Wedding Party

4.6K 444 208
                                    

Vincent membolak-balik halaman katalog yang sedang ia pegang. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk,kadang juga menggeleng-geleng,entah sedang apa dia.

Kegiatannya terhenti ketika melihat putra semata wayangnya masuk ke ruangannya. Vincent mengernyit melihat cara jalan Ciel yang menurutnya aneh.

Katalog yang tadi di pegangnya diletakkan di atas meja. Kemudian mengamati gerakan Ciel,hingga Ciel duduk dengan hati-hati.

"Kau kenapa? Jalanmu aneh,cara dudukmu juga aneh. Seperti kepiting ambeyen." ujar Vincent dengan wajah tripleks yang membuat siapapun jadi gemas ingin melempar sandal swallow tepat di wajahnya itu.

Perempatan mulai muncul di jidat Ciel. Dia enggan menjawab,malas jika nanti diejek lagi oleh ayahnya.

Vincent manggut-manggut. Kemudian bertanya dengan nada polos tanpa saringan.

"Bokongmu habis disodok?." ucapan frontal tanpa filter itu keluar dari mulut daddy sweety berambut biru kelabu dengan umur yang sudah tua,tapi wajahnya masih muda yang tak lain dan tak bukan adalah tuan besar Vincent Phantomive.

Ciel berjengit mendengar pertanyaan yang dikeluarkan sang ayah tercinta dengan watadosnya.

Namun sedetik kemudian dia kembali mengelus bokongnya yang nyeri. Ciel mendengus pelan,enggan menjawab.

"Ppffttt...huahahahhahahaha" tawa membahana terdengar memenuhi ruangan kerja Vincent.

Vincent tertawa terbahak-bahak dengan tangan kiri memegang perut dan tangan kanan menepuk-nepuk meja di depannya.

Sesekali dia terbatuk karena tertawa berlebihan.

Ciel semakin mendengus. Wajahnya ditolehkan ke arah lain dengan kedua tangan dilipat di depan dada,bibirnya sedikit maju kedepan.

Vincent yang melihat itu spechlees dibuatnya. Dia terbengong dengan mulut terbuka lebar,hampir saja ilernya mengalir kalau dia tidak segera menutup mulutnya. Apa-apaan ini? Putra nya ngambek?.

"Pffftt.... ahahahhaahahahah"

Dan lagi,suara tawa kembali terdengar memenuhi ruangan itu. Vincent kembali tertawa terbahak dengan pose yang sama. Tangan kiri memegang perut dan tangan kanan menepuk-nepuk meja.

Ciel mendengus sebal,kemudian berdiri berniat keluar. Namun Vincent segera menghentikannnya.

"Haduh... Iya iya Ciel Ayah akan diam." ujarnya sesekali menghapus air mata yang keluar karena tertawa berlebihan.

Ciel kembali duduk dengan hati-hati,takut bokongnya semakin nyeri. Vincent menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan. Mencegah tawa nya keluar.

Vincent kemudian menyerahkan beberapa katalog pada Ciel. Ciel menerimanya,kemudian membolak-balik halaman katalog itu.

"Rencananya ayah akan berikan beberapa baju dan perhiasan untuk sulung Elisabeth dan suaminya." ujar Vincent sesaat setelah dia berhasil menahan tawa nya.

Ciel mengangguk,kemudian meletakkan majalah yang dipegangnya di atas meja.

"Mungkin aku akan berikan kalung,dan beberapa set barang pecah belah. Cangkir teh dan teko nya mungkin." ujarnya setelah menentukan hadiah pernikahan untuk sulung Elisabeth.

Vincent kemudian mengangguk dan mengambil gagang telefon yang ada di mejanya. Dia menghubungi dapur,meminta Albert menyiapkan hadiahnya.

Setelah itu,Vincent memandang Ciel dengan hangat.

"Kau sendiri mau menikah kapan Ciel?." Ciel terkejut mendengarnya. Entahlah,kalau soal menikah dia tidak tahu. Lagi pula dia sudah bersama Sebastian sekarang.

The Return Of Phantomive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang