah, hanya ingatan samar bahwa kami sekeluarga mengalami kecelakaan. Sepertinya karena itu ingatanku sedikit terganggu" Gio mengangguk paham

"tidurlah. Kita bahas lagi nanti."Gio mematikan Ipadnya dan meletakannya di nakas, kemudian ia membaringkan tubuhnya di kasur. menutupi tubuhnya dengan selimut hingga kepala.

"Apakah semenyakitkan itu?"gumam Ellie karena Gio tidak mau memberi tahunya. Ellie membalikkan badannya, menatap punggung lebar Gio yang tidur membelakanginya

'Apa tidak apa-apa seperti ini? Tapi Jovi terlihat sangat bahagia. Jika aku pergi dari apartemen nya, Jovi akan kembali hidup susah. Aku tidak menampik bahwa aku benar-benar butuh uangnya sekarang. Apakah aku jahat jika memanfaatkan kebaikannya seperti ini? Aku benar benar seperti benalu sekarang.' suara berat dari laki-laki yang berbaring memunggunginya itu membuyarkan pikiran Ellie.

"jangan banyak berpikir. tidurlah" Ellie tercengang. Gio bisa membaca pikiran? Gawat jika Gio mendengar apa yang dipikirkannya tadi

"jangan berpikiran macam-macam. tubuhmu bergerak gelisah dari tadi. Kasurnya jadi ikut bergerak" Ellie terdiam. Tubuhnya tak bergerak lagi. Ia memejamkan matanya mencoba agar dapat tertidur dengan cepat.

.

.

.

.

.

.

Gio menggeliat tak nyaman karena tidurnya terusik oleh sinar mata hari yang masuk dari jendela kamarnya. Dengan cepat dia membalikkan tubuhnya membelakangi jendela, tapi sekarang malah wajahnya yang terusik. Sesuatu menyentuh wajahnya membuat Gio kegelian. Dengan terpaksa ia membuka matanya. pemandangan rambut wanita yang acak-acakan menyambut matanya.

ahh, dia baru ingat jika dia tidur sekamar dengan Ellie semalam. Gio memundurkan tubuhnya, memandangi Ellie yang masih terlelap dengan nyaman. Tubuh gadis itu sedikit meringkuk, dan tangannya menggenggam bed cover di depan wajahnya, sehingga hampir seluruh wajah mungil gadis itu tertutup bed cover

Into HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang