Liburan yang ditunggu-tunggu Vionetta pun datang. Sedari pagi dia semangat karena akan bertemu dengan sepupu kesayangannya.
Jika kalian bertanya apa Vionetta akan pergi dengan Putra mahkota atau tidak, sudah pasti jawabannya tidak.
Vionetta dengan tegas menolak, dia ingin sendirian dan tidak ingin Martin kesal karena waktu yang akan dihabiskannya dengan Vionetta terganggu dengan kehadiran Putra mahkota.
Dialun-alun ibukota, Martin sudah menunggu kedatangan Vionetta.
Pemuda itu tampak mencolok karena penampilannya. Walaupun masih berusia 11 tahun pesonanya sangat memukau.
Saat terlihat wajah yang selama ini dia rindukan dari kejauhan, dengan semangat Martin bangkit dari duduknya dan berlari menghampiri sosok itu.
"Kakaaaakkk......" teriaknya setengah berlari.
Mendengar suara yang familier, mata Vionetta otomatis mencari sumber suara tersebut.
Dia terkejut karena baru saja dia tersenyum dan akan membalas panggilan dari pemilik suara tersebut, tiba-tiba saja tubuhnya sudah tertabrak dan sedikit limbung.
Yaa, Martin dengan cepat memeluk Vionetta erat. Seolah mereka adalah sepasang kekasih yang terpisah bertahun-tahun lamanya.
"Aduuh, kalau kau seperti ini bisa bisa aku jatuh Martin. Tubuhmu tidak kecil seperti dulu lagi, jadi kendalikan sedikit kekuatanmu itu." omel Vionetta.
"Hehehe, kan sudah lama aku tidak bertemu denganmu kak. Apalagi sekarang kau masuk istana...."
"Sssttt, jangan keras-keras. Kau mau liburan kita berantakan karena banyak yang tahu kalau aku ini regina.?" ujar Vionetta berbisik.
"Upss, maaf. Kalau begitu aku harus memanggilmu dengan nama 'itu' kan?." kata Martin sambil tersenyum kekanakan.
"Kau memang harus memanggilku begitu, memang apa lagi.?" gerutu Vionetta dan kemudian mereka berdua tertawa bersama.
Sepasang mata tengah mengamati mereka dari kejauhan. Perasaan hangat menyelimuti orang tersebut saat melihat senyum tulus Vionetta.
Tapi bersamaan dengan itu, ada perasaan tidak senang melihat laki-laki muda itu terus menempel pada Vionetta.
Walaupun bisa dibilang laki-laki muda itu masih anak-anak, tapi proporsi tubuhnya yang tinggi dan tegap juga wajah yang tampan membuatnya sangat terusik.
Martin Julien Toussaint memang terbilang cukup tinggi dibanding anak-anak seusianya. Atau Vionetta saja yang memiliki badan lebih mungil dibanding beberapa Putri lainnya.
Jalan-jalan, bermain, mencoba jajanan dipinggir jalan hingga makan direstoran mahal sudah dilakukan Martin dan Vionetta.
Sedari tadi, Vionetta merasakan ada seseorang yang sedang memperhatikan dan mengikuti mereka.
Tapi dia tidak tahu siapa dan tidak peduli.
"Kak Annette.. "
"Hmm.."
"Kakak tau kan kalau aku, kak Vincent dan kak Theo sayang sama kakak?." tanya Martin saat mereka duduk dibawah sebuah pohon di alun-alun ibukota.
"Tentu saja, memang kenapa?." kata Vionetta bingung.
"Kalau kakak merasa sulit dan takut, kakak katakan saja padaku. Kak Vincent bilang kalau kakak sangat kesulitan karena pemilihan ini." ujar Martin lirih.
"Kakak bilang begitu?." Vionetta terkejut mendengar kakaknya ternyata juga mengetahui kesulitannya dan peduli tentang itu.
"Iya, kak Theo juga bilang seperti itu. Pokoknya apapun yang terjadi, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang kakak. Bagiku, kak Annete adalah kakak perempuanku yang berharga dan juga baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
END - Revenge The Villainess Lady [SUDAH TERBIT]
Historical FictionSebagian bab dihapus untuk kepentingan penerbitan [Lengkap] 04112020 Kehidupan baruku dimulai saat kematian pemilik tubuhku saat ini. Rasa sakit hati dan dendam yang masih tersisa membuatku harus menyelesaikan semua perasaan ini agar jalan takdir...