step 9

1K 203 7
                                    

soobin tidak pernah menyangka bahwa yeonjun serius membelikannya roti sepulang kuliah. sekarang mereka duduk berdua di sebuah café, sepotong pie apel tersajikan dihadapan soobin, membuat si pemuda kelinci tergiur.

"kakak nggak pesen?" tanya soobin pada yeonjun yang duduk didepannya. pemuda rubah itu menggeleng, surai safirnya bergoyang mengikuti gerak kepala. "gue udah nyemil di kantin."

soobin mengangguk, meraih garpu dan mulai melahap pie apelnya. yeonjun hanya diam, menatap gebetannya yang asik makan. merasa agak risih, soobin balas menatap kedua manik gulita milik yeonjun.

yeonjun tidak berkutik, keduanya bertatapan seperti itu hampir satu menit. akhirnya yeonjun memalingkan wajahnya, sepertinya dia tidak tahan ditatap oleh yang lebih muda. soobin nyengir. "yeay, gue menang!"

yeonjun mengernyit. "menang?"

"lomba tatap-tatapan."

"hah?"

"loh, tadi kak yeonjun ngeliatin gue buat apa?"

akhirnya, tawa halus membelah bibir yeonjun. agaknya, tawa itu memicu laju darah soobin menuju wajahnya. "k-kok ketawa?" tanyanya polos.

tidak tahan lagi, yeonjun menangkup wajah soobin, menarik kedua pipinya. "gemesin banget sih lo, deeeek!"

"eeeh koh gemeshin kehnapha?" ujar soobin, tidak jelas karena yeonjun makin gempar menguyel-uyel pipinya. "gue ngeliatin karena lo lucu, sayang."

duh, yeonjun sadar dong kalo soobin gabisa diginiin. "ciye salting ya?" yeonjun mengelus bagian merah pipi soobin. lidah soobin berasa kelu, kamus dalam otaknya hilang entah kemana.

"nggak!" elaknya, bersamaan dengan memerahnya pipi dan telinga si pemuda choi. yeonjun akhirnya melepas tangkupannya, membiarkan soobin menetralisir detak jantungnya.

"hari ini ada tugas gak, dek?" tanya yeonjun setelah hening beberapa saat. soobin, yang baru saja menyelesaikan pie apelnya, berpikir sejenak. satu-satunya tugas yang belom ia selesaikan adalah tugas proyek. karena dia lagi malas, akhirnya soobin menggeleng.

"gue juga gak ada nih," yeonjun mengode. namun, yeonjun gatau aja, tingkat kepekaan soobin itu setara dengan seekor berudu. "bagus dong, kakak bisa istirahat."

yeonjun mengerjap, tidak menyangka jawaban setumpul itu. "maksud gue..." yeonjun menggaruk tengkuknya, "lo mau jalan sama gue gak?"

soobin menelengkan kepalanya. "jalan? kencan gitu?"

astaghfirullah polos sekali anak ini, yeonjun membatin dengan segala ke-uwu-an. "iya, kencan. mau gak?"

dasarnya, soobin adalah orang penurut, jadi dia mengangguk patuh. "kemana?" tanyanya. yeonjun tersenyum.

"tempat favorit gue."

{♧}

kira-kira, yeonjun mau bawa soobin kemana ya?

©voleenyaw

kodok kertas || yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang