Adult

5.3K 500 67
                                    

Tring...

Suara sendok dan piring yang beradu di meja makan sesekali menginterupsi keheningan di sana.

Dua orang manusia,oh bukan,dua orang iblis berparas tampan sedang menikmati sarapan pagi mereka. Tidak ada yang membuka suara. Terbiasa karena mereka memang jarang berbicara satu sama lain.

Hingga kedatangan pelayan tampan yang membawa nampan berisi dua buah surat dengan motif elegan. Dia berjalan dengan sopan kemudian menunduk hormat pada tuan besar.

"Ada surat dari kediaman Midford Vincent-sama." Albert memberitahu sembari menyerahkan dua surat itu kepada tuan besar.

"Dua surat?." ujarnya dan mulai membuka salah satu surat tersebut.

"Iya Vincent-sama. Itu adalah undangan pernikahan,untuk anda dan tuan muda." ujar Albert kemudian melangkah mundur,memberikan ruang lebih pada tuannya.

Ciel mengambil amplop yang belum dibuka. Membaca nya,kemudian dia letakkan kembali surat itu di meja.

Vincent tersenyum kecil setelah membaca surat tersebut.

"Rupanya Elisabeth akan segera memiliki cucu." ujar Vincent,kemudian tersenyum ke arah Ciel "Kau sendiri kapan menikah Ciel?."

Bruss..m

Teh hambar yang ada di mulut Ciel seketika menyembur tanpa aba-aba. Sebastian yang sedang membereskan meja makan pun harus tersembur air teh bercampur liur dengan tidak aesthetic nya. Wajah tampannya kini sudah basah karena cairan berwarna kecoklatan bernama teh yang sudah bercampur dengan liur tuan mudanya.

Sekilas kalian bisa melihat perempatan di dahi butler hot kita ini. Ciel mencoba sebisa mungkin menahan tawa nya. Kemudian berdeham pelan.

"Ekhem... Em.. Aku tidak sengaja." ujarnya dengan tangan menutupi mulut seolah membersihkan sisa-sisa teh yang dia semburkan tadi,nyata nya tidak. Dia menutup mulut karena sedang menahan tawa nya sebisa mungkin.

Vincent sudah tertawa terbahak-bahak di lantai dengan tangan memegang perut dan tubuh berguling-guling.

Albert tetap terlihat kalem walau sesekali mulutnya gatal ingin tertawa.

Sebastian dengan keadaan rambut lepek dan wajah basah hanya diam menahan malu dengan perempatan yang berkedut di jidatnya.

"Emn.. Maafkan aku,aku tidak sengaja." ujar Ciel sekali lagi kepada Sebastian.

"Iya boochan tidak apa,kalau begitu saya permisi." Sebastian kemudian menunduk 90° kemudian berlalu dari ruang makan dengan perempatan yang masih terlihat samar di jidatnya.

Akan kuhukum kau boochan. Batin Sebastian dalam hati.

Sedangkan Vincent,masih tertawa sesekali mengelus perutnya yang kram. Dia sudah normal sekarang,kemudian dia berdiri dan beranjak dari ruang makan sesekali dengan tawa kecil,mengingat kejadian tadi.

"Kita bahas lagi di ruanganku Ciel." ujarnya kemudian keluar ruangan diikuti Albert di belakangnya.

Ciel mengangguk sekilas,kemudian berlalu keluar menuju kamarnya. Dia hanya ingin mengambil beberapa dokumen laporan tentang pembunuhan kemarin,untuk diserahkan pada Ayahnya.

Ketika Ciel masuk ke kamarnya. Tangannya tiba-tiba di tarik dan pintu nya tertutup sedetik kemudian. Ciel yang tidak siap pun terkejut bukan main,jika dia masih menjadi manusia,mungkin dia akan terkena serangan jantung.

Dan tersangka yang sudah membuat tuan muda manis kita terkejut adalah butler tampan murah senyum kita.

Sebastian metapa Ciel dengan seringai di wajahnya. Dia menatap Ciel dengan lapar. Yang ditatap seperti itupun hanya bisa menelan ludahnya. Alarm pada otak cerdas nya berbunyi dengan nyaring,tanda bahaya.

The Return Of Phantomive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang