Kau menyalahkanku?

3.3K 379 41
                                    

Ciel terbangun ketika merasakan sesuatu telah terjadi. Dia berdiri dan tanpa pikir panjang langsung melesat ke arah ruang kerja ayahnya. Perasaannya tidak enak,ada aura besar di sana. Dan itu sungguh tidak baik. Dibantingnya pintu ruang kerja sang ayah,dan Ciel bisa dengan jelas melihat kejadian disana.






















"Eh?" Ciel terdiam.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik









"APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI HAH?!" Ciel berteriak nyaring di sana. Dirinya yang masih memakai kemeja tidur,lengkap dengan rambut acak-acak an dan bekas iler di wajahnya (baiklah,kita abaikan yang satu ini),dan jangan lupakan jidat yang dihiasi sebuah perempatan imajiner yang terpampang disana.

Kemarin dirinya sudah dibuat kesal oleh Sebastian,dan sekarang? Oh ayolah,ini masih pagi. Lihatlah di depan sana,ayahnya tercinta sedang terduduk di meja kerjanya dengan sebuah makhluk merah menggelikan (baca=menjijikan) yang menempel di dada sang ayah dengan erat seolah enggan melepaskan.

Albert berkali-kali menyeka wajahnya sendiri,dia sudah seribu kali mendorong maklhuk merah ini menjauh,tapi nihil. Justru setiap kali ia menyentuh,si maklhuk merah akan berpindah menempel padanya. Sungguh,dia butuh pertolongan sekarang,dan teriakan tuan muda nya ini berhasil membuat si merah melepas pelukannya pada Vincent.

Ciel memijat pelipisnya,dia menghembuskan nafas berkali-kali. Dia harus sabar. Sedangkan Vincent yang ekspresinya masih cengo sudah diamankan oleh Albert.

Ciel melangkah maju. Tepat di depan maklhuk merah pengganggu tidurnya. Tangannya terkepal hendak memberi bogem pada si merah,namun sebelum hal itu terjadi,si merah ini malah menerjang Ciel dengan pelukan yang sangat erat.

"LEPASKAN GILA!!" Ciel membentak dengan tangan yang memukul-mukul tubuh si merah. Tubuh nya meronta minta dilepas.

"Aaahhhh~ Aku tidak tahu jika Phantomive ternyata sangat menawan. Astaga.. Ini hari beruntungku,aku tidak akan menyianyiakannyaaa ahahaaaa~~" ujarnya dengan wajah berbinar dan jangan lupakan mata penuh cinta dan aura lope lope yang mengelilinginya.

Baiklah Ciel kesal setengah hidup sekarang,wajahnya sudah memerah padam. Maka dengan sekali pukul tepat di kepalanya,dia langsung melorot kebawah dengan kepala membentur lantai. Dan saat itulah Sebastian datang. Sangat terlambat sekali.

"Jangan mencoba menyentuhku lagi Grell Suthcliff. Atau aku akan mengadukanmu pada si pembawa tongkat agar Death Syte mu disita." Ciel berkata final sebelum akhirnya menggendong Grell ala karung beras.

Wajah shinigami merah itu terlihat lebam,namun aura kebahagiaan memancar jelas dari matanya. Bahkan aura lope lope nya masih ada. Ketika matanya tak sengaja menangkap sosok Sebastian,dirinya entah terkena setan apa,tiba-tiba langsung meluncur menuju Sebastian sampai-sampai membuat Ciel oleng dibuatnya.

Dia melesat cepat ke arah Sebastian,dan Sebastian reflek menghindar satu langkah ke kiri. Dan alhasil,Grell mendarat tepat di tembok,dengan wajah menempel lebih dulu.

Ciel menggeleng-geleng. Orang gila di sini tidak pernah berubah,mereka tetap gila. Eh tapi tunggu,si merah ini bukan orang kan? Ah yasudahlah,toh dia tetap gila.

"Kau lambat sekali Sebastian. Kemana saja?" itu seruan Albert. Harusnya dia sudah disini sejak tadi,tapi anak ini baru muncul saat Ciel berhasil menghalau Grell.

"Maafkan aku. Lady Martha terbangun tadi,aku harus menemaninnya kembali tidur,dan meyakinkannya untuk tidak ikut mengecek denganku." ujar Sebastian dengan tubuh membungkuk 90°.

Di sisi lain,Ciel sedang menahan amarah nya. Semalam belum reda,dan sekarang ada lagi. Tak tahukah Sebastian,bahwa alasan itu membuat tuan mudanya ini jadi kesal setengah hidup. Bahkan dia sudah lupa kalau disini ada makhluk merah yang sudah beranjak berdiri dan menempel pada Sebastian.

The Return Of Phantomive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang