chapter 12

279 17 14
                                    

Warning

Readers warningnya masih ada nih lanjutan chapter sebelumnya. Kalau merasa kurang mengenakan silakan diskip aja agar dapat memberi kenyamanan bagi yang baca. Makasi tuk semua yang udah ikuti baca ff aq dan juga vomentnya dan jangan bosan untuk terus ikuti juga vomentnya yah!!

..........................................................

"Ahh-Hiroo..." pekik Emu, gelombang kenikmatan itu tak henti-henti menghantamnya. Ia lagi-lagi berteriak prustasi dan ingin lebih dan lebih. Hiro menelan cairan Emu dan melumatkan bibir pemuda manis itu untuk berbagi rasa cairannya sendiri. Dikecupnya dahi Emu dan kembali menghentakan kembali miliknya dengan agak kasar.

"Sssshhh...." Hiro dapat merasakan kembali miliknya dicengkram kuat oleh otot anal Emu.

Emu mencengkram kuat seprai putih diranjangnya karna merasakan sakit yang luar biasa. Sakit dan juga nikmat. Entahlah! Padahal Hiro sudah memasukinya berulang kali. Hiro sejenak mendiamkan dirinya, ia cukup kasian melihat Emu kesakitan.

"Bergerak...Hiro...." pinta Emu menatap manik mata Hiro yang menindihnya. Hiro tersenyum, perlahan ia menggerakan tubuhnya maju mundur.

"Ahhh.....teruuuusshh Hirooo...." racau Emu mencengkram bahu Hiro.

"Kau mengenalinya sayaaangg hh ahhh. Terus ahh....!"

"Hmm"

"Gomenne baby, aku akan menandaimu agar kita selalu bisa terhubung satu sama lain. Gomen ini agak sakit." setengah berbisik Hiro menyibak rambur Emu dan menemukan  leher jenjang Emu yang memang sudah diincarnya sedari tadi, ditengah hentakkannya yang semakin kuat dan kasar.

"Aaahh....aku...keluar hh...Hiro..." sekali lagi Emu mendapatkan gelombang kenikmatannya.

"Sama-sama baby..." Hiro bergerak semakin cepat dan akhirnya dengan sekali hentakan kuat Hiro menyemburkan lagi lahar panasnya kedalam rahim Emu untuk kesekian kalinya bersamaan dengan gigitannya pada kelenjar dileher pemuda manis itu yang membuat Emu menjerit tertahan.

"Aaarggghhhh....."

Skip*

Parad tersenyum penuh makna, dikecupnya bibir Misora yang berada dibawahnya. "Arigatou ne sensei." ucapnya menjatuhkan diri disamping Misora tampa melepaskan tautan diantara keduanya. Ditariknya kuat gorden jendela hingga terlepas dan menyelimuti tubuh telanjang mereka.

"Hmm...." Misora menenggelamkan kepalanya didada Parad, menikmati sensasi memabukan dari harumnya tubuh siswanya yang entah sejal kapan membuat jantungnya tak berhenti berdebar seolah ia tak merasa berdosa telah menghianati Kiriya yang begitu mencintainya.

"Berjanjilah untuk selamanya bersamaku." Parad mengecup kening wanita itu.

"Aku janji, Shouma-kun, tidurlah!"

Autumn Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang