Semua anggota keluarga Madison sudah berkumpul di ruang makan yang sangat besar ini. Ada 10 kursi yang diisi full oleh 8 orang dewasa dan 2 anak kecil, serta satu kursi bayi untuk si kecil Diana. Mereka semua makan dalam diam. Sudah menjadi tata krama keluarga Madison untuk tidak berbicara selama makan. Hanya denting sendok dan garpu yang terus berbunyi dan ocehan khas anak kecil dari Diana yang memenuhi ruang makan itu.
Para pelayan membawa makanan secara bergantian. Mulai dari makanan pembuka, makanan inti, dan makanan penutup. Saat memakan Dessert, baru lah mereka mulai berbincang.
"Jadi nama mu Gabriella?" Ellie mengangguk sopan
"orang-orang biasanya memanggilku Ellie, mr.Madison"
"Okay, Jadi berapa umurmu?" Tanya Mateo masih dengan aura intimidasi yang kuat kepada Ellie
"Saya 20 tahun ini Mister."
"Dad, berhentilah mengintimidasi Ellie. Kau membuat nya ketakutan" Gio memprotes tindakan ayahnya yang terus mengintimidasi sang kekasih. Gio dapat melihat Ellie merasa gugup. Tangannya terus meremat garpu yang digunakan untuk memakan pudding yang di hidangkan para maid tadi.
"Aku baik-baik saja Gio" Ellie menggenggam tangan Gio sejenak, memberi tahu pada Gio bahwa ia baik-baik saja
" Kau masih kuliah Ellie?" kali ini Amber yang bertanya pada Ellie. Ellie mengangguk pelan
" aku mahasiswa tahun pertama di Universitas CL. Jurusan Sastra Bahasa"
"benarkah? wahhh... jadi Gio senior mu? Uang masuk Universitas CL pasti sangat mahal sekarang. Waktu aku kuliah disana, uang masuknya hampir $25.000 USD. Beruntunglah Gio sangat pintar hingga mendapat beasiswa. Padahal sangat sulit untuk mendapat beasiswa full itu." Ellie hanya tersenyum menanggapi Amber. Dia bingung harus bagaimana menanggapi perkataan Amber yang terdengar sangat friendly itu.
"Ellie juga murid beasiswa kalau kau ingin tahu. Dia pintar, tidak sepertimu" Gio tertawa meledek ke arah Amber yang memasang wajah cemberut. Tapi raut Amber langsung berubah saat menatap Ellie
" benarkah kau juga murid beasiswa? Wahhh... kenapa kau mau dengan adik bodohku itu. Sebelum terlambat, sebaiknya kau cari laki-laki yang pintar dan baik. Kau benar-benar terlalu baik untuk adikku Ellie" kini berganti Gio yang memasang wajah cemberut. Gio menatap kakaknya dengan sinis
" Gio pewaris utama keluarga Madison Amber. Bagaimana dia bisa menolaknya? Bahkan jika Gio menjadi lelaki bejat dan brengsek pun, dia akan tetap memohon agar bisa tetap bersama Gio" Ucapan dari ibu Gio itu membuat Ellie melepaskan garpu yang ia pegang. Nafsu makannya menguap digantikan oleh rasa sakit di hatinya karena dihina di depan banyak orang. Wajah Ellie menunduk dalam, Ellie menggigit bibir bawahnya kuat, menahan sakit tak kasat mata di dadanya
"Mom! apa-apaan itu. Aku yang memohon kepada Ellie agar tak meninggalkan ku. Ellie bahkan selalu menolakku sebelum ini. Sangat sulit untuk meyakinkan Ellie agar percaya padaku. Aku akan sangat marah jika Mommy berkata begitu lagi pada Ellie. Perkataan Mommy benar-benar menyakiti hati Ellie."
" Kalian lihat? Gio sekarang berani melawan ibunya sendiri demi gadis ini. Sudah Mommy bilang padamu Gio. Bisa saja itu hanya idenya untuk menarik perhatianmu"
"Rossaline, cukup. Kau tahu bahwa Gio tidak sebodoh itu bukan?"
"semua orang akan bodoh saat ia jatuh cinta Mateo. Apalagi Gio masih terlalu muda. Dia belum benar-benar mengerti watak orang."
" Sudahlah jangan bahas ini lagi. Cobalah percaya pada anakmu. tugas kita cukup memantau dan mengarahkannya jika Gio benar-benar salah arah. Untuk sekarang yang kita harus lakukan hanya memantau." Rossaline terdiam. bagaimana pun, ia tidak berani membantah perkataan sang suami. Perkataan Mateo adalah mutlak bagi keluarga Madison. Begitupun jika seandainya nanti Mateo berkata Gio harus meninggalkan Ellie. Maka Gio harus meninggalkan Ellie.
" Kau tinggal dengan keluargamu Ellie?" kali ini Jasmine yang membuka suara. Ia berniat mencairkan suasana yang tegang karena ibunya tadi, tetapi tanpa sadar ia malah menarik topik sensitif.
"Maaf kak, akan membawa Ellie ke kamarku dulu. Nanti aku akan kembali" Ellie menatap Gio bingung. Dia tak enak hati meninggalkan meja makan saat semua orang belum selesai makan, tapi Gio tetap menuntunnya berdiri dan membawa Ellie ke sebuah kamar di lantai 2. Kamar dengan nuansa manly yang familiar bagi Ellie. kamar ini memiliki nuansa yang sama dengan kamar Gio di apartemen, hanya saja kamar ini lebih ramai. Tidak sesederhana kamar di apartemenya.
"Kamu istirahat saja disini okay? Aku benar-benar minta maaf untuk perkataan ibu ku. Ku mohon jangan pikirkan perkataannya. Aku akan turun sebentar dan kembali lagi kesini" Gio merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel dengan case Galaxy kemudian menyodorkannya ke arah Ellie.
"Jika kamu bosan, aku punya banyak game disini. Passwordnya '1346'. Lakukan saja apapun yang kau inginkan. kau juga bisa tidur jika mengantuk" Ellie tersenyum lembut kearah Gio.
"Aku tidak apa-apa. Jangan bertengkar, apalagi hingga melawan ibu mu. Dia hanya ingin yang terbaik untuk mu." Gio mengangguk dan membalas senyum Ellie sebelum akhirnya keluar dari kamar itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gio kembali ke meja makan. Masih ada keluarganya disana kecuali para anak kecil dan suami Amber yang sedang menidurkan Daisy. Ia berniat menjelaskan semuanya pada keluarganya. Tentang Ellie dengan sejujur-jujurnya.
tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Into Happines
AléatoireAku tidak mengerti ini apa. Yang pasti, aku tertarik padanya sejak pertama kali bertemu -Georgio Nathaniel Madison- Gabriella Geraldine hanyalah salah satu dari banyaknya orang yang mengalami ketidak adilan dunia. Di umurnya yang hampir 20 tahun, ta...