Part 6

14 3 0
                                    

Gio Pov

" Wow, apa yang membuat calon penerus perusahan besar ini menghubungi ku terlebih dulu selarut ini?" ck. jika tidak terpaksa juga aku tidak ingin menghubungi laki-laki cerewet ini. Tapi disaat seperti ini aku sangat memerlukan keahliannya.

"Cari informasi tentang gadis bernama Gabriella Geraldine. Dia mahasiswa tahun pertama di kampusku, jurusan Sastra Bahasa. Aku ingin informasi sedetail mungkin tentang dia. Ku harap besok pagi datanya sudah ada padaku."

"hei-hei, kau ingin membuat ku lembur malam ini? Ini sudah hampir pukul satu pagi jika kau tidak tahu. Masih ada pertemuan penting yg harus ku hadiri besok pagi. Kau ingin wajahku seperti zombie di depan klien kita hah?"

"Shut up dave. Kau terlalu banyak mengoceh. kuping ku sakit mendengar ocehanmu. Kuberi keringanan, jangan lewat dari jam makan siang. Jika jam makan siang berakhir, dan datanya belum sampai padaku. Ku potong gajimu selama 3 bulan" Kumatikan sambungan secara sepihak tanpa mendengar lagi balasan dari sekretaris ku yang sibuk mengoceh hal tidak penting itu.

Sekretaris? Ya, dia memang Sekretaris ku. Aku sudah mengelola salah satu anak perusahan ayahku. Hitung-hitung belajar sebelum akhirnya aku mengambil alih perusahaan pusat nanti. Terlahir di keluarga Madison membuat jiwa bisnis ku sangat kuat. Saat SMA aku sudah bisa memenangkan sebuah tender cukup besar. Tanpa sadar aku jadi cinta pada dunia penuh persaingan itu. Ada sebuah kepuasan yang muncul dalam diriku setiap kali memenangkan sebuah tender ataupun saat berhasil mensukseskan projek.

ah ya. Apa yang harus ku lakukan pada gadis itu besok? Dia tidak mungkin mau mendengarkan perkataku tadi. Apa yang harus ku lakukan jika dia benar-benar di jual?

Damn! kenapa juga aku harus perduli? Aku bahkan baru bertemu dia kemarin. Bagaimana bisa gadis itu mengambil secepat ini mengambil perhatianku. Aku bahkan tidak bisa berhenti memikirkannya sekarang.

Gadis itu punya tubuh cukup mungil untuk ukuran gadis europe. Mungkin tingginya sekitar 158cm? rambutnya coklat terang sepinggangnya yang bergelombang saat di gerai. Bahu sempitnya. Wajah lembutnya. shit! sepertinya aku sudah benar-benar gila.

Love at first sight? itu hanya bualan kan?

.

.

.

.

.

.







jam makan siang, Aku duduk di salah satu kursi di kantin kampus untuk mengawasi Ellie. Entah kenapa aku sangat khawatir jika tiba-tiba keluarga gadis itu datang dan membawanya pergi gadis itu untuk di jual seperti yang dikatakan adiknya semalam.

tiba-tiba ponselku bergetar, dengan cepat ku buka ponsel pintar ku itu. Membaca sebuah pesan yang ku tunggu dari pagi tadi.

From : Dave
Hei yo pak bos. Data yang kau minta sudah ku kirim ke email mu. By the way, apakah dia gadis yang kau sukai? Tidak biasanya kau menyuruhku mencari data seorang gadis. Dia gadis yang malang ku rasa. keluarganya sangat kacau

seperti biasa, Dave selalu cerewet dan ingin tahu apapun. Usianya sudah 25 tahun, tapi kurasa sifatnya lebih kekanakan dariku. Tapi ku akui kemampuan nya sangat menganggumkan. Aku belajar cukup banyak hal darinya. Dia seniorku dulu saat masih menjadi mahasiswa baru dan aku sangat mengakui kemampuannya

To : Dave
Hm.. Thanks

tanpa buang-buang waktu, aku mengambil Ipad ku. Aku terbiasa membuka email dari ipad ku ini karena setiap laporan akan dikirim ke Email ku. Aku menerapkan sistem Paper Less. Jadi kami benar-benar terikat dengan teknologi. Menurutku membaca laporan dari ponsel pintar tentu saja bukan hal yang menyenangkan. layarnya yang terlalu kecil membuat mataku sakit. jika tidak ada laptop, minimal menggunakan ipad.

Name : Gabriella Geraldine

Birth : 20 Oktober 2000

blood type : B

Father : Paul Robbertto.

- tidak punya pekerjaan, sering terlihat di sebuah club murahan untuk berjudi dan mabuk-mabukkan. 2 kali masuk penjara karena kasus kekerasan

Mother : Liliana Reese

- Menjadi simpanan beberapa pengusaha kaya. Terakhir kali ia menjadi simpanan Mentri Keuangan negara, dan berhutang sebesar $20.000.

Sister: Clareetta Reese (Lita)

-salah satu siswi sosialita di La Preparatory Senior High School. Sering gonta-ganti pacar, dan semua mantan pacarnya selalu anak golongan atas.

Brother : Jovian Jenson

-hasil hubungan gelap ibu nya dengan salah satu selingkuhannya 12 tahun yang lalu. Tidak diketahui siapa ayah biologis dari anak ini. Sekarang ia duduk di bangku 1 SMP di salah satu sekolah yang cukup sederhana. Semua biaya sekolah nya di tanggung oleh Gabriella Geradine selaku walinya.

mataku terus bergulir membaca kata demi kata yang terus memberikan ku informasi tentang Gadis mungil itu sampai ke hal mendetail tentang sekolah dan nilai-nilainya. Hingga fokusku teralihkan pada getaran di ponsel ku. Lagi-lagi pesan dari Sekretaris cerewet ku itu.

From : Dave
Kau sudah baca data nya? sejujurnya aku mendapatkan beberapa hal ganjil saat mengumpulkan data itu.

To : Dave
Jangan terlalu banyak basa-basi. Katakan saja padaku keanehannya

From : Dave
Ck. Kau sangat menyebalkan. Bagaimana bisa kau bersikap begitu tidak sopan kepada orang yang lebih tua dari mu? Aku ini senior mu dulu

to : Dave
Dan sekarang kau bawahan ku. Cepat katakan saja informasi mu

From : Dave
Akta kelahiran gadis itu dibuat tahun 2008. Yang berarti gadis itu sudah berusia 8 tahun pada saat itu. Dan setelah ku teliti lebih lanjut, Kartu keluarga mereka berjumlah 4 orang sebelum akta gadis itu dibuat. Hanya ada nama Clareeta Reese dan Jovian Janson tanpa Gabriella Geraldine. Kau mengerti kan maksud ku? Sepertinya gadismu itu anak pungut

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC....

Into HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang