chapter 15

191 17 11
                                    

Wajah Misora memucat menatap testpack yang ada ditangannya. Seluruh badannya bergetar takut, buliran bening itu jatuh begitu saja dari pelupuk mata indahnya. Digigitnya bibir bawahnya, berusaha menahan isaknya yang lolos begitu saja tampa bisa ditahan.

BRUUKK....

Kakinya lemah untuk bertahan. Rasa takut karna dihantui rasa bersalah memerangkap hatinya yang awalnya bagaikan malaikat tersebut. Dia tau, anak yanf dikandungnya jelas anak dari siswanya. Pasti begitu...

Dia tau dengan sangat jelas, bagaimana mungkin tunangannya yang menanamkan benih dirahimnya karna dia selalu meminum pil pencagah kehamilan sebelum berhubungan dengan sang tunangan. Demi Kami-sama, jika ia boleh mengulang waktu, ia ingin agar cinta itu tak datang merasuki hatinya. Cinta terlarang antara seorang guru dengan siswanya.

"Michan!" tubuh Misora menegang mendengar suara seorang lelaki yang ia harap bisa ia hindari didunia ini.

"Kau kenapa?" tanya Kiriya-sang tunangan padanya yang terduduk dilantai kamar mandi.

"Kau bisa masuk angin jika duduk disini." goda Kiriya, mengangkat tubuh wanitanya dalam dekapannya dan membawanya kekamar tidur mereka. Kiriya tak ingin bertanya mengapa tubuh Misora gemetar dalam pelukannya. Ia hanya diam dan menatap dalam pada manik hitam itu saat ia sudah mendudukannya diatas ranjang mereka-ya, ranjang mereka.

Begitu begitu lembut, Kiriya mengelus surai brown Misora berusaha menenangkan wanita yang entah kenapa sejak kepulangan selalu diam dan murung.

"Kau sudah pulang?" tanya Misora mencengkram jas hitam Kiriya tepat didadanya. Kiriya tersenyum, membuat mata sipitnya hampir tak terlihat.

"Ya, My angel!" katanya santai.

"Wakatta, apa nyonya Kujo kita ini sudah makan?" tanya Kiriya bangkit dari ranjang mereka dan berjalan kearah dapur dan mulai memasak masakan tengah malam untuk orang yang paling dia cintai didunia ini. Misora hanya diam menatap punggung lelaki yang jujur selalu baik padanya. Bahkan untuk membentaknya saja tidak pernah dilakukannya. Bagaimana jika seandainya Kiriya tau kau mengandung anak orang lain, Misora-kun? Akankah dia membunuhmu saat ini juga? Siapapun tau Kiriya adalah seoranf lelaki yang bekerja untuk melayani mafia dunia.

"Mi-chan, kau kenapa hmm? Jangan menatapku terus, aku tau aku tampan." sekali lagi Kiriya mulai menggoda calon mempelai wanitanya.

"Kiriya-san..." panggil Misora lemah, membuat Kiriya berbalik memamerkan senyum manisnya yang begitu lembut meski ia merasakan sakit dihatinya. Sakit yang sudah dirasakannya sejak dua minggu yanf lalu tepatnya saat ia mencium bau yang lain dari tubuh kekasihnya itu. Bau yang bukan miliknya. Entah apa, kenapa Kiriya merasakan batu menimpa ulu hatinya saat ia mendengar Misora memanggil namanya. Seolah ia ingin menggoreskan pisau ditangannya pada nadi jantungnya, merobek pembuluh darah itu agar dia tak meronta kesakitan.

"Aku akan selesai memasak sebentar lagi, sabarlah!" Kiriya seolah ingin menutupi kenyataan yang sebentar lagi akan dia terima.

DRAAP.....DRAAAP....

Suara langkah lari Misora terdengar dikabin apartemen sederhana yang dibeli Kiriya beberapa tahun lalu untuk tempat tinggal mereka berdua.

GREEBB.....PRAAANGG....

Misora memeluk tubuh Kiriya dari belakang, membuat piring yang dipegang oleh Kiriya jatuh kelantai. Pecah berkeping-keping.

Gomen....gomenne..." racau Misora yang merosot kelantai menangis tersedu-sedu seolah ia siap untuk menerima hukuman apapun dari lelaki yang setia menerima sosoknya selama bertahun-tahun.

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang