chapter 8

246 19 2
                                    

"Iie-dia-"

"Emu Hojou, aku siswa baru disini." ucap Emu datar. Rasanya, airmatanya terlalu kering untuk bisa keluar. Jiwanya terasa memalukan jika harus bersedih. Karna dia dilupakan. Ia memang salah karna terlalu berharap.

"Kita pergi, Kiriya-san!" lanjutnya kemudian memasang gaya angkuh layaknya seorang keluarga Hanaya. Dia mengepal tangannya erat. Rasa sakit itu sungguh menusuk hatinya.

Saat sudah beberapa langkah menjauhi bersaudara Iwanaga. "Tuan
Muda, mereka-"

"Mereka bukan siapa-siapa, Kiriya-san! Bukankah tunanganmu berada disini? Bisakah aku melihatnya?" Emu mengalihkan pembicaraan yang menyakitkan hatinya itu.

"Yee!"

Sementara itu angin berhembus, menerpa dua manusia yang bahkan tak melihat seseorang yang berasal dari rahim yang sama dengan mereka telah berlalu dengan rasa sakit yang tak bisa di diskripsikan.

"Dia sombong sekali, tch!" cela Amuchi. Dilipatnya tangannya didepan dada.

"Bukankah dia dari keluarga Hanaya?" tanya Sento memiringkan kepalanya.

"Berarti dia berasal dari Korea, bukan begitu Ryuga-san?" tanyanya lagi.

"Hei, kenapa kau memperhatikannya?" sanggah Amuchi menatap tajam Sento. Sento menunduk.

"Gomenne Hime-sama!"

.........

Dia mengingatmu....
Tampa harus angin yang memberitahunya
Dia bukan siapa-siapa
Kemudian rasa bahagia itu membuncah dihatimu. Semua pasti melihatmu.
Namun sayang.....
Mereka orang yang kau harapkan, tak merasakan itu
Mereka lupa. Mereka tak tau  dan mereka tak akan mencari tau keberadaanmu.
Kau, sampah untuk mereka, kau hanya untuk dibuang.
Akhirnya, kau kecewa lagi.

17 Maret 2006

Seorang bocah kecil bergerak gelisah diatas tempat tidurnya. Sesekali terdengar dengkuran halus dari mulutnya namun kembali ia terjaga entah kenapa diliriiknya jam kecil dekat nakas tempat tidurnya, masih pukul setengah satu malam. Itu artinya ia memang mengalami gangguan tidur.

Dia membuka jendela kamarnya, membiarkan angin malam menerpa kulit putihnya. Bibir merahnya mengeluarkan senyuman yang begitu indah saat retinanya melihat kunang-kunang yang terbang diluar sana. Ia berpikir untuk membangunkan Kairi yang mungkin masih terlelap dengan tenangnya disalah satu sudut kamarnya. Tapi ia urungkan. Kairi-bodyguardnya mungkin sudah kelelahan siang hari menjaganya.

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang