34 - Maafkan Aku

46.8K 3.7K 98
                                    

Double update nih hari ini *yeay* kemaren ada yang minta kan haha

rasanya pengen aku post tiap hari biar cepet tamat, soalnya aku juga pembaca dan cerita bersambung pas lagi greget2nya itu nggak enak.

Part ini buat kalian yang nungguin mereka adu mulut haha.

~*~*~*~

"VEZIA!!!" Bentakan Keanu membuat Vezia terkesiap. Pria itu mengusap kasar tengkuknya, rahangnya yang mengetat membuat Vezia merasa Keanu seolah akan meremukkannya.

"Kamu kira selama ini aku gampang menahan keinginan—"

"—buat nidurin aku?!" potong Vezia menuding lengkap dengan tawa sinis yang disuap ke udara.

"Veziaaa ...." Panggilan berintonasi rendah dengan penuh penekanan itu berhasil membuat Vezia bungkam. Sepasang netra biru gelap yang berkilat berang itu membuat Vezia tak sadar bahwa Keanu sedang mengikis jarak di antara mereka, tahu-tahu wajah Vezia sudah terpantul jelas dalam kedua lensa Keanu.

"Kamu bikin aku nggak punya pilihan selain jujur saat ini." Mendadak bulu jangat Vezia meremang mendengar ucapan Keanu. "Kamu tahu gimana susahnya buat aku nahan keinginan itu sementara kamu sering keluyuran pakai baju minim? Atau kamu yang sering tidur di kamarku? entah kamu sadar atau enggak kamu itu sering ngasih celah!"

Sungguh, Vezia ingin lari dari hadapan Keanu detik itu juga. Sialnya, sekujur tubuhnya terasa membeku bahkan untuk bernapas sekalipun.

Keanu membuang pandanganya ke samping lalu mendengkus kasar. Kemudian ia menggeleng pelan dan kembali menatap Vezia, tetapi kali ini raut putus asa tertuang dalam air mukanya. "Kadang, aku nggak ngerti sama jalan pikiran kamu, Vey. Aku nggak ngerti sama kemauan kamu. Aku nggak masalah kalau kamu menganggap kita yang pernah ciuman atau tidur bareng itu normal sebagai sahabat, aku ngerti itu mungkin karena kita nyaman satu sama lain. Tapi sekali aja aku mau kamu ngerti kalau aku ini laki-laki normal, Vey."

"Tapi kamu sendiri yang bilang kalau nggak pernah nganggap aku perempuan tulen makanya aku biasa aja!"

Keanu memutar bola matanya. "You want me to say that I wanna fuck you everynight?" melihat respon Vezia yang syok dengan mulut terbuka, buru-buru Keanu meralat, "Sorry, I didn't mean that."

"Ucapan spontan itu biasanya jujur," tandas Vezia.

Keanu tampak gelagapan. "Sorry, itu cuma pikiran konyol."

"Pikiran konyol yang bikin kamu mau tidurin aku malam itu," tuding Vezia sinis.

"Ku akui malam itu aku hilang kontrol tapi semua yang terjadi seperti yang kamu ingat. In your mind, there's nothing about we have a sex, right? Because we didn't."

Vezia membisu. Akhir ingatannya pada malam itu pada saat Keanu menantang bisa mehamilinya. "Tapi aku nggak ngerti, Nu! Kenapa kamu pasang lagi piyama yang sama ke badan aku?"

"Karena aku nggak bisa biarin kamu tidur tanpa pakaian."

"Aku? Naked?!" mata Vezia membulat.

"Almost."

Seketika Vezia murka, ia memukul Keanu dengan piyama di tangannya. "Brengsek kamu, Keanu! Bajingan!"

Keanu menghalau amukan Vezia dengan menangkap piyama itu. "You didn't totally naked! Yang lepas cuma baju sama bra kamu."

"Tapi kenapa kamu harus pasang piyama yang sama, Nu?!"

Keanu mengacak-acak rambutnya frustasi. "Nggak tau, Vey. Ku akui malam itu aku berpikiran pendek. Aku panik waktu kamu tidur gitu aja setelah bilang kita nggak bisa melakukan sex dalam mimpi. Mendadak aku sadar tindakan kita salah dan aku nggak tahu harus berbuat apa. Coba kamu pikir? Apa hubungan kita masih sama kalau malam itu kita sama-sama sadar? Sebenarnya pagi itu aku udah takut kamu sadar, tapi kamu nggak ngungkit hal itu sama sekali." Keanu tersenyum getir.

Endorphins in YOU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang