chapter 2

342 29 32
                                    

Tak pernah terpikirkan oleh hati kapan waktu bisa merubah semua kesempurnaan menjadi sebuah luka. Dan rindu menjadi tangis berkepanjangan.
Karna tak selamanya bahagia itu indah dan mendung itu kelabu.
Cinta hanyalah masalah hati yang tak bisa ditukar dengan apapun. Bila sudah luruh dan terluka akan sulit untuk menutupnya kembali. Yang tinggal hanya rasa sakit, kepedihan yang berkarat...

PRAANGG!!!

Tsukasa menghindar kesamping hingga dia luput dari lemparan pas bunga oleh Kuroto yang tidak main-main kerasnya itu. Tangan lelaki paruh baya itu masih mengepal karna amarahnya.

"Cepat katakan, siapa lelaki yang telah menjadi simpananmu itu. Siapa dia HAH?!!" Kuroto menguncang bahu Tsukasa yang hanya menatapnya datar.

"Kau pikir hanya kau yang bisa berselingkuh dan tebar pesona dengan wanita diluar sana? Kenapa kau menyalahkan aku?" Tsukasa membalas perkataan suaminya dengan berani.

"Kusso!! How dare you refute me. Kau anggap apa suamimu ini? Menjijikan!!"  maki Kuroto kelihatan amat kesal.

"Kau anggap apa istrimu ini? Pembantu? Kau lebih menjijikan daripada aku! I hate you now!!"

Pekikan Tsukasa membuat Kuroto mengangkat tangannya hendak menampar istrinya itu ketika ia mendengar teriakan sisulung dipintu ruang kerjanya itu membuatnya menolak sang istri hingga jatuh terduduk dilantai.

"DADDY, JANGAN SAKITI MOMMY!!!" Pekik Parad keras sembari berlari memeluk ibunya yang masih terduduk.

"Mommy, apa Parad terlambat menolong Mommy? Kenapa Daddy sekejam ini pada Mommy, hiks!" anak enam tahun itu terisak melihat keadaan sang ibu yang begitu menyedihkan dimatanya. Tsukasa memang tidak menangis tapi hatinya amat sedih akan tuduhan sang suami meski hal itu memang benar adanya.

"Tidak sayang...Mommy tidak apa-apa! Daddy tadi hanya tak sengaja memecahkan pot bunga kesayangan Mommy dan itu membuat Mommy marah sama Daddy." Tsukasa memeluk putra sulunganya itu lembut dan mengelus rambutnya. Ia sangat tau kalau anaknya ini amat cerdas dan tidak terima kebohongannya begitu saja.

Sementara Kuroto hanya terdiam mengawasi sang istri membujuk putra sulungnya itu. Tak sadar ia melihat mata kecil mengawasi dari pintu sedari tadi. Kuroto tersenyum ia tau itu putra kedua dan putri bungsunya.

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang