chapter 22

197 16 7
                                    

Ketika kepercayaan dikhianati.
Ketika maksud baik disalah artikan.
Semua seolah semu bagaikan kepingan puzzle tampa petunjuk.
Begitu acak, begitu rumit.
Namun ketahuilah....
Semuanya akan kembali, karna seseorang percaya ia mampu untuk menyelesaikan semua kepingan puzzle itu, asalkan ia tak kehabisan waktu dan kehilangan salah satu kepingan puzzle itu...!!

Readers...aq comeback. Kuharap masih ada yang nungguin cerita ini yah? Kesibukan membuat ideku terhambat sejenak. Tapi insya allah akan aku lanjutin lagi sampe selesai. Kalo mampir jangan lupa tinggalkan jejak okey??

Happy readung!!

.......................................................................

Pagi menjemput, mengetuk kelopak mata dua insan yang saling berpelukan dibawah selimut yang sama tampa busana. Emu-sang lelaki muda itu berusaha membiasakan dirinya dengan cahaya mentari yang menyelinap masuk melalui tirai jendela yang separuh terbuka. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha menghalau rasa pusing hebat yang melanda kepalanya dsn juga sakit yang melilit perutnya. Spontan ia meremas perutnya berusaha mengurangi rasa nyeri yang begitu merejam itum

"Kau sudsh bangun, Emu-san?" suara lembut wanita yang tengah menyandarkan kepallanya kedadanya membuatnya sadar.

"Hmm..." hanya gumanan dan mata sayu itu menoleha dan seketika membulat sempurna saat melihat sosok yang terpajang sempurna diretinanya saat ini. Sosok Mommynya Tsukasa Iwanaga.

Demi Kami-sama, apa ini?

Emu berusaha menjauh, mencoba mencerna dengan otak jeniusnya, tapi segalanya sia-sia. Segalanya diluar kendali. Ia bahkan hampir tak ingat apapun.

"Ahhh...." desahan halus keluar dari mulut keduanya secara bersamaan ketika keadaan mereka yang sama-sama naked merasakan sesuatu dalam selimut putih itu.

Oh...god! Lihatlah wajah Emu yang memucat. Ia jelas tau apa yang menyebabkan mereka mendesah tadi. Suatu tautan dibawah sana yang baru saja terlepas. Ia tidak ingin percaya, tapi dia jelas merasakannya. Ia....mereka baru saja melakukan sesuatu hal diluar batas dan sangat tidak wajar. Selain mereka punya ikatan darah, mereka juga sesama Omega. Dan Emu tau bahwa alkohollah yang penyebab semua itu. Lalu saat peronom mereka menguar ketika mabuk kemana semua alpha? Emu juga sadar kalau dia punya kekuasaan yang menyebabkan para alpha di Jurer itu tak ada yang berani mendekatinya karena mereka masih sayang nyawa.  Mereka semua tau seberapa mengerikannya dan besarnya kekuasaan keluarga Hanaya dan Takizawa itu. Dan itulah yang membuat Emu selalu aman selama ini. Tapi kini kekuatan dan kekuasaan itu malah menjadi boomerang bagi dirinya. Dia mabuk berat dan tampa sadar meniduri seorang omega perempuan yanh celakanya lagi ternyata adalah ibu kandungnya sendiri. Lalu janinnya....bukankah dia sedang mengandung? Janinnya lemah dan dia mabuk...?" perlahan Emu meraba perut datarnya yang terasa sakit. Wajahnya makin pucat pasi. Ia amat takut terjadi apa-apa dengan anaknya.

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang