Rumah sosial yang di dirikan oleh Vionetta kini menjadi lebih besar dan menampung anak-anak yatim yang belum memasuki usia kerja untuk mendapat pendidikan dan keterampilan.
Bukan hanya dari wilayah Dukedom saja, beberapa anak juga berasal dari daerah lain bahkan dari utara, wilayah milik Grand Duke Marvelo.
Bisnis parfum dan juga roti milik Vionetta pun sudah diekspor ke kaisaran lain juga bisnis bahan mentah dan beberapa produk pertanian.
Berita utama di kekaisaran Ageria setiap harinya hanya kesuksesan Vionetta sebagai pengusaha muda.
Toko milik Baroness Bryne juga kini semakin ramai dan rencananya untuk membuat Count Kessler berada di pihaknya juga berhasil.
Semakin banyak juga bangsawan yang memiliki kebun dan ladang mencoba untuk bergabung dengan Vionetta, terlebih perdagangan hasil pertanian milik Vionetta benar-benar besar dan keuntungannya sangat besar.
Pencapaian Vionetta membuat sang ayah benar-benar terharu dan bangga. Bahkan Duke Follcon merasa bahwa dirinya benar-benar telah kalah dari sang Putri.
Begitu pula dengan Duchess Follcon dan juga Vincent, mereka begitu bangga melihat Vionetta telah tumbuh dengan baik.
Suatu hari, Vionetta pergi ke bagian selatan Dukedom untuk melihat secara langsung masalah yang dialami oleh Baron Cohen, salah satu relasi penghasil buah-buahan terbaik.
Setelah mempelajarinya, ternyata hanya masalah campuran pupuk yang digunakan. Bahkan Vionetta dengan percaya diri ikut turun untuk membuat pupuk organik walaupun sudah dicegah oleh para pekerja.
Banyak dari mereka yang kagum dan termotivasi untuk bekerja lebih baik agar tidak mengecewakan Vionetta yang sudah berandil besar untuk kesejahteraan mereka. Bahkan sampai tidak peduli gaun mahalnya menjadi kotor.
Tanpa Vionetta sadari, ternyata lagi-lagi Grand Duke Marvelo atau Rey melihat kerja keras Vionetta.
Dimata Rey, Vionetta benar-benar gadis muda yang mengagumkan. Pengetahuan dan kebaikan hatinya benar-benar membuatnya terpesona sejak pertama melihatnya.
"Lady Vionetta." sapa nya saat Vionetta sedang membantu menanam bibit jeruk.
"Ah, iya." Vionetta menoleh.
"Apa yang sedang anda kerjakan?." tanyanya.
"Ah, oh Yang Mulia Grand Duke.. " Vionetta terkejut, dan langsung berdiri membersihkan tangannya yang sedikit kotor.
"Tidak perlu seformal itu, mari kubantu naik." Rey tersenyum melihat tingkah Vionetta dan mengulurkan tangan untuk membantu Vionetta naik.
"Tidak Yang Mulia, terimakasih atas niat baiknya tapi tangan saya kotor. Saya akan naik kesana sendiri." jawabnya sopan.
"Tidak apa-apa Lady, biarkan saya membantu anda." kata Rey yang tetap mengulurkan tangannya.
Vionetta menerima bantuan Rey dan naik keatas dengan segera. Dia penasaran apa yang membuat seorang Grand Duke yang jarang keluar dari mansionnya harus bersusah-susah datang ke bagian selatan wilayah ayahnya.
Rey menjelaskan pada Vionetta bahwa dia mewakili beberapa asosiasi pengusaha diwilayah utara untuk turut bekerja sama dengan Vionetta.
Tapi Vionetta mengatakan jika ingin bekerjasama dengannya ada beberapa kualifikasi yang harus dilakukan. Menetapkan kualitas dan kuantitas produk agar bisa di distribusikan dengan baik juga perlu dilakukan.
Rey setuju, dan mereka membicarakan hal ini dikediaman Baron Cohen.
.
.
.
.Di sisi lain, Viscountess Stagen semakin meradang mendengar prestasi yang dimiliki Vionetta sekarang secara otomatis juga memberikan citra baik pada Barbara atau Duchess Follcon.
Viscountess semakin mendesak Miola untuk segera membereskan keluarga Vionetta. Berbagai rencana jahat sudah ada dibenak Viscountess.
Sedangkan Miola, dia sangat kewalahan dengan semua tugas yang diberikan kerajaan untuknya yang akan mewarisi gelar Ratu di masa depan.
Dari masalah politik negara hingga ekonomi harus dia pelajari, tapi satupun tidak ada yang dia mengerti.
Hal itu semakin membuatnya muak dan rasa benci nya pada Vionetta semakin besar juga rasa benci pada ayahnya yang terus menerus memaksanya untuk segera menguasai semuanya dan menaikkan status keluarga nya lagi.
Hari-hari Miola di istana serasa bagaikan neraka, bahkan kini faksi bangsawan mulai mempertanyakan kelayakannya untuk menjadi Ratu dimasa depan.
Ketika Miola lelah dengan semuanya, ibunya datang berkunjung. Bukan berarti kedatangan ibunya bisa sedikit mengurangi beban Miola, yang ada ibunya semakin menambah banyak beban pikirannya yang sudah kalut.
"Miola, kita harus bergerak lebih banyak. Selama ini kau melakukan apa? Kenapa Vionetta semakin dipuji orang-orang didesa bahkan di wilayah tempat kita tinggal semuanya menyebut nama gadis itu." kata Viscountess Stagen emosi.
"Ibu pikir aku disini tidak melakukan apapun? Aku disini juga bekerja keras. Aku juga sudah sangat muak dengan Vionetta bahkan sekarang Putra mahkota menaruh perhatian juga padanya. Aku juga sangat ingin menghabisinya segera. Aku ingin tau apa rencana ibu untuk keluarga Duke."
"Kelemahan Barbara ada pada Vionetta, jadi jika terjadi sesuatu hal besar pada Vionetta maka Barbara juga akan terkena dampaknya. Ibu berencana membuat Barbara dan juga Vionetta meregang nyawa sekaligus." senyum licik tersirat di wajah Viscountess.
"Ibu akan membunuh Vionetta?."
"Ya, ibu akan membunuhnya tepat didepan mata Barbara. Dengan begitu Barbara akan sangat terguncang dan akan mati bersama Putri kesayangannya."
"Apa ibu sudah memikirkan semuanya dengan baik?."
"Tentu, maka dari itu kau harus membantuku juga putriku." Viscountess Stagen mengusap rambut Miola.
"Lalu setelah itu, apa yang akan ibu lakukan?."
"Untuk menguatkan statusmu di kekaisaran dan juga menaikkan statusku, setelah Vionetta dan Barbara mati aku akan berpisah dari ayahmu dan memohon pada kaisar untuk bisa menikah kembali dengan Duke."
"Benar, faksi bangsawan yang dipimpin Duke pasti juga akan mendukungku. Aku akan membantu ibu."
Ibu dan anak yang sudah dibutakan dendam masalalu dan rasa iri merencanakan hal beresiko tinggi.
.
.
.
.Bisnis keluarga Duke semakin besar dan otomatis semakin memperkuat status keluarga. Begitu juga dengan keluarga Marques Toussaint yang turut andil dalam bisnis milik Vionetta.
Para anggota parlemen kekaisaran juga mulai menyesali hasil keputusan pemilihan regina waktu itu, dan amat sangat menyesal karena tidak berhasil membuat Vionetta tetap di istana.
Ratu banyak mendapat komplain dari para bangsawan yang menyetujui untuk mendukung Miola.
Mereka merasa sudah sia-sia membantu Ratu dan Miola, yang pada kenyataannya malah merugikan pihak mereka.
Bahkan beberapa orang yang baru saja mendapat gelar bangsawan baru harus kehilangan gelar tersebut dalam waktu singkat.
Sedangkan kaisar dan Putra mahkota merasa frustasi dengan keadaan kekaisaran yang kacau pasca pemilihan regina dan acara pertunangan nya dengan Miola, regina terpilih.
Pemerintahan mulai sedikit goyah karena anggota faksi bangsawan yang semula tenang, sekarang mulai menuntut dengan alasan kekecewaan terhadap ketidakadilan yang dilakukan keluarga kekaisaran.
Kelaparan terjadi dibeberapa daerah. Miola yang bertugas dinilai sangat tidak kompeten, banyak orang yang mengatakan bahwa Miola hanya tau perhiasan, baju, dan berhias.
Rakyat juga mulai menyampaikan kekecewaan mereka dengan kinerja buruk Miola.
Kasus kekerasan dan utang piutang yang menyeret Viscount Stagen juga semakin membuat Miola tersudut.
Dia mulai stress karena banyak beban yang dia tanggung sendiri, belum lagi tekanan dari segala arah. Dan karena semua itu, kebenciannya terhadap Vionetta semakin besar juga.
.
.
.Apa yang akan dilakukan Miola dan juga Viscountess Stagen pada Vionetta??
KAMU SEDANG MEMBACA
END - Revenge The Villainess Lady [SUDAH TERBIT]
Historical FictionSebagian bab dihapus untuk kepentingan penerbitan [Lengkap] 04112020 Kehidupan baruku dimulai saat kematian pemilik tubuhku saat ini. Rasa sakit hati dan dendam yang masih tersisa membuatku harus menyelesaikan semua perasaan ini agar jalan takdir...