soobin menyerahkan selembar kertas pada dosennya. senyum kecil terpatri diwajah imutnya. dosen membaca konsep proyek soobin dengan seksama.
"diorama dari origami?"
soobin mengangguk. "lebih tepatnya, diorama kolam, pak," jelas soobin. dosen tersenyum, "konsep kamu bagus, filosofinya juga indah. saya menantikan produk akhirnya."
soobin mengehela napas lega. padahal ini bukan skripsi, tapi rasa tegangnya mirip. soobin kembali ke tempat duduknya. "ciye, senyum berarti diterima nih," celetuk seungmin. dia ikut senang melihat kawannya tersenyum. pasalnya, soobin akhir-akhir ini murung sekali.
seungmin sudah menduga itu karen yeonjun yang mengabaikan soobin. iya, yeonjun mengabaikan soobin selama tiga hari. dia juga akhir-akhir ini sering terlihat bersama si gadis berkuncir tinggi itu. seungmin aslinya geram, tapi dia tidak ingin ikut campur. biar saja hal ini menjadi masalah dua individu choi.
"mau jalan-jalan dulu gak?" tanya seungmin tatkala ia dan soobin mulai beberes. soobin menggeleng pelan, "gue mau mulai buat proyek gue, belom beli bahan juga."
seungmin mengangguk. tidak apa lah, dia juga banyak deadline lagu. oh iya, seungmin itu sangat suka menulis lagu lho. soobin sering iri dengan kemampuan kawannya yang satu itu.
"choi soobin."
soobin seketika mematung. suara itu, suara yang dulunya sangat familiar meski baru rutin ia dengarkan selama dua minggu. soobin nekat melirik, seketika menyesal setelah melihat figur tegap seorang choi yeonjun di pintu depan kelas.
"seu-seungmin, gue duluan, ya?" tanpa mendengar jawaban, soobin pergi keluar lewat pintu belakang. seungmin menatap kepergian si pemuda kelinci dengan tatapan nanar. setelahnya, ia melirik si senior bersurai biru.
"gak dikejar, hah?" cibir seungmin. yeonjun menghela napas. "kalau gue kejar, apa dia mau dengerin?" kata yeonjun, pertanyaanya lebih tertuju pada dirinya sendiri. seungmin memutar bola matanya, kakak tingkatnya yang satu ini sangat bodoh.
"siapa suruh nyuekin dia?" seungmin mendekati yeonjun, matanya membara karena amarah. "lo sendiri yang menciptakan situasi ini, kak."
yeonjun menunduk, perasaan bersalah menguasainya. "gue tau... tapi gue punya alasan sendiri..."
seungmin menghela napas. "semua orang punya alasan. pertanyaan gue, lo beneran suka sama soobin atau hanya sekadar mempermainkan perasaannya aja?"
"beneran!" seru yeonjun, mengangkat kepalanya. seungmin menatap kedua mata yeonjun, mencoba mencari kebohongan. akhirnya, ia menghela napas, agaknya menyerah.
"oke, kalo gitu gue ada saran."
soobin baru saja kembali dari toko serbaada dekat rumahnya. ia membeli tiga bungkus origami dalam berbagai ukuran. "semoga sesuai imajinasi gue," gumam soobin. berhubung hari ini libur, soobin sudah berjanji pada diri sendiri akan fokus pada proyeknya dan bukan pada kak yeonjun.
ia duduk diatas kasur, meraih ponselnya yang sudah seratus persen diatas nakas. sebuah notifikasi yang lama tidak muncul menangkap atensi soobin. yap, dari kak yeonjun alias 'senior kodok kertas'.
baru saja berjanji akan fokus pada proyek, tapi soobin malah dengan kecepatan sonic membuka pesan dari yeonjun. yah, lagipula janji itu diciptakan untuk diingkari kan?
senior kodok kertas
| soobin
| aku tau kamu gak bakal mau baca
| tapi tolong sekali ini aja
| datang ke kantin kampus, ya?
11.07"kantin kampus? kenapa harus disitu?" soobin bermonolog. tadi sih maunya diabaikan, tapi tubuh dan otak soobin tidak bisa diajak kerja sama. ia cepat-cepat menyambar sweater merahnya.
"awas aja kalo bukan kabar baik yang dia mau bilang, bakal gue santet terus gue jadiin makan buaya!"
{♧}
soobin ancemannya serem ya gaes 😳
©voleenyaw
KAMU SEDANG MEMBACA
kodok kertas || yeonbin
Fanfictionkodok kertas dengan surat ter-keju yang pernah soobin lihat. yeonbin ft. bts and 99-00 liners (inget, ini yeonbin ya bukan soobjun.) ©voleenyaw start: june 19th 2020 end: june 21st 2020 status: completed genre: short story, fanfiction