Warning typo(s)!
Jungkook menghabiskan waktunya bersama ayah dan kakek Kim. Suasananya tidak terlalu kaku seperti yang selalu ia khawatirkan selama perjalanan menuju ke perusahaan di mana suaminya bekerja. Ayah dan kakek menyambut dirinya hangat, bahkan rela menunda perannya sebagai workaholic yang tak kenal waktu istirahat.
Ruangan ayah disulap jadi tempat reuni kecil-kecilan yang meriah, diisi empat orang sudah cukup membangun situasi menyenangkan. Ayah juga rela memesan sekotak besar ayam goreng hanya untuk Jungkook. Sendiri, dilahapnya. Taehyung dilarang keras menyentuh sedikit saja kotak ayam milik Jungkook. Mata pria usia madya di sana akan melotot kalau didapati anaknya hendak menyentuh pinggiran kotak ayam milik menantu. Sebagai seorang putra penurut, Taehyung bersedia pergi membeli sandwich, tapi juga satunya diberikan pada Jungkook.
Padahal, dirinya sendiri tidak keberatan sama sekali kalau Taehyung memang mau, Jungkook mana sanggup memakan sekotak ayam goreng sendirian? Dia mampu menghabiskan tiga potong paha ayam, tidak lebih dari itu. Ayah menyarankan supaya dibawa ke rumah sebagai cemilan ketika nonton drama.
Kemeriahan berlangsung satu setengah jam lamanya. Setelah korupsi waktu setengah jam, kakek Kim menyarankan agar anak dan cucunya kembali bekerja. Tidak baik korupsi waktu, ditambah mereka memegang jabatan sebagai atasan. Tak tanggung-tanggung tiga generasi yang melakukan perbuatan tidak patut ditiru.
Jungkook cuma diantar sampai di luar gedung. Kakek sudah memerintahkan supir pribadi mengantarkannya ke rumah. Taehyung justru tidak enak hati, dia yang mengajak Jungkook kemari tapi malah tidak bisa mengantarnya lagi ke rumah. Soalnya ia kira pertemuannya tidak akan selama tadi.
"Hati-hati, ya." Taehyung mengatakannya seraya menarik lengan Jungkook pelan.
Jungkook yang belum siap sedikit kaget karena dipeluk tiba-tiba. Pucuk kepalanya dielus beberapa kali. "Kalau ada apa-apa, kamu telepon saja ke nomor kantor."
"Iya." Jungkook tersenyum kelewat manis. Hampir-hampir Taehyung dibuat keceplosan mau tertawa saking merasa gemas.
"Saya harus berdiskusi dengan Yeri-ssi. Kamu tidak keberatan diantar Pak Oh?"
"Aku baik-baik, kok. Tidak keberatan sama sekali."
"Baiklah."
Jungkook mulai berjalan menuruni tangga, pak Oh dan mobilnya sudah berada di depan pintu masuk gedung. Sekali lagi ia menoleh ke belakang sebelum masuk ke kursi penumpang, Taehyung masih ada berdiri di sana, melambaikan tangannya dan tersenyum.
Jungkook masuk, duduk di kursi penumpang, kaca mobil diturunkan untuk ia tatap lagi Taehyung, kemudian membalas lambaian tangan pria itu. Hingga mobil melaju, ia masih bisa melihat refleksi diri Taehyung dari kaca spion. Berdiri di tempatnya. Ia yakin suaminya akan berdiri di sana kalau mobil yang ditumpangi Jungkook belum hilang dari area perusahaan Kakek.
Setelah kaca dinaikkan kembali, rasanya sedikit menjadi tak biasa karena Jungkook terbilang masih hangat dengan suasana ramai yang diciptakan tiga orang tadi, tiba-tiba di dalam mobil keadaannya hening sekali. Pak Oh sepertinya orang yang segan berbicara lebih dulu pada keluarga Kim kalau bukan masalah penting.
Kelihatan seusia ayahnya, namun memiliki wajah kaku. Perawakannya lebih kecil dan pendek dari Taehyung. Jika diperbolehkan menebak, pak Oh punya anak seusia dirinya, mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE - [tk]✔️
Fanfiction[START] 2020/1/13 - 2020/11/29 [END] ⚠️BASED ON TRUE STORY⚠️ Yoongi membutuhkan cerita Jungkook, yang baru saja mencintai suaminya setelah dua puluh satu tahun usia pernikahannya. Memiliki rumah tangga harmonis tanpa mencintai suaminya. Bagaimana Ju...