[Peringatan! Sudah berkali-kali kuingatkan book ini mengandung adegan dewasa sedari awal. Buat anak belum cukup umur, aku mengimbau untuk bijak memilih dan menghadapi bacaan, ya😌]
Warning typo(s)!Sudah lama sejak kelahiran putra pertama mereka, suasana rumah makin hangat, makin ribut, makin berisik, dan kesibukan makin bertambah. Apalagi Jungkook, dirinya jadi tak merasa kesepian karena ditinggal kerja oleh Taehyung. Ke mana pun akan dibawanya Yeonjun, digendongnya sudah seperti anak kanguru. Di pagi hari, anaknya punya jadwal bangun lebih cepat dari dirinya atau Taehyung sekalipun hampir tiap malam terbangun dan menangis. Biasanya Jungkook akan meletakkan Yeonjun di baby high chair selama dirinya sibuk memasak sarapan, kemudian setelah merampungkan makan pagi, Jungkook akan membawanya ke halaman belakang untuk diajak menyiram tanaman. Yeonjun selalu suka melihat tanaman yang disemprot air, anteng di gendongannya.
Ada yang Jungkook banggakan dari bayinya, Yeonjun sangat jarang menangis kalau bukan merasa lapar atau ditinggal, menangis di malam hari hanya kadang-kadang dan itu sangat wajar, biasanya terbangun karena lapar. Memang tidak mudah, ibu bilang saat anak masih usia bayi mereka akan sering terbangun di tengah malam, Jungkook harus siap menghadapi hal itu. Ia memutuskan selalu tidur di kamar Yeonjun supaya ketika terbangun di tengah malam anak itu tak sampai membangunkan Taehyung yang harus punya jam istirahat cukup. Terkecuali di malam Sabtu dan Minggu, Yeonjun tidur di kamar mereka, di atas bedside crib tepat di samping Jungkook.
Yeonjun tak akan mengalihkan pandangannya dari Taehyung kalau sudah bertemu, seakan-akan telah tahu kalau itu adalah ayahnya meskipun mereka hanya bertemu di waktu petang dan malam, dan hanya waktu libur Taehyung benar-benar menemani Yeonjun seharian penuh. Taehyung selalu menggodanya dengan cara memainkan kepalanya hingga lensa mata Yeonjun mengikuti ke mana wajah ayahnya bergerak. Jungkook sering menegur kelakuan suaminya kalau kebetulan dipergoki, katanya takut Yeonjun merasa pusing.
Sekarang, berhubung Jungkook sudah aktif membuat kue ditambah dapat pesanan, dirinya membawa Yeonjun ke dapur. Seperti yang sudah biasa dilakukan, Jungkook akan duduk di lantai dengan banyak alat dan bahan berserakan, sementara bayinya ditempatkan pada baby lounger chair biar tidak menghalangi kerjanya. Karena sudah mandi, rapih, dan wangi, ia tidak mau kalau sang anak harus dimandaikan dua kali.
"Yeonjunie, tunggu sebentar! Buna mau bekerja dulu."
Jungkook mengatakannya sembari menggulung lengan piyama yang dikenakannya. Sudah seperti mau menghadapi setumpuk kerjaan. Ia dapat pesanan dari teman wanita Taehyung semasa sekolah, teman wanitanya melihat segala maha karya Jungkook melalui akun SNS pria itu. Kali ini yang dibuatnya dua box cupcakes dengan masing-masing box berisi 12 cupcakes berbagai varian.
Yeonjun diberi boneka gajah yang dipeluknya, kadang-kadang mengeluarkan suara khas bayi. Meribut. Ada saat di mana boneka itu digigitnya hingga liur membasahi boneka yang dibeli Taehyung seminggu lalu. Jungkook hanya mengawasinya jika sesekali menjerit. Demamnya sudah mereda, Yeonjun diberi vaksin pertama tepat saat usianya menginjak dua bulan. Kemarin masih jadi pendiam, tidak berisik seperti sekarang.
"Kamu suka bonekanya? Karena Ayah yang memberikan?" Jungkook berbicara sambil tersenyum menatapnya. Yeonjun mulai bisa mengenali suara Jungkook, maka tiap ia bersuara atau mengajak berbicara, bayi itu akan menatap dirinya.
Yeonjun sudah mulai bisa tersenyum pada orang yang dikenal, Jungkook yang melatihnya setiap saat untuk tersenyum hingga bayinya mulai bisa meniru. Jika Jungkook tersenyum, Yeonjun akan ikut-ikutan tersenyum. Kalau kebetulan Yeonjun duluan yang tersenyum, Jungkook akan membalas senyumannya lebih lebar. Adakala juga mengulang suara-suara yang dikeluarkan Yeonjun. Biar Yeonjun merasa didengarkan dan diladeni orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE - [tk]✔️
Fanfiction[START] 2020/1/13 - 2020/11/29 [END] ⚠️BASED ON TRUE STORY⚠️ Yoongi membutuhkan cerita Jungkook, yang baru saja mencintai suaminya setelah dua puluh satu tahun usia pernikahannya. Memiliki rumah tangga harmonis tanpa mencintai suaminya. Bagaimana Ju...