Joohyun menatap kejut Seungwan. Bagaimana bisa lelaki itu ada disini. Dan dia mendengar semua yang dibicarakannya dengan Jisoo.
" YAa.. kenapa kau tidak sopan sekali!!!" Bentak Joohyun, sejak kejadian itu Joohyun sangat suka membentak orang, apalagi orang yang membuatnya hamil." Maafkan aku,, tapi kumohon Joohyun-ah, jangan pernah membunuh bayi itu. Aku mohon" Seungwan berlutut dan menundukkan kepalanya sedalam-dalamnya.
Joohyun berdiri menatap kesal laki-laki itu. Kemudian berlalu meninggalkan Seungwan dan Jisoo.
Seungwan mendesah, ia bingung. Apa yang harus dia lakukan untuk menebus dosanya, apa yang yg harus ia lakukan agar bayi tak berdosa itu tidak menjadi korban kebodohannya.
" Son Seungwan!!!" Seungwan mendongok, Jisoo berkacak pinggang menatapnya sengit.
"Bukankah kau sadar malam itu??" Tanya Jisoo, Seungwan tak tau harus berkata apa.
" Dengar Jisoo, aku yang berdosa, aku tidak bisa mengontrol diriku malam itu."
Seungwan hanya berharap Jisoo memahaminya, walaupun ia merasa sangat tidak tahu malu harus meminta orang lain paham keadaannya."AISHHHH!!!!DASAR LAKI-LAKI OTAK KOSONG!!!! SUDAHLAHHH...kau menghancurkan moodku saja! Harusnya kau pakai pengaman bodoh!!! Dan...... Harusnnya kau menumpahkannya di...luar" Jisoo menunduk, pipinya memerah. Apakah ia harus mengajarkan sex education dulu kepada orang didepannya,jelas-jelas ia mahasiswa kedokteran.
"Jisoo-ya, aku mohon bantu aku. Bujuk Joohyun untuk tidak menggugurkan anakku. Aku akan melakukan apapun yang dia perintahkan"
Jisoo bisa mendengar nada keputus asaan dari suara Seungwan."Hahhh...baiklah, aku akan mencoba" ucap Jisoo.
******************
Hari ini Jisoo memutuskan menginap di apartment Joohyun. Benar,Joohyun tidak tinggal bersama dengan orangtuanya. Ia ingin mendapatkan ketenangan dan berkuliah dengan nyaman. Orangtuanya terlalu sibuk, apalagi hampir setiap hari ada wartawan yang mengunjungi rumahnya. Maklum saja, ayahnya adalah kandidat kementrian kesehatan. Dan ibunya harus sering-sering mengunjungi rumah sakit yang dikelola keluarganya.
Saat ini mereka sedang berbaring diranjang Joohyun menatap hiasan bintang dilangit-langit ruangan itu. Joohyun tenggelam dengan fikirannya.sedangkan Jisoo berfikir bagaimana cara menghentikan niat buruk Joohyun.
" Bae Joohyun" jisoo memanggil gadis disampingnya tersebut.
Joohyun menoleh malas.
"Jangan pernah berfikir untuk menggugurkan kandunganmu itu"Jisoo bersungguh-sungguh mengatakannnya. Terlepas dari Seungwan yang memohon padanya, ia sangat menolak aborsi atau cara apapun untuk menghilangkan nyawa. Ia tak membenarkan dosa itu.
"Dia memintamu?" Tanya Joohyun.
"Dia memohon padaku untuk membujukmu. Selain Seungwan yang memohon, aku juga memohon padamu. Aku tahu, kau tak bersalah, kau hanya korban. Begitupun bayi yang ada diperutmu"
Jisoo, mengelus perut datar sahabatnya itu. Ia sedih, entahlah. Ia ingin bayi itu lahir. Ia ingin anak itu bahagia terlepas sepahit apa yang dialami ibunya untuk mempertahankannya.
"Joohyun, aku memang tak berada diposisimu. Tapi tegakah kau membunuh makhluk tidak berdosa yang saat ini bernafas dengan nafasmu?? Bisakah kau bayangkan gumpalan daging itu awalnya bewarna merah diperutmu kemudian saat ia dikeluarkan ia menjadi pucat pasi?"
Jisoo sungguh tak sanggup membayangkannya. Apalagi ia, Seungwan dan Joohyun berada di departemen Pediatrics (ilmu kesehatan anak, Alergi dan Pulmonologi).
KAMU SEDANG MEMBACA
APPA
FanfictionAku sangat menyayangimu, Son. Tumbuhlah menjadi hebat, karena aku mengorbankan masa mudaku demi membahagiakanmu. _SSW_ bolehkah aku memeluknya? _BJH_ Eomma?? _SWJ_