step 12

876 170 10
                                    

pukul sembilan pagi, soobin baru bangun. semalaman dia tidak bisa tidur karena memikirkan yeonjun. pukul duabelas, soobin baru bisa memejamkan mata. hanya memejamkan mata, satu jam setelahnya baru tidur pulas.

"ya ampun, soobin, kamu kok kayak kurang tidur begini?" tanya ibunda tercinta. soobin memgulum senyum, "gapapa, bun. tadi malem banyak tugas aja."

sang ibu tersenyum jahil. "oh, tugas, ya? apakah tugasnya berupa nendang-nendang selimut sambil ngomong 'astaghfirullah, kak yeonjun'?"

mmps.

"bu-bunda denger?" cicit soobin. bunda tertawa. "kamu ribut banget sih semalem, bunda kan tidurnya di kamar bawah jadi kedengeran."

soobin mengusap wajahnya. "jadi... siapa nih kak yeonjun?" bunda mendorong-dorong pundak anak laki-lakinya. "bukan siapa-siapa bundaaa," elak soobin. yang namanya ibu, intuisinya tinggi.

"hayoo gak boleh bohong sama bunda," bunda mengikuti soobin yang sudah berjalan ke dapur. "iya iya, soobin cerita, tapi bikinin french toast dulu!"

"idiiih manja banget anak bunda!"

"hehe, sayang bunda!"



soobin menghela napas. sudah enam kali soobin mencoba menelefon yeonjun, tapi si kakak tingkat tidak menjawab sama sekali. tadi bang taehyung mampir, katanya "jungkook gak bisa nganter, tadi kondisinya drop waktu presentasi proyek. gue mau ke rumah sakit, nenek diopname lagi. maaf ya, soobin."

dan hal tersebut memaksa soobin untuk menelefon yeonjun. namun, sampai panggilan ke tujuh pun, yeonjun tidak menjawab. "kak yeonjun ngapain, ya?" monolog soobin.

berbagai skenario buruk bermunculan di benak soobin. namun, ia menepis semuanya. nggak mungkin kan yeonjun mengabaikannya?

"mampus udah jam segini, dah lah pake gojek aja."

(anggap aja gitu ada gojek dikorea :">)


soobin tidak terlambat. untung saja, abang gojeknya pengertian dan melaju secepat kilat. masih tersisa sekitar lima menit sebelum dosen masuk. yah, itupun kalau dosennya gak membatalkan kelas secara dadakan.

baru mau membuka pintu depan, soobin terdistraksi suara tangisan dari samping gedung. penasaran, soobin mengikuti suara tersebut. semoga saja bukan makhluk mistis ya, pemirsa.

soobin mengintip dari balik pilar, mendapati dua sosok manusia sedang berhadapan. yang satu sedang menangis dan satunya mengusap perlahan bahunya, sepertinya berusaha menenangkan. yang satu gadis asing dan yang satuㅡ

"kak yeonjun?"

keduanya tidak menyadari keberadaan soobin. tidak mau berburuk sangka, soobin mencoba menguping.

"....gak boleh, ji."

"tapi....kok jahat banget...."

"iya gue....maaf....gak bisa."

"pokoknya kudu tanggung jawab!! gue gak mau tau!!"

"aduh, maafin gue."

dan yeonjun memeluk si gadis. kepalanya ia taruh diatas kepala sang gadis, tangannya mengelus punggungnya perlahan.

oke, gimana gak buruk sangka?

"ugh," soobin pergi, dadanya sesak. padahal dia dan yeonjun tidak ada hubungan, pdkt saja baru seminggu, tapi sungguh sakit rasanya. mana cewek itu minta tanggung jawab lagi. jangan-jangan yeonjun sudah berbuat yang aneh-aneh?

tanpa permisi, air mata soobin meluncur begitu saja. dengan kasar, dia mengusapnya. "seungmin bener," desisnya.

"jangan percaya sama rubah licik."

{♧}

eits, itu dia gaes. konfliknya ketemu hehe.

©voleenyaw

kodok kertas || yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang