"Apa ada yang perlu kau sampaikan pada ayah, Annette?." tanya Duke Follcon.
"Sebenarnya----" kata Vionetta ragu.
Semua orang yang ada diruangan memusatkan perhatiannya pada Vionetta, mereka juga penasaran dengan apa yang akan dikatakan Vionetta.
"Ayah, izinkan saya berlatih menggunakan pedang." kata Vionetta cepat.
Semua orang terkejut mendengar perkataan Vionetta, jarang sekali ada Putri bangsawan yang memegang pedang dengan tangannya sendiri. Dan bukankah keluarga Duke mempunyai cukup banyak ksatria pelindung?.
"Kau tidak sedang bercanda kan, adik?." ujar Vincent memecah keheningan.
Vionetta juga baru menyadari bahwa disana juga ada sang kakak dan pamannya. Dia mengerti sekarang, mereka berkumpul pasti untuk membicarakan penerus untuk keluarga ini.
"Saya tidak sedang bercanda, kakak. Ah tapi, sepertinya ini bukan waktu yang tepat membicarakan hal ini, jadi saya permisi. Maaf sudah mengganggu." Vionetta memberi salam dan pergi dari ruangan.
Kepergian Vionetta menimbulkan tanda tanya besar untuk Tuan Duke dan juga Vincent. Tapi tidak dengan Marques Toussaint yang malah tersenyum bangga mendengar keinginan keponakan perempuan satu-satunya itu.
.
.
.Disisi lain, lebih tepatnya di istana. Miola sedang memilih beberapa gaun yang akan dia beli dari designer gaun ternama di ibukota.
Designer yang sering dikunjungi keluarga bangsawan tinggi, tak terkecuali keluarga Follcon.
"Madam Lousie, apa ada gaun yang anda rekomendasikan untuk saya?."
"Sebelumnya saya mohon maaf kalau saya kurang mengerti selera Yang Mulia, tapi gaun dengan pita besar dipangkal punggung seperti ini yang populer. Bahkan Duchess Follcon juga memesan 3 gaun seperti ini." ujar Madam Louise.
Bukan hal baru jika Barbara Walters atau sekarang menjadi Duchess Follcon adalah kiblat para bangsawan wanita dalam berpakaian.
Apapun gaun yang dia kenakan di pesta ataupun acara-acara yang diselenggarakan para bangsawan, akan menjadi pusat perhatian.
"Apa keluarga Follcon selalu memesan gaun di toko anda Madam?." tanya Miola.
"Yang Mulia Duchess yang selalu memesan gaun dengan beberapa model, beliau benar-benar orang yang sangat cantik dan anggun. Beliau juga menjadi pelanggan istimewa ditoko kami." ucap Madam Lousi dengan senyuman hangat.
"Apa Yang Mulia Duchess akan hadir juga dipesta kali ini?."
"Yang Mulia Duchess selalu hadir jika tidak sedang berhalangan, beliau itu orang yang istimewa."
Mendengar semua pujian orang lain untuk keluarga Follcon membuatnya merasa marah.
Dia marah dengan kenyataan bahwa Barbara yang menjadi Duchess bukannya ibunya.
Jika saja saat itu Duke Follcon tidak bertemu dengan Barbara, mungkin kini hidup ibunya tidak akan sengsara seperti sekarang.
Dimata Miola, Barbara dan juga Vionetta sama-sama orang yang suka menghancurkan kebahagiaan keluarganya.
Miola bertekad akan menyingkirkan Vionetta dan keluarganya begitu dia duduk di singgasana Ratu kekaisaran Ageria.
.
.
.Disaat yang bersamaan, Vionetta sudah mendapat izin ayahnya untuk berlatih pedang dengan salah seorang Master dari ksatria pelindung keluarganya.
Vionetta yang dikehidupan lainnya juga pernah berlatih anggar dengan mudah mengikuti pelajaran dari master yang mengajarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
END - Revenge The Villainess Lady [SUDAH TERBIT]
Historical FictionSebagian bab dihapus untuk kepentingan penerbitan [Lengkap] 04112020 Kehidupan baruku dimulai saat kematian pemilik tubuhku saat ini. Rasa sakit hati dan dendam yang masih tersisa membuatku harus menyelesaikan semua perasaan ini agar jalan takdir...