Anjing penjaga sudah menampakkan diri. Memberi isyarat bahwa dia yang akan mengambil alih kasus ini. Roberlain sedikit tidak yakin akan apa yang akan anak ini lakukan. Walaupun usia Ciel jauh lebih tua dari pada kepala polisi ini. Tapi secara fisik,Ciel masih terlihat seperti remaja 18 tahun.
"Aku tidak yakin Earl." ujarnya jujur. Dia saja sudah menangani kasus ini sejak 2 minggu yang lalu. Sejak mayat pertama ditemukan.
Namun tidak ada petunjuk yang merujuk pada sang pelaku. Bukti sangat sulit ditemukan. Dia yang polisi handal saja kesulitan,apalagi seorang bangsawan muda yang dia sendiri tidak yakin apakah memiliki otak secerdas itu.
Ciel tak menghiraukan ucapan Roberlain. Ciel diberi tugas,maka akan ia laksanakan. Gangguan kecil seperti itu tak akan mempengaruhinya sama sekali.
Dia berjalan mendekati mayat wanita itu. Tubuhnya pucat,terlihat 3 luka bekas tembakan di tubuh wanita itu.
Ciel meneliti dengan seksama,memandangi mayat itu dengan teliti. Sebastian di belakangnya juga mengamati. Tangannya diletakkan di bawah dagu,pose berfikir.
"Hei,hei.. Sudah,sudah. Ini tugas polisi,kami tidak butuh bantuan kalian. Kami bisa sendiri." ujar Roberlain mendekat ke arah Ciel.
Ciel tak menggubris. Matanya sibuk bergulir kesana kemari,mengamati,hingga matanya menangkap sesuatu yang janggal.
"Kapan mayat ini kalian temukan?." Ciel bertanya,namun matanya masih sibuk mengawasi sekitar.
"Tadi. 20 menit yang lalu." kepala polisi itu menjawab. Meski dia tidak rela urusannya dicampuri orang lain.
"Koran itu terbit pagi ini. Berarti itu berita kemarin kan?." Ciel berjalan pelan mendekati sungai. Bola matanya masih sibuk mengamati entah apa.
"Yes boochan ,kasus itu terjadi kemarin. Dan ini merupakan korban ke empat" ujar butler pribadinya.
Tangan Roberlain terkepal. Dia benar-benar kesal sekarang. Dia tidak suka dicampuri,apalagi oleh orang ini. Walaupun dia membawa surat langsung dari kerajaan,tetap saja dia tidak setuju.
"Kami tidak akan menyerahkan kasus ini padamu Earl. Akan kami selesaikan sendiri." Roberlain bersikeras.
"Mayat yang lainnya sudah di autopsi?." Ciel berjalan mendekati salah satu bawahan polisi tersebut,yang tadi mencegatnya.
"Sudah kubilang Earl aku ti-" ucapan Roberlain terpotong saat Ciel menatap Roberlain tajam.
"Aku bertanya pada anak buahmu,bukan padamu. Jadi diamlah. Aku tidak peduli entah kau setuju atau tidak jika kasus ini dialihkan padaku,aku tetap akan melakukannya." dia kemudian kembali menatap salah satu bawahan Roberlain,menanti jawabannya.
"Karena waktu penemuan mayat nya tidak berselang lama. Jadi,hasil autopsi nya belum keluar. Butuh waktu 3 minggu untuk menunggu hasilnya." ujar bawahan tersebut dengan keringat mengalir di pelipisnya.
Ciel memutar tubuhnya membelakangi bawahan itu.
"3 tembakan. Cara pembunuhan ini hampir mirip dengan pembunuhan mafia besar yang berkuasa disini. Bagaimana menurutmu?" Ciel kemudian memutar tubuhnya kembali menghadap bawahan polisi tadi.
"Anu.. Emm.. Saya juga berfikir seperti itu,eh itu,bukan,maksud saya,kami semua berfikir seperti itu juga. Berspekulasi bahwa pembunuhan ini dilakukan oleh mafia yang ada di kota ini." ujar bawahan tersebut,Marchel.
Ciel menyeringai kecil. Kemudian menggeleng pelan.
"Mafia di kota ini memiliki ciri khas membunuh yang sangat spesifik dan mudah di hafal." dia menggantung ucapannya kemudian berbalik kearah Sebastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Phantomive [END]
FanfictionSetelah menghilangnya Earl yang lalu. Kini setelah 50 tahun,Phantomive kembali mengangkat namanya kembali,dan mulai menghidupkan namanya sebagai salah satu keluarga bangsawan dunia bawah. Menjadi penguasa bangsawan dunia bawah,dan mengukir sejarah b...