Semalam endapan emperan bercerita
Perihal proletar yang tertidur diatasnya
Rintihan pula isakan pilu menjadi lantunan penghatar tidur
Barang siapa yang mendengarnya
Mampuslah ia dikoyak nyilu.Semalam tempias emperan mengadu
Perihal sesuatu yang tak kasat mata
Halnya raga namun tak berjiwa
Jiwanya melayang mencari sang Kuasa
Mempertanyakan kehidupan yang tak adil atau apa makna sebuah kehidupan?Kaum proletar
Namun dipandang sebelah mata
Hanya karna baju dan tidur beralas tanah pula beratap langit
Ditambah pekerjaannya.
Memangnya ada yang salah?
Ia hanya butuh uang,
Layaknya kalian yang pergi kala terbit dan berhenti disaat petang untuk mencari uang
tujuan akhir manusia. Begitu bukan?Aku yakin, diantara mereka sudah tidak percaya dengan namanya kehidupan bahkan entah entah Tuhan.
--Triwidianp
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Abu-abu
PoetryMenulis bagi saya adalah sebuah pondasi, mereka tercipta tanpa ada sedikit pun dusta ataupun tak perlu takut untuk menyinggung perasaan orang, mereka nyata bagi saya. Mereka tumbuh menjadi bait dan larik yang mempu meredam luka, walau hanya sementar...