chapter 3

327 26 25
                                    

Sebuah duka hanyalah sisa dari hati yang tak diindahkan.
Buah dari rindu yang tak diabaikan.
Duka yang terus berkarat karna dendam, sakit hati dan rindu tak tertanggung mengharap waktu kapan akan berpaling untuknya karna dunia semakin menipis digesek arus panasnya mentari...

20 Januari 2019

Seorang pemuda tampan bertubuh tinggi tegap berjalan menyusuri bandara Narita. Ukiran senyum menawan terlihat diwajah tampannya yang bagaikan ukiran nyata sanga maha karya Kami-sama. Surai kecoklatannya tertata sedikit acak memberi kesan bahwa dia bukan pemuda yang terlalu kaku memberi kesan elegan disetiap lekuk tubuhnya. Hidungnya yang mancung, bibir pink tipis dan pipi chubbynya serta gerak geriknya yang terkesan sangat terhormat

Semua mata tertuju padanya. Pesonanya menguar begitu saja tampa terkendalikan. Dia Shouma Kai- sisulung keluarga Iwanaga yang biasa dipanggil Parad, anak seorang pengusaha kaya pemilik saham terbesar di Genm Corp. Sebuah perusahaan terbesar nomor dua di Jepang. Dan jangan lupakan juga bahwa ibunya adalah seorang politisi terkenal yang mempunyai kecantikan bak bidadari yang amat diagungkan masyarakat yang mungkin kelak akan menjadi perdana mentri dinegri Sakura tersebut dikemudian hari.

Kau....

Tak tau malu, Parad.

Kau melupakan sesuatu.

Sesuatu yang seharusnya adalah janjimu....

"Mou....kenapa tidak ada yang menjemputku? Urusai yo!" maki Parad entah pada siapa. Dia mengutak atik ponselnya berharap menemukan nama seseorang yang bisa ia hubungi dan menjemputnya dibandara ini. Ayolah, sudah lama sekali ia meninggalkan negri dan merantau kenegri ginseng sana. Tak bisakah ia menerima sedikit kehormatan? Yah, maksudnya sopan santun untuk dijemput oleh keluarga tercintanya?

My Brother?

Adikmu?

Yang mana?

"YAKK!! AMUCHI-CHAN!!" pekik Parad pada ponselnya saat terdengar jawaban dari seberang sana. Bisa ditebak kalau sang adik cantiknya diseberang sana sedang menjauhkan ponselnya mendengar jeritan suara berat yang begitu berwibawa itu. Parad menajamkan pendengarannya. Dia dengan jelas mendengar suara dentuman musik  yang keras dan suara lelaki.

"Chi...kau sedang berada dimana?"

"Di club, Nisan! Aish...kau pulang ya malam ini? Bagaimana mungkin aku bisa lupa? Aku akan segera kesana!" balas Amuchi dengan suara cerianya.

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang