3

16.2K 1.7K 175
                                    

[Sebelum itu, aku ingin menjelaskan pada readers. Bahwa ini settingnya aku ambil di jaman yang sudah modern. Jadi, jangan kaget dan bertanya-tanya, ya^^]

Warning typo(s)!







Sejak malam itu, Taehyung tidak lagi ragu untuk menyentuh Jungkook. Meskipun masih terbilang canggung, dia berusaha tidak menciptakan sedikitpun jarak di antara mereka. Mau bagaimana juga keduanya harus saling terbiasa, sekalipun tidak ada perasaan cinta. Jungkook sendiri tidak pernah menolak kalau Taehyung sedang membutuhkannya, raganya sudah jadi milik suami sahnya. Lagi pula mana tega ia tolak kalau pria itu memintanya tanpa paksaan? Dirinya diberi kebebasan untuk menolak sekiranya memang keberatan dengan permintaan pria itu, tapi Jungkook selalu menerimanya karena ia mengerti pria dewasa seperti suaminya memiliki kebutuhan biologis. Usianya juga sudah tidak semuda dirinya. Mereka terpaut sampai 9 tahun.

Sejujurnya, pria sibuk seperti Taehyung lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Urusan pekerjaan yang menumpuk dan jadwal pertemuan ke sana kemari, pasti menguras tenaganya. Pulang ke rumah langsung istirahat, terkadang hanya mengecup Jungkook saja tanpa mengobrol, kemudian tertidur. Ia bisa maklum, tapi Jungkook jadi iri karena dia cuma berdiam diri di rumah. Membosankan sekali.

Sempat kepikiran untuk berkunjung ke rumah Seokjin, jika saja tidak ingat kalau orang seperti Seokjin saja sibuk mengurus toko pie miliknya. Ia enggan kalau harus mengusik kesibukan orang lain. Jungkook jadi teringat lagi soal tawaran Taehyung yang akan membiayainya kuliah kalau dirinya memang mau. Jelas mau, sepertinya punya kesibukan lain akan sedikit membantu mengusir rasa kebosanan Jungkook. Tapi ia tidak bersedia kalau harus mengorbankan keluarga dan rumah. Pasti Taehyung kurang perhatian.

Kalau main ke rumah orangtuanya juga bukan merupakan ide yang bagus.

"Kamu kenapa? Melamun terus."

Jungkook terhenyak saat suara berat Taehyung tepat berasal dari sisi kiri, sedang menatapnya heran sambil memegang segelas kopi.

"Ah, tidak."

"Kalau ada masalah bilang saja, ya? Siapa tau saya bisa bantu."

"Iya."

Taehyung duduk di sampingnya. Ngopi sambil ikut-ikutan nonton drama yang Jungkook sukai padahal baru tayang tiga episode. Sejak suaminya membelikan boneka lumba-lumba merah muda, kapan pun dia merasa sendiri, boneka itu akan selalu dipeluknya, layaknya saat ini. Taehyung pulang lebih cepat, katanya pekerjaan tidak terlalu sibuk. Kali sekarang se-bouquet bunga mawar dibawanya pulang. Alasannya masih sama.

Kepingin.

Bunga itu disimpan Jungkook di atas nakas paling dekat dengan tempatnya tidur. Aromanya menenangkan, mungkin bisa membuatnya tertidur nyenyak.

"Mas Kim?"

"Hm?" Taehyung menoleh dengan cepat, memandang mata Jungkook yang kelihatan ragu-ragu.

"Kalau aku kuliah, menurut Mas Kim gimana?" Jungkook makin memeluk erat bonekanya. Padahal ia sudah tahu jawaban Taehyung bukan berupa penolakan, tapi tetap saja merasa ragu.

"Tidak apa-apa. Bagus seperti itu biar kamu tidak bosan diam di rumah."

"Aku takut kurang memerhatikan rumah."

MARRIAGE - [tk]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang